17. LALAI

131 8 0
                                    

Rhea kira mereka akan menyewa hotel sebagai tempat untuk bermalam. Soal dia bilang Trez pasti punya rumah cuman becanda aja.

Tapi Rhea seperti nya lupa bahwa Trez orang kaya raya. Mereka justru pergi ke hutan-hutan lalu terlihat ada rumah besar berdiri disana. Ini bukan hutan yang saat Rhea diculik.

"Aku kira kita akan menginap di hotel." Kata Rhea sambil turun dari mobil
"Of course tidak. Itu mempermudah mereka menemukan ku." Balas Trez.

"Aku lupa."

Mereka masuk ke rumah besar itu Dan disambut dengan dua pelayan saja serta beberapa bodyguard atau bawahan Trez. Rumah yang ada di sini tidak kalah besar juga tapi karena bisa dibilang jarang ditempati.

Tidak bisa dipungkiri di sini hanya terdapat tiga lantai saja rumahnya juga kamarnya lebih sedikit dari rumah utama.

"Kamar Kita ada di lantai 3."

Jika kalian berpikir tidak ada lift maka jawabannya salah. tentu saja ada, Trez tidak semiskinan untuk tidak membeli rumah yang tidak ada lift.

"Kamar kita terpisahkan?" Tanya Rhea. Bunyi pintu lift terbuka keduanya keluar dari lift dengan Radar yang ada di belakang mereka juga satu pembantu yang mengikuti kedua pasangan tersebut.

"Di rumah ini, lantai 3 terdapat 5 kamar, di lantai 2 terdapat 4 kamar dan di lantai 1 terdapat 2 kamar. jadi kesimpulannya?" Trez melirik ke arah Rhea
"Kesimpulannya adalah kamarku sendiri." Rhea berjalan mendahului Trez dan melihat pintu-pintu kamar yang ada di sana.

Trez langsung mengikuti langkah Rhea.
"Aku menyarankan mu di kamar pojok itu." Trez menunjuk salah satu kamar pojok dekat jendela besar yang ada di sana.

"Kenapa harus di sana?" Tanya Rhea
"Jawabannya mudah karena di dalam sana terdapat jendela besar juga sama yang di sebelah situ, pemandangannya langsung ke hutan-hutan." Ucap Trez.

"Maksudmu? aku harus melihat pemandangan setan saat malam hari begitu?" Tanya Rhea kesal
"Aku hanya menyarankannya saja."
"Tidak. aku akan mengambil kamar di sana saja, dekat lift."

Rhea menunjuk kamar di sebelah kanan pintu keluar lift. Di sebelah kanan ada dua kamar dan di sebelah kiri terdapat 3 kamar, tapi untuk kamar yang satunya harus melewati lorong dahulu, baru bisa masuk ke dalam kamar tersebut.

"Baiklah terserah mu." Ucap Trez

"Lalu kamarmu di mana?" Tanya Rhea
"Kamarku tepat berada di samping kamarmu." Jawab Trez
"Astaga! kenapa selalu kebetulan seperti ini." Kata Rhea sambil menepuk keningnya.

Gadis itu berbalik dan menatap kedua orang yang mengikutinya dan juga Trez.
"Radar kau tidur di mana?" Tanya Rhea
"Saya tidur di lantai 1 Nona. Lantai 3 dan 2 khusus untuk anggota terdekat dari Capo." Jelas Radar.

"Baiklah jika begitu, kau dan juga pembantu ini boleh pergi." Perintah Rhea dan diangguki oleh kedua orang tersebut.

"Omong-omong Jika ada yang mengetuk pintu depan, kau tidak boleh membukanya." Ucap Trez sambil mengantar Rhea menuju kamarnya. Keduanya masuk ke dalam kamar Rhea.

"Itu kan pasti tamu, memangnya kenapa tidak boleh membuka pintu?" Tanya Rhea heran. Dirinya akan mendengarkan perkataan Trez sambil membereskan barang-barangnya.

"Ya intinya Jangan dibuka pintunya."

"Memangnya kepolisian sudah tahu keberadaan kita?" Tanya Rhea sedikit was-was.
"Tentu saja tidak. kau tahu bukan Radar seorang asisten yang hebat." Trez berucap bangga.

"Baiklah terserah mu! lebih baik, kau kembali ke kamarmu dan segera istirahat." Usir Rhea
"Memangnya kau tidak ingin memberikanku sesuatu gitu?" Trez menunjukkan wajah menjengkelkannya, menurut Rhea.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang