Sequel dari Luna's Journey. Diwajibkan membaca buku pertama untuk mengerti dan paham alur cerita.
The Dark Fantasy Story
The Kingdom Series
(Book 2 : The Werewolf Kingdom)
《●●●●●》
Setelah menerima fakta bahwa soulmate yang ditunggunya tidak kunjung...
Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?
Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁
Vote comment share
Follow recommend
Love,
DyahUtamixx
Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang wanita berjalan di sebuah lorong yang sunyi dan sepi. Burung-burung yang biasanya terbang bebas di udara dan berkicau dengan bahagia, mulai sibuk untuk mencari makan demi sebuah kehidupan, kali ini memilih untuk bersembunyi di dalam sarang mereka, melindungi hal yang bagi mereka adalah berharga, tidak peduli jika mereka harus kelaparan. Hal tersebut pun berlaku pada hewa hutan yang ada di wilayah tersebut, bersembunyi dari sebuah ancaman mengerikan, agar mereka tetap hidup dan dapat menyambut hari esok.
Angin yang biasanya berhembus lembut, kali ini berhembus dengan kencang, membawa berita buruk yang penuh akan teror dan ketakutan, membawa jiwa-jiwa yang telah gugur dan berakhir dengan kematian. Matahari yang perlahan demi perlahan muncul, seolah enggan untuk menampakkan diri di wilayah tersebut yang telah diselimuti kabut kegelapan.
Sama seperti seluruh wilayah yang tertutup dengan ketakutan, kastil yang menjadi tempat tinggal bagi penguasa wilayah tersebut, juga mengalami hal serupa. Tidak ada satupun pelayan yang terlihat berlalu lalang untuk melakukan tugas mereka, walaupun fajar telah tiba di ufuk timur. Suatu hal yang jarang terjadi di suatu kediaman bangsawan dimana waktu fajar adalah waktu bagi para pelayan untuk memulai pekerjaan mereka sebelum Sang Tuan terbangun dan memulai hari. Tidak ada satupun suara terdengar selain derap langkah sepatu boots yang wanita itu kenakan. Tidak ada suara jantung selain suara jantung wanita itu, bahkan tidak ada suara bisik-bisik halus para pelayan yang selama ini tidak pernah absen membicarakan gossip maupun rumor. Hanya ada suara deru napas wanita itu yang teratur. Rambut keriting sepunggung yang berwarna cokelat, berkibar kencang tiap angin dingin bertiup. Tubuh tinggi ramping nan tegap yang dibungkus dengan seragam militer, bergerak dengan anggun. Medali yang tersemat di dada bagian kiri, bergerak tiap kali hentakan kaki terjadi.
Manik hazel yang terlihat begitu indah dan memukau saat terkena cahaya, bergerak mengawasi sekeliling dengan tatapan waspada. Satu tangan yang terlihat lentik namun disaat bersamaan kokoh— tanda bahwa wanita itu merupakan seorang prajurit tangguh, menggenggam bagian pommel yang berbentuk kepala serigala, sebuah simbol jati diri wanita tersebut dan merupakan bagian dari simbol kekaisaran dimana dirinya mengabdi.
Langkah kaki wanita itu terhenti dan indra pendengarannya yang tajam, tiba-tiba mendengar sebuah pergerakan serta pembicaraan. Walaupun terdengar jauh dan samar, namun wanita tersebut yang sudah terlatih, dapat mendengar percakapan itu. Manik hazelnya memindai sekeliling, kemudian dengan hati-hati dia kembali berjalan, kali ini memastikan kakinya tidak meninggalkan suara tiap kali melangkah.