UPDATE!!!
Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?
Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁
Vote comment share
Follow recommend
Love,
DyahUtamixx
Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Beasty dan supaya aku dapat terus bersemangat^^
Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄
Seperti biasa, untuk full mature Chapter (The 'Club') sudah tersedia di Karyakarsa, dan bagi kalian yang ingin membaca full mature chapternya, bisa skip chapter ini di wattpad dan langsung baca chapter yang ada di Karyakarsa. Link chapter ada di message board atau kalian bisa langsung ke profil karyakarsaku. Happy reading guys^^
Setelah pihak Steve memberikan persetujuan mengenai perdamaian atas masalah yang terjadi, tanpa membuang waktu lagi Jackson Bardi langsung memberikan instruksi untuk keberangkatan mereka ke London dan setelah makan malam selesai, tanpa menunggu lagi, semua yang akan berangkat ke London langsung mempersiapkan diri, termasuk Luna sendiri.
Kini, setelah dia selesai bersiap dengan semua bajunya sudah terlipat serta tersimpan rapih di dalam box yang akan dikirimkan ke London, Luna memanfaatkan kesendiriannya saat ini dengan berdiri di tengah kamar tidur apartemen yang dia beli dengan hasil jerih payah pertamanya. Dia menghela pelan, sambil mengusap perutnya yang mulai membesar, matanya tertuju lurus ke arah dinding kaca yang membentang di dalam kamarnya, memperhatikan kota New York untuk yang terakhir kali.
Tidak terasa matanya mengerjap cepat untuk menghalau air mata yang sudah berkumpul di sudut mata. Berbagai macam memori silih berganti berputar di dalam kepalanya. Dari perjuangannya sejak keluar dari panti asuhan untuk bertahan hidup dan mencari makan, kesendiriannya, depresinya, hingga kebahagiaan atas pencapaian yang dirinya rasakan setelah berjuang selama bertahun-tahun lamanya. Satu persatu hadir di dalam kepalanya bagaikan kaset yang diputar. Bibirnya bergetar, emosinya tidak karuan. Ada kesedihan, ketakutan, senang, bahagia, hingga kekhawatiran. Entah dia harus berbuat apa untuk menenangkan hatinya yang tidak karuan tersebut selain bergelung di dalam pelukan Alkrevas, karena hanya pria itu yang dapat membuat hati dan pikirannya diam serta tenang, membuatnya begitu damai.
Luna mengangkat satu tangannya, mengusap kaca dengan perlahan. Sekarang, dia akan meninggalkan kehidupannya di New York, menjadikan memori kehidupannya tersebut sebagai kenangan manis sekaligus pahit, demi melangkah ke jalan yang baru untuk membuat memori baru. Tidak terasa air mata yang sejak tadi ditahannya, mengalir di pipi tanpa permisi. Luna buru-buru dia hapus air mata tersebut sebelum ada satupun orang —terlebih Alkrevas— yang tahu bahwa dirinya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna's Beasty
WerewolfSequel dari Luna's Journey. Diwajibkan membaca buku pertama untuk mengerti dan paham alur cerita. The Dark Fantasy Story The Kingdom Series (Book 2 : The Werewolf Kingdom) 《●●●●●》 Setelah menerima fakta bahwa soulmate yang ditunggunya tidak kunjung...