04. new house

530 77 6
                                    

Jiseanza memandang Arez kesal dihadapannya saat kereta kuda mulai melaju, dia bingung pada pangeran kekaisaran dihadapannya tersebut.

"Bukankah ini sama saja penculikan?" Tanya Jiseanza.

Arez tertawa dengan menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa seorang Jiseanza menyebut Arez menculik dirinya.

"Ada orang menculik untuk dinikahi?" Tanya Arez.

Jiseanza bingung, dia menimang ucapan Arez sembari kepala yang dimiringkan kesamping seperti orang linglung.

"Siapa?" Tanya Jiseanza.

"Sepertinya sangking sering kamu di perlakukan tidak adil di keluarga mu, kamu seperti orang yang lambat pemikiran" ujar Arez.

"Ck, saya merasa tersakiti mendengar ucapan tersebut dari anda yang mulia" ujar Jiseanza menjawab sembari berdecak kesal, ucapan Arez menusuk kedalam relung hatinya.

"Baiklah" Arez menaruh minuman di meja yang terdapat dalam kereta kuda megah tersebut "aku akui bahwa aku menculikmu, tapi aku akan menikahimu"

Tubuh kecil Jiseanza tersentak, dan saat itu juga sayap yang tadi siang Arez lihat muncul secara tiba tiba.

"Eh" Jiseanza menatap kearah belakangnya, dia nampak gugup di hadapan Arez seperti orang ketakutan.

"Maaf, ak —"

"Tidak perlu di sembunyikan, aku sudah melihatnya" Arez menyela ucapan Jiseanza membuat Jiseanza mematung dengan mata membulat besar.

"Bagaimana bisa?" Tanya Jiseanza tak percaya.

"Saat kamu sedang bermain bersama maid, memegang beberapa bunga mawar bewarna biru, lalu kamu berkata akan menggigitnya. Disaat itu juga aku mulai berfikir bahwa, kamu indah, apa yang kamu miliki tidak perlu disembunyikan" Arez memandang Jiseanza yang duduk dihadapannya.

"Aku menyukaimu, dengan apa yang kamu miliki, kamu sempurna"

Jiseanza terdiam kembali, kemudian helaan nafas panjang terdengar sangat lelah.

"Pangeran, anda tau saya bukan?" Tanya Jiseanza.

"Tau, pangeran Jiseanza Clancy Federica" jawab Arez santai, sangat santai.

"Dan anda memanggil saya pangeran? Jadi anda tahu bahwa saya ini laki-laki sama seperti anda" sambung Jiseanza, matanya terpejam saat menjelaskan hal tersebut.

Wajah polos Jiseanza membuat Arez tersenyum, dia kemudian bertanya pada Jiseanza "lalu, apa masalahnya?"

"Astaga pangeran Arez, anda masih bertanya, sudah jelas anda salah memilih seseorang yang seharusnya anda tidak berkata seperti itu kepada saya" ucap Jiseanza menjelaskan.

"Kamu pikir menikahi seorang laki laki itu masalah?" Arez mendekatkan diri duduk di samping Jiseanza membuat laki laki manis itu bergeser.

Arez menatap sayap indah milik Jiseanza, dia tersenyum mencoba mengusap usap kepala Jiseanza sangat pelan.

"Aku tetap pada pendirianku, bukan masalah dan sudah banyak yang melakukannya. Aku sudah jatuh hati padamu dan kamu harus bertanggung jawab, mau tidak mau kamu lancang mengambil hatiku yang terkunci begitu saja, dan kamu harus menikah denganku" jelas terang Arez pada Jiseanza.

"Bagaimana jika pangeran Arez saya bantu?" Tanya Jiseanza.

"Bantu?" Arez mengangkat sebelah alisnya menatap Jiseanza bingung.

"Benar, saya bantu" Jiseanza menaruh jari telunjuknya di telapak tangan Arez "saya akan membuat pangeran Arez lupa dengan saya, jadi anda bisa menyukai orang lain"

Spring Tulips || On GoingWhere stories live. Discover now