19. JANGAN DIPIKIRKAN!!

126 7 0
                                    

"ini barangnya." Kata orang yang sedang melakukan transaksi kepada Trez.
"Terima kasih Badel, aku tak pernah salah membeli apapun dari mu. Semuanya membuat ku puas." Puji Trez.

Badel yang menghitung uang itu seketika tersipu. Siapa yang tidak bangga telah di puji oleh seorang mafia terkuat di dunia bawah?

"Terima kasih Capo." Ucap Badel sambil membungkuk hormat. Trez hanya terkekeh kecil, lantas dia melirik ke samping kala Radar membisikkan sesuatu.
"Badel, segeralah pergi dari sini." Perintah Trez.

Badel yang tadi sempat diberi tau oleh Radar, segera pergi dari sana. Setelah selesai berpamitan dengan Trez, Badel segera pergi. Dirinya tak mau terkena anggota kepolisian.

"Jadi?" Tanya Trez
"Mereka ada di bawah." Jawab Radar.

Terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Radar dan Trez berbincang-bincang santai sampai Kedua orang yang di tunggu-tunggu sudah tiba berhadapan dengan mereka.

"Angkat tangan!! Anda sudah di kepung!!" Satu orang menodongkan pistol ke arah Trez. Radar juga ikut menodongkan pistol ke arah orang itu
"Angkat tangan!"

"Kenapa kalian ingin sekali menangkap ku?" Tanya Trez mengkodekan Radar untuk menurunkan pistolnya.
"Karena kau!! tingkat kriminal di kota ini meningkat! Narkoba hampir ada dimana-mana!" Teriak salah satunya.

Trez tertawa hingga menggema di seluruh gedung kosong itu.
"Sejujurnya bukan aku yang menyebarkan narkoba, mereka yang menginginkan nya. Jadi kenapa tidak aku beri saja?" Trez menampilkan seringai nya.

"Itu semua juga karena kalian. Pengelolaan aturan kalian lah yang salah." Ucap Trez sambil berjalan di bangku yang memang sudah ada disana.

"Kau seorang penjahat, maka serahkan dirimu saja dari pada mengkritik aturan kepolisian yang akan menghukummu berat." Win berucap penuh penekanan.

Trez tertawa hingga memegangi perutnya lalu menatap Tajam ke arah kedua laki-laki polisi itu.

"Kemana gadis itu?" Tanya Trez sambil menyalakan rokok.
"Serahkan dirimu dulu baru akan aku berikan anak itu." Sahut Win
"Kau mengancam ku?" Tanya Trez terkekeh.

"Orang mana yang mengorbankan seorang gadis baik kepada ku? Kalian sengaja kan? Aku benci milik ku di permainkan seperti itu." Trez berdecih sambil melirik Jevin yang terdiam membuat Trez menyeringai.

"Tapi aku berterima kasih juga karena mempertemukan orang yang aku cintai." Ucap Trez.

"Jangan berbasa-basi!! Akan ka---"

Dor

Dor

Dor

"Aku masih ingin kau menjelaskan semuanya kepada istri mu." Ucap Trez dingin. Bawahan Trez menembak Kedua polisi itu, Win terkena di bagian Kaki kiri nya serta tangan kirinya, Jevin terkena Kaki Kanannya.

Kedua polisi itu kini bersimpuh di depan Trez. Nampak orang berbaju hitam ada di belakang Boss mafia itu.

"Dia sudah kami amankan Capo." Kata salah satu orang bawahnya
"Bagus, kita pergi sekarang." Trez hendak pergi tapi seruan salah satu di antara mereka membuat Trez marah dan berakhir melayangkan tendang hingga orang tersebut terpental ke tembok.

"Jangan bawa Rhea! Dia adik ku!" Teriak Jevin sedetik kemudian tubuh itu terpental.

"Jangan sebut nama Milik ku dengan mulut busuk mu itu!!" Wajah Trez sudah menampakkan kemarahan yang dia pendam
"Kau seorang pengecut!! Adik mu sendiri, kau korbankan! Kau orang terpengecut!!" Teriak Trez dengan dada yang naik-turun karena emosinya.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang