Emosi Winter meledak begitu saja, saat mendengar pujaan hatinya di ganggu oleh orang lain. Tanpa Karina tahu, Winter menyeret orang yang mengganggu Karina. Dia menariknya ke belakang sekolah, di sana ada terdapat gudang yang tidak pernah di kunjungi oleh siapa pun, kecuali tukang pembersih sekolah.
Dia membawa masuk, dan menutup gudang tersebut. Winter menatap tajam kepada orang tersebut, terlihat orang tersebut sangat ketakutan dan juga bingung.
"L-Lo mau apa?!"
Winter tertawa, dia melipat kedua lengan bajunya ke atas, agar dia lebih leluasa bergerak.
"Gue mau kasih lo pelajaran."
"P-Pelajaran apa? Gue gak ngapain-ngapain lo!"
"Lo emang gak ngapain-ngapain gue, tapi lo udah ganggu cewek gue."
"Cewek lo? Gue gak tau siapa cewek lo, tolong lepasin gue," mohon orang tersebut.
"Lo kenal cewek gue...oh gue lupa kenalin ya, cewek gue tuh dia cantik, lucu, gemes, dan juga sexy kalau lagi ke enakkan. Mikirin dia bikin gue pengen buat dia teriak nama gue tiap malam hahaha..."
Mendengar tawa Winter, orang tersebut semakin takut, apalagi gadis itu mengambil baja karat yang tergeletak di lantai. Winter berjalan mendekati dirinya, sambil tersenyum lebar.
"A-ampun, tolong lepasin g-gue," mohon orang tersebut sekali lagi.
Gadis musim dingin merasa begitu puas melihat seseorang memohon padanya, padahal dirinya bukan seorang tuhan yang harus di mohon ampun. Dia seorang manusia biasa datang untuk memberikan pelajaran kepada orang yang mengganggu gadisnya. Dia tidak terima, gadisnya di buat terluka dan mengeluarkan energi memukul orang di depannya. Memang gadisnya sudah membalas semuanya, hanya saja dia belum puas, jika orang tersebut belum kena pelajaran dari dia.
"Waktu lo ganggu Karina, kok lo minta ampun gitu? Lo malah bales pukulan cewek gue? Bikin bibir cewek gue jadi ada luka, lo kayak gitu merasa keren?"
"E-enggak, gue cuma-"
"Bacot! Rasain pelajaran dari gue bangsat!"
Winter langsung memukul kepala orang itu menggunakan baja karat. Tidak memberikan sedikit pengampunan atau belas kasihan, Winter memukulnya dengan babi buta. Dia tidak perduli jika orang tersebut kehilangan nyawanya, dia akan memukul orang tersebut sampai dirinya merasa puas dan amarahnya menurun.
Salah satu resiko jika berani mengganggu gadis miliknya. Mungkin gadisnya membalas orang mengganggu dengan gila, tetapi pasti dia ikut membalas orang tersebut lebih gila lagi, daripada pujaan hatinya.
------------
Melihat pujaan hatinya di sentuh oleh Jeno. Kemarahan di dalam dirinya sudah tidak bisa dia pendamkan lagi. Dia mengambil nampang besi disebelah meja. Dia berjalan menghampiri pria besar, dengan napas memburu. Tanpa banyak bicara, Winter langsung memukul kepala Jeno memakai nampang besi dengan keras, sampai benda besi itu menekuk hingga sembilan puluh derajat.
Pria tersebut mengerang kesakitan, dia memegang kepala belakangnya.
Semua orang terkejut dengan tingkah Winter secara tiba-tiba, gadis musim dingin itu menjadi seperti seorang monster. Gadis pendiam menjadi gadis yang menyeramkan, tidak ada yang bisa mengenali gadis itu sama sekali, termasuk sahabatnya.
"Winter! Lo ngapain?" Tanya Giselle.
"Gue cemburu paham gak?!" ungkap Winter.
Pengakuan Winter mengejutkan semua orang, tetapi membuat Karina tersenyum mendengarnya. Gadis musin dingin melihat ke arah pujaan hatinya, hatinya seketika menjadi hangat melihat senyuman lebar dari Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIE FOR YOU
FanficBerawal hanya sebuah kebencian menjadi sebuah perasaan yang tidak bisa di gambarkan oleh kata-kata puitis atau ungkapan. Perkembangan perasaan yang kecil menjadi besar. Warning !!! - Ada konten 18+ ® - Cuma fiksi - Harap bijak memilih bacaan - Tida...