BAB 8 - AFTERNOON WALKS

1.1K 140 27
                                    


UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Beasty dan supaya aku dapat terus bersemangat^^

Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luna merasakan matanya berkedut kesal. Dia menatap Alkrevas yang berdiri dengan begitu santai seolah-olah informasi mengenai ikatan jiwa antara Philip dengan Marinka bukanlah sesuatu yang penting. Tentu ucapan pria itu memang benar, tapi setidaknya beritahukan kepada dirinya saat bertanya kala itu, bukan memberikan jawaban misterius yang membuatnya semakin bertanya-tanya. Luna seketika teringat dengan percakapan dirinya bersama Marinka siang tadi dan menghela keras.

Tangannya terangkat seraya mencapit pangkal hidung dengan frustasi. Sikap tidak peka yang dimiliki oleh Alkrevas untuk orang lain terkadang sungguh menjengkelkan. Luna memejamkan mata untuk menenangkan emosi yang bergejolak, kemudian dia mengingat kembali ekspresi yang Marinka tunjukkan mengenai konsep 'soulmate', lalu 'sosok soulmate' bagi Philip di masa depan dan bagaimana ketertarikan yang wanita itu miliki pada 'Philip Bardi'. Belum lagi dengan kekecewaan yang tersirat di sorot mata Marinka.

Perlahan kedua mata Luna kembali terbuka. Dia menatap Alkrevas tajam sebelum berbalik dan melangkah menuju kasur seraya mendudukkan diri di sisi kasur yang empuk dan bergumam pelan, "setidaknya beritahu aku, Alk. Aku tidak akan mengatakan apapun pada Marinka dan pura-pura tidak tahu."

Satu alis Alkrevas melengkung naik dengan sempurna. Kedua tangannya terlipat di atas dada dan memperhatikan Luna dengan tatapan lekat, lalu dia berjalan mendekat dan berdiri tepat di hadapan Luna. Dia membungkukkan badan seraya mengulurkan tangan, meraih dagu Luna, mencapit dagu Luna lembut dengan telunjuk serta ibu jari sebelum mengangkat kepala Luna agar wajah Luna menghadap ke arahnya dan tatapan mata mereka bertemu.

Manik gelap Alkrevas perlahan berubah menjadi merah bagaikan permata rubi, menandakan bahwa Tayron mulai hadir di tengah-tengah mereka. Manik merah kembali berubah menjadi cokelat gelap, sebelum akhirnya kembali berubah merah, dan manik mata tersebut melirik bibir Luna yang merah menggoda lalu kemudian mengarah ke manik hazel milik Luna. Dia terkekeh pelan seraya memajukan wajah hingga hidung mereka saling bersentuhan dan napas keduanya yang berhembus menjadi satu kesatuan.

Ketegangan seksual begitu lekat di udara dan pipi Luna perlahan memerah karena ruangan yang berubah panas meskipun penyejuk ruangan telah dinyalakan. "Umm ... Alkrevas ...? Tayron ...?" Gumam Luna dengan ragu, tidak tahu harus memanggil siapa karena warna manik mata yang masih berubah-ubah, tanda bahwa Alkrevas serta Tayron sedang bergelut di dalam pikiran.

Luna's BeastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang