Chapter 16

149 10 0
                                    

[16+]

Di perjalanan pulang dari bioskop, Yerin tertidur karena kecapean plus Heeseung memutar musik yang membuat Yerin tertidur.

Jam sudah menunjukkan pukul 20:45, Heeseung sedikit menurunkan kecepatan laju mobilnya.

Sekitar 15 menit kemudian, mereka sampai di rumah. Sesekali dia menoleh ke arah Yerin yang tertidur pulas.

Heeseung keluar lebih dulu dan membuka pintu Yerin. Dia tidak membangunkannya, tanpa basa basi, Heeseung menggendong Yerin ala bridal style kedalam rumah.

Yerin sedikit terusik, tetapi kembali melanjutkan tidurnya di gendongan Heeseung.

Ditengah-tengah anak tangga, Yerin terbangun. Melihat wajah Heeseung yang terlalu dekat. Yerin mengeratkan pelukannya. Menelusupkan wajahnya di tengkuk leher Heeseung.

Sesampainya di kamar, Yerin di turunkan di pinggiran kasur. Tapi tangan Yerin tak lepas dari Heeseung, membuat Heeseung setengah berdiri di depannya.

"Wine?" ucap Yerin sambil tersenyum. Heeseung pun tersenyum setelah mendengarnya.

Karena besok gak ke kantor, jadi aman-aman aja kan kalo malem ini minum?

"wait.." Heeseung pergi ke arah lemari kaca yang berada di dekat meja rias Yerin. Lemari kaca yang berisi tas Yerin dan beberapa wine dengan merek yang berbeda.

...

Mereka pun nongkrong di balkon dengan dua botol wine.

Awalnya mereka ngobrol tentang pemotretan, terus Heeseung cerita waktu dinasnya.

"bentar kak.." Yerin bangun lalu masuk kedalam.

Heeseung memperhatikannya dari luar. Yerin pergi ke meja rias, dia menyemprotkan parfum Heeseung ke tubuhnya lalu kembali menghampiri Heeseung.

Menyadari itu, Heeseung tersenyum. Yerin menaik turunkan alisnya lalu kembali duduk. Melihat itu, Heeseung menepuk pahanya mengisyaratkan agar Yerin duduk di pangkuannya.

Yerin hanya melihat Heeseung, lalu kembali meneguk wine nya sengaja. Heeseung tersenyum smirik.

Rencana Heeseung malam ini dia gak akan sampe tepar, biarin Yerin yang tepar sendirian.

Beberapa saat kemudian, Yerin sudah mulai kehabisan energi. Dia berdiri lalu berjalan ke arah Heeseung dan duduk di sampingnya.

Dia hanya duduk yang membuat Heeseung terheran-heran. Yerin menidurkan kepalanya di bahu Heeseung.

Melihat itu, Heeseung membenarkan posisi Yerin. Ditatapnya wajah perempuan itu. Tangan Heeseung terangkat untuk mengusap bibir Yerin dengan pelan.

Setelah puas memainkan wajah Yerin, Heeseung membawa Yerin ke dalam.

Ketika Heeseung menidurkan Yerin di kasur, Yerin sedikit memberontak dan kembali bangun.

Yerin menarik tangan Heeseung hingga membuat Heeseung terduduk tepat didepannya.

"Kak..." panggil Yerin lemas.

"hm?" Heeseung hanya berdehem lalu membenarkan rambut Yerin.

"mau kebawah.." ucap Yerin pelan sambil menundukkan kepalanya.

"mau apa?" Heeseung tidak bisa mendengarnya dengan baik karena suaranya terlalu kecil.

"Kebawah.." Yerin menurunkan kakinya dan berdiri dengan sempoyongan. Heeseung pun ikut berdiri dan membantu Yerin.

"kebawah mau ngapain? sekarang tidur ya, kakak ambil air mineral dulu" Heeseung memapah Yerin untuk kembali ke kasur.

Ketika hendak duduk, Yerin memeluk Heeseung dengan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Heeseung.

Heeseung menghela nafasnya, menahan sedikit hasrat yang nakal.

Salah sendiri, kenapa biarin Yerin yang tepar, udah tau kalo Yerin tepar bakal lebih brutal ngelakuin apapun.

"kak.." panggil Yerin.

"hm?"

"aku wangi ya?" Yerin menjinjitkan kakinya dan menunjukkan lehernya yang ia tadi semprotkam parfum.

"iya wangii" Heeseung mengendus leher Yerin sebentar.

"ini tuh.."

".. ini tuh parfumnya Heeseung.. wangi ya, seleranya bagus"

Heeseung tertawa mendengar itu.

"hm? kenapa?" Yerin mendongakkan kepalanya melihat Heeseung dengan kening yang dikerutkan.

"lucu"

Yerin tersenyum.

"aku?" tanya nya sambil memajukan bibirnya.

Heeseung pun mengecupnya sekilas.

Yerin naik ke atas kasur tanpa melepaskan tangannya dari tubuh Heeseung.

kini tangan Yerin melingkar di leher Heeseung.

"Lagi?" tanya Yerin mendekat wajahnya dengan wajah Heeseung.

kedua tangan Heeseung memeluk badan mungil Yerin.

Heeseung membiarkan Yerin melakukan apapun kepadanya.

Yerin berhenti untuk melihat setiap sudut wajah Heeseung. Tangannya mengusap-usap kepala bagian belakang Heeseung, itu adalah ujian berat bagi Heeseung.

"sayang.." panggil Heeseung mencoba menyadarkan Yerin.

"hm?" Yerin terus menatap wajah Heeseung.

"tidur yuk"

"em!" Yerin tersenyum dan mengeratkan pelukannya.

Akhirnya Heeseung bisa menangani Yerin malam ini.

Ya walaupun pas tidurnya uring-uringan. Yerin sangat menguji kesabaran Heeseung malam itu.

My Sweet Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang