BAB 16 - LOGAN

856 104 40
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Beasty dan supaya aku dapat terus bersemangat^^

Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Setelah Luna memberikan persetujuan mengenai rencana kepindahan ke London, tanpa menunggu lagi, segala persiapan langsung dilakukan oleh Jackson Bardi, baik itu mengenai urusan dokumen administrasi kependudukan maupun hal-hal lain yang berkaitan d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Luna memberikan persetujuan mengenai rencana kepindahan ke London, tanpa menunggu lagi, segala persiapan langsung dilakukan oleh Jackson Bardi, baik itu mengenai urusan dokumen administrasi kependudukan maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan barang-barang serta apartemen Luna hingga The Angel, dan meskipun semua ini berkaitan dengan dirinya, tapi Luna tidak sedikitpun mengeluarkan tenaga atau mengangkat satupun jari.

Tiap kali dia ingin melakukan sesuatu, entah itu Alkrevas maupun Philip sampai Marinka langsung menegurnya, meminta dirinya lebih fokus untuk beristirahat dan tidak perlu pusing memikirkan apapun. Di satu sisi, Luna sungguh bersyukur dan terharu dengan kepedulian mereka semua, tapi di sisi lain dia mulai jengah jika harus berbaring di atas kasur dan tidak melakukan apapun.

Terlebih semua persiapan berkaitan akan dirinya, dan berbaring tanpa melakukan apapun selain bermain ponsel hanya membuatnya semakin berpikir, terlebih secara tidak sadar dia akan membuka artikel mengenai The Angel, membuka sosial media, dan membaca komentar netizen. Memang itu hanya membuatnya semakin stress, tapi kebiasaan bukanlah hal yang mudah untuk dihilangkan hingga akhirnya Marinka menarik ponsel dari tangannya dan sekarang disinilah dirinya berada, duduk di atas kasur dengan mata tertuju ke arah televisi yang sedang menayangkan acara kartun.

Sudah tiga hari dia berada di kamar tidur dan hanya keluar saat waktu makan tiba. Itupun atas kekeraskepalaannya, karena jika tidak, mungkin dia akan makan di atas kasur seperti orang sakit. Luna menghela dan meletakkan remote TV di atas nakas tempat tidur. Sekilas matanya melirik ke arah Tab milik Marinka yang tergeletak di atas meja kerjanya. Tangannya gatal ingin meraih benda tersebut, namun Alkrevas yang sudah seperti 'anjing penjaga' untuknya, sedang duduk di sisinya dengan manik cokelat mengarah ke arah Televisi. Tidak perlu menjadi jenius kalau pria itu sedang berbicara bersama Philip melalui mindlink. Ekspresi serta postur tegang yang Alkrevas tunjukkan saat ini sudah menjadi bukti, terlebih fokus mata yang kosong dan berkabut.

Luna menggigit bibir bawah. Dia menatap layar televisi dan melipat kedua tangan diatas dada, kemudian seperti anak kecil yang sedang tantrum dia menendang selimut yang beberapa menit lalu Alkrevas pasangkan di tubuhnya seraya bergumam, "aku bosan." Mendengar suaranya, mata Alkrevas mengerjap, sehingga fokus langsung kembali ke mata pria itu, kemudian mata pria itu bergerak menatapnya dengan tatapan terhibur, sepertinya melihat dirinya merajuk dan menunjukkan wajah masam adalah hal yang lucu serta menghibur bagi pria itu. "Aku mau keluar. Ini sudah tiga hari. Apa tidak sebaiknya aku sendiri yang menyelesaikan urusan kepindahanku?"

Luna's BeastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang