"Jalan yang sepi gelap dan sunyi, ditemani oleh suara burung hantu."
"Aku menelusuri setiap jalan itu melihat cahaya yang memantul dari dalam setiap rumah, ku pandangi jendela yang terdapat bayangan keluarga yang sedang makan bersama. Entah kapan ak...
Matahari mulai merayap di langit, menyinari langkah-langkah kecil Halilintar dan Taufan. Mereka melangkah bersama di jalan menuju rumah yang terletak di pinggir desa.
"Fan, gak mau pulang dulu ke rumah?" tanya Hali, mengajak adiknya pulang.
"Enggak, upan mau langsung main sama mpa," jawab Taufan antusias.
"Oke. Oii jangan jalan cepet-cepet!" ucap Hali berusaha mengejar Taufan yang semakin jauh di depannya.
"Masa kak Hali gak bisa ngejar upan? Upan pengen main!" seru Taufan sambil melompat-lompat kecil di sepanjang jalan, masih di depan Hali.
"Pelan dikit napa, memangnya kamu tahu rumahnya?" tanya Hali sambil mencoba menyusul langkah Taufan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi, Assalamualaikum."
"Iyaa tungguu, eh, si adek rupanya, mamah! Anak besti almarhum mamah udah dateng!" panggil seorang Gadis.
"Yaa!! Waalaikumsalam, Ya Allah, yuk, masuk dulu anak-anak. Tante siapin cemilan dulu, Gempa ada di dalam dijagain sama o'om," ajak Tante itu.
"Iya Tante. Gak perlu repot-repot," tolak Hali dengan suara ramah.
"Mau!" sela Taufan.
"Hush! Gak sopan," potong Hali.
"Udah, dua kunti bogel sana, cepat masuk," celetuk Gadis itu. Yang jelas umur Gadis tersebut jauh lebih tua dari duo kembar.
-
"Om, Tante, Ayuk. Terima kasih atas bantuannya tempo hari," ujar Hali sambil duduk di sofa, menundukkan kepala tanda bentuk penghormatan.
"Tidak masalah, Om senang bisa membantu. Dan lagi ini berkat Istri Om yang memintanya," jawab Om dengan senyum tulus, mengisyaratkan bahwa setiap bantuan yang diberikannya juga atas permintaan sang Istri.
Hali mengangguk menghormati, "Terima kasih banyak, Om."
Tante menambahkan dengan ramah, "Kalian sudah kami anggap keluarga sendiri jadi jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan ya."
"Omong-omong, Mamahku itu Besti-nya almarhumah Bunda kalian," ungkap Gadis itu.
"Saya mengerti. Saya benar-benar bersyukur atas bantuan yang Om dan Tante berikan. Semoga Allah selalu membalasnya dengan kebaikan."
"Hahaha, masih bocil sudah bisa pakai bahasa formal. Santai aja cil," seloroh Gadis tersebut sambil mengacak rambut Hali.
Mereka menyambung obrolan santai, membagikan cerita dan tawa di antara mereka. Tidak terasa senja mulai menyapa dengan keindahannya, menyirami ruang tamu dengan cahaya emas yang lembut.