• ⟡ 「 𝟏𝟕 - 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧 」 ⟡ •

437 87 9
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

"Hari baru, cobaan baru.."

Halilintar bergumam dengan pelan. Ia memandang malas sarapan yang ada didepannya. Ia sama sekali tidak memiliki niat untuk makan sama sekali hari ini.

Ini semua terjadi karena ia sudah dapat merasakan kebosanan tingkat angkut pagi ini. Salahkan Voltra dan Kaizo yang tidak cepat-cepat memberikannya tugas.

Selagi Halilintar melamun dengan makanannya. Bibi Va dan beberapa maid lainnya pun terdiam di ujung ruangan. Mereka menunggu Halilintar selesai makan untuk segera mencuci piringnya. Tapi melihat keadaannya saat ini, sudah dipastikan bahwa Halilintar tidak akan selesai dengan cepat.

'Yaampun.. masalah apalagi yang menimpamu? Tuan muda?' Tanya batin bibi Va khawatir.

Pasalnya, ini sudah hampir setengah jam sejak Halilintar duduk di kursi itu. Ia sudah melamun cukup lama.

"Uhm.. tuan muda?"

Halilintar menoleh ketika mendengar bibi Va memanggilnya. Ia menaikkan sebelah alisnya sebagai tanda tanya.

"Ya?"

"Sebelumnya maaf kalo saya terdengar lancang, tapi apakah tuan muda baik-baik saja?"

"Hm? Emangnya aku kenapa?"

"Ah tidak.. hanya saja tingkah anda sedikit berbeda dari yang biasanya.. anda juga terlihat sedikit lebih pucat daripada biasanya.."

"Ah benarkah?"

"Ya tuan muda."

"Huft.. tenang saja bibi Va. Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir.."

Setelah mengucapkan itu, Halilintar pun langsung berdiri dari kursinya. Ia tersenyum tipis ke arah bibi Va dan maid lainnya.

"Aku baru ingat, aku punya tugas yang harus segera aku selesaikan. Jadi aku rasa sarapannya sudah cukup sampai disini, kalian bisa mencuci piringnya sekarang."

Halilintar berucap sembari berjalan naik menuju kamarnya. Ia juga berucap dengan nada yang terkesan lebih lembut daripada biasanya. Hal itupun membuat bibi Va dan beberapa maid lainnya saling pandang.

"Hey.. apa kalian merasa tuan muda terlihat aneh hari ini?" Tanya bibi Va kepada maid lainnya.

"Ya.. seperti yang kau katakan, ia terlihat lebih pucat." Jawab salah satu maid.

"Hm...ia juga sepertinya sedang banyak pikiran!" Tambah maid lainnya.

• 「⟡」 •

Cklekk..

Voltra membuka sebuah pintu bernuansa putih di sebuah rumah sakit. Ia menatap sendu tubuh seseorang yang saat ini sedang terbaring di hospital bednya.

Dengan langkah gontai, Voltra pun mulai masuk ke ruangan itu. Ia melangkah mendekati sosok ringkih yang saat ini sama sekali tidak berdaya, atau bisa kita bilang koma.

Ia adalah sosok tangan kanan Voltra, yaitu Petir.

"Huft.. padahal kan udah kubilang waktu itu, jangan memaksakan tubuhmu.. kan lihat! Sekarang apa yang terjadi padamu?!"

Voltra bergumam dengan lirih. Ia mengelus-elus rambut petir dengan lembut.

"Dasar.. kok bisa sih, aku punya adik yang keras kepala kayak kamu?"

Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang