BAB 11 - PERTEMUAN

947 138 58
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Beasty dan supaya aku dapat terus bersemangat^^

Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan perlahan Luna bangkit berdiri dari kursi. Sekilas tangannya bergerak mengusap perutnya yang sedikit membuncit sebagai upaya untuk menenangkan diri sebelum berjalan menuju pintu dimana Alkrevas tengah berdiri menunggu dirinya dengan ekspresi yang mengerikan. Kedua tangan pria itu terlipat di atas dada dan manik mata yang telah berubah hitam, tidak sekalipun teralih darinya, masih terus menatap dengan begitu tajam.

Luna menipiskan bibir. Kapan terakhir kali dia melihat ekspresi seperti itu? Tanyanya di dalam hati dengan perasaan yang campur aduk, tapi perasaan yang mendominasi adalah perasaan kekalutan, karena tahu sesuatu yang buruk akan terjadi. Entah apa yang direncanakan Alkrevas untuk Logan. Semua pikiran itu membuat Luna merasa enggan untuk melangkahkan kakinya pergi, namun tidak ada yang bisa dirinya lakukan untuk membatalkan semua yang akan terjadi disaat Alkrevas sendiri yang memberikan perintah.

Langkah kaki Luna terhenti sejenak disisi Marinka, melirik wanita itu singkat sebelum kembali berjalan menghampiri Alkrevas. Dia bertanya-tanya apa adakah sesuatu yang dapat dilakukan untuk menghindari situasi yang sudah berada di depan matanya, tapi tidak ada jawaban yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Dia menarik napas panjang, kemudian melirik ke arah Philip berharap pria itu dapat melakukan sesuatu. Sebagai Kanselir Kaisar seharusnya pria itu sudah sering berhadapan dengan situasi seperti ini dan memikirkan cara untuk mengubah apapun yang sudah direncanakan oleh Sang Kaisar. Benar bukan? Sayangnya, ketika Philip menggelengkan kepala singkat seolah tahu akan maksud lirikannya, Luna berdecak di dalam hati. Dia ingin sekali menjambak rambutnya sendiri frustasi. Tidak bisakah dia beristirahat sejenak?

Akhirnya langkah kaki Luna terhenti di depan Alkrevas. Pria itu terus menatap dirinya dengan lekat sebelum menurunkan kedua tangan seraya membungkukkan badan agar wanah mereka dapat sejajar. Manik cokelat gelap Luna bertemu dengan manik hitam pekat Alkrevas, membuat perasaannya semakin kacau. Hati serta jiwanya bergetar. Dia bisa merasakan jantungnya berdegup cepat, apalagi ketika Alkrevas mengangkat tangan dan menyentuh tanda klaim yang menghiasi leher kanannya dengan jemari pria itu berupa sentuhan samar nan menggoda.

Luna tidak dapat mengalihkan tatapannya dari tatapan tajam nan mengerikan yang Alkrevas berikan dan napasnya tercekat saat jemari pria itu menekan tanda klaim di lehernya. Membuat tubuhnya merespon secara alami. Percikan disertai setruman yang intens menjalar ke seluruh tubuh. Luna menipiskan bibir menahan lenguhan dan kedua kakinya gemetar kuat, bersusah payah menopang tubuh dan menahan agar tidak terjatuh. Kedua tangannya otomatis meraih lengan Alkrevas, berharap hal tersebut membuatnya dapat berdiri dengan tegak. Luna menarik napas dan membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, namun Alkrevas yang terlebih dahulu berkata, "ingat Luna, kau adalah milikku." Pancaran obsesi, posesif dan kecemburuan semakin kuat di manik hitam pekat yang penuh akan kegelapan. Seketika Luna terhipnotis dan tenggelam di dalam kegelapan manik mata tersebut.

Luna's BeastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang