14

2.2K 153 0
                                    

Typo🙏
HAPPY READING...!!!




















Cio sudah tau kemana arah pertanyaan Shani. Dia pun menceritakan dari awal apa yang terjadi pada Chika.
Shani juga menceritakan pertemuannya dengan Chika pada Cio.

"Maaf, Bu. Chika sudah lancang memanggil Ibu dengan sebutan itu. Karna memang wajah ibu dan mendiang istri saya itu sangat mirip."

"Boleh saya liat fotonya?" Pinta Shani.
Cio segera mengeluarkan ponselnya.

"Ini istri saya"
Saat melihat foto itu Shani tertegun. Ternyata memang mereka sangat mirip. Tidak ada beda sama sekali dari wajahnya. Pantas jika Chika menganggap Shani mamanya.

"Mirip banget pah" ucap Imel.

"Ko bisa ya? Padahal kita ga punya lagi anak selain Kaka sama adek." Timpal Keenan.

"Anindya Elvita Devinamira, mamanya Chika. Dia meninggal satu tahun yang lalu." Lirih Cio.

"Maaf, pa. Saya tidak bermaksud untuk mengingat kembali kejadian itu." Ucap Shani.

"Tidak apa-apa Bu. Oh iya mana Chika nya?" Tanya Cio sambil menyimpan kembali ponsel ke saku celananya.

"Dia masih tidur, kasian jangan dibangunin." Ucap Shani. Cio yang mendengar perkataan Shani itu hatinya sedikit menghangat. Ternyata ada sosok diluar sana tepatnya dihadapannya yang seperti Anin. Bukan hanya wajah, tapi perlakuan mereka pun sama.

"Boleh saya liat?" Pinta Cio.

"B boleh, mari ikut saya. Mam, temenin." Ucap Shani pada Imel.

Cio memasuki kamar Shani, dilihatnya Chika masih tertidur. Sepertinya anaknya itu terlihat sangat bahagia saat ini, meskipun sedang tidur. Tapi wajahnya sangat berseri tidak seperti biasanya.

"Sayangnya papa, Alhamdulillah papa bisa nemuin kamu."

"Jangan dibangunin, pa. Kasian." Ucap Shani.

"Saya mau bawa Chika, Bu. Ga papa dia lagi tidur juga. Mami sama adik saya sangat khawatir sama Chika."

"Sisilahkan" ucap Shani. Imel yang mengerti keadaan Shani sekarang, dia hanya bisa mengelus punggung Shani.

"Sebentar pa" Shani menahan Cio yang akan menggendong Chika.
Shani duduk di samping Chika. Dia suraikan rambut yang menutupi wajah Chika.

"Sayang, sampai ketemu lagi dilain waktu ya. Kamu kalo kangen aku, kamu bisa main kesini. Kamu harus sembuh, baik-baik ya disana. Muachhh" Shani mencium kening Chika. Hatinya sedikit sakit, harus berpisah dengan Chika. Tapi mau bagaimana lagi, keluarga Chika juga khawatir padanya. Cio yang melihat hal itu semakin kagum dengan Shani. Sifat keibuan dan kelembutannya sangat terlihat.

"Sudah pa."

"Baik Bu, sekali lagi terima kasih sudah merawat Chika."

"Sama-sama pa" ucap Shani. Cio mulai menggendong Chika.

"Hati-hati nak Cio." Ucap Imel.

Setelah berpamitan pada mereka, Cio pun kembali ke rumahnya. Shani yang melihat kepergian mobil Cio, rasanya dia tidak rela Chika dibawa pergi.

"Udah ka, kamu jangan mikirin dia lagi. Chika udah sama keluarganya." Ucap Keenan.
Shani hanya terdiam.

"Kaka mau ke kamar dulu mam, pah."

"Iya sayang." Ucap Imel

SKIP

Cio sudah sampai di rumahnya. Veranda sejak tadi sudah menelpon Cio untuk menyuruh nya cepat pulang.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang