Jiseanza menunduk takut menatap laki-laki yang baru saja menyelamatkan dirinya, bukan kareja tampangnya. Tapi karena, dia memang selalu takut pada orang asing yang baru saja dia temui.
"Jadi, apa yang kamu lakukan ditempat seperti itu?" Tanya seseorang yang Jiseanza sudah tau namanya, yaps Marquez.
"Um" Jiseanza bingung harus menjawab apa, dia sendiri mencoba mencari jawaban dalam benaknya tapi jika memberikan sebuah kebohongan itu bukanlah hal yang baik "aku kemari, untuk mencari seseorang"
"Apakah, tamu?" Tanya Marquez dengan menaikan satu alis mencari jawaban dari Jiseanza, karena Jiseanza berucap hanya setengah setengah.
"Tidak, aku kesini karena ada seseorang yang memberikan arahan ka balai kota bahwa aku bisa mencari seseorang yang hilang" jawab Jiseanza memberanikan diri.
"Ah jadi seperti ini, aku paham" Marquez berjalan kesisi Jiseanza "pasti si tua bangka itu yang menyuruhmu kemari, dasar ibu-ibu tidak berguna"
"Eum aku tidak paham" ujar Jiseanza menatap Marquez yang berada di sisinya tengah menatap belati yang sedari tadi ia mainkan membuat Jiseanza was was bahwa Marquez bukan orang yang baik.
"Kau dijebak, ini bukanlah tempat untuk mencari seseorang yang kau maksud. Tapi ini penjualan, jika kau paham mungkin rumah ini milik saudagar lacur, mungkin ia tertarik dengan dirimu yang mempunyai tubuh bagus juga wajah yang cantik, sudah bisa dipastikan kau akan menjadi gadis idaman yang dibeli dengan harga mahal" ucap Marquez panjang lebar.
Sedikit tidak paham tapi Jiseanza dapat menangkap ucapan dari Marquez, ternyata sisi gelap luar kerajaan yang selama ini ia dengar benar benar ada. Penjualan para gadis kepada seseorang yang ingin dibeli, sama hal nya mereka menginginkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka meski dikota yang damai, atau lebih tepatnya mereka adalah orang orang yang nafsu akan uang dan kebahagiaan dunia.
"Lalu, kau kesini mencari siapa? Aku bisa mengantarkanmu untuk mencarinya" tawar Marquez menatap Jiseanza.
"Sungguh kau akan membantuku?" Jiseanza kurang yakin, karena mempercayai orang baru saja ia temui bukanlah hal yang harus dilakukan.
"Aku tidak berbohong, jadi kau mencari siapa. Ayah ibu mu? Adikmu? Jika anak, aku rasa kau bukan tipe seseorang yang sudah menikah" ujar Marquez menyenderkan punggung dipagar kayu sembari menatap wajah Jiseanza, terlihat jelas sorot matanya menampakkan rasa kagum.
"Mencari suamiku, kau salah, aku sudah menikah" ujar Jiseanza.
Marquez membulatkan matanya terkejut, dia merasa bahwa Jiseanza masih sangat muda tapi kenapa sudah menikah dibandingkan usianya sendiri yang sudah berpuluh tahun.
"Kau, menikah muda?" Tanya Marquez menutup mulutnya sendiri sangking terkejutnya, melihat Jiseanza mengangguk-anggukkan kepala membuat dia hanya bisa menganga tak percaya.
"Aku memang sering membantu seseorang yang hilang, tapi tidak dengan suami yang hilang. Pertanyaannya, kenapa bisa seorang istri terpisah dari suaminya? Kau memang anak kecil?" Ujar Marquez mencoba untuk mencari tahu tentang Jiseanza.
"Eum" Jiseanza menggelengkan kepalanya "tadi dia menggandengku, tiba tiba dia hilang" jawab Jiseanza menjelaskan sembari mencontohkan saat ia masih menggandeng Arezka membuat Marquez merasa bahwa Jiseanza memang anak kecil.
"Huh baiklah, seperti apa ciri ciri suamimu?" Tanya Marquez kepada Jiseanza, dia hanya tidak ingin suatu hal terjadi pada gadis yang polos ini didepannya kenapa napa.
"Seperti" Jiseanza mencoba untuk menjelaskan sedetail mungkin tentang Arez tanpa mengungkapkan identitasnya bahwa Arez adalah seorang putra mahkota, jika iya itu bisa berbahaya bagi dirinya sendiri.
YOU ARE READING
Spring Tulips || On Going
SpiritualLayaknya bunga tulips yang sedang bersemi, parasnya begitu indah, cantik untuk seorang laki laki. Arezka Cyrille Elworth, putra dari sebuah kerajaan yang dikenal dengan keagungannya, keluarga kekaisaran memiliki jabatan paling tinggi dari kerajaan l...