Kini Arez masih mencoba mendekap Jiseanza yang terus terdengar merintih kesakitan, itu membuat Raja bernama Elgan menatap Arez serta Jiseanza yang wajahnya tertutup karena ia menyembunyikan dalam dada Arez.
"Apakah ini sebuah jawaban dari kegagalan yang diberi olehmu, pangeran kaisar?" Tanya Elgan angkuh.
"Apa maksudmu?" Tanya Arez, ia bingung mendengar ucapan dari Raja Elgan terdengar aneh namun perlu diwaspadai olehnya.
"Pangeran dengan anugrah dewi itu nyata, ternyata dia benar-benar ada bukan hanya sekedar dongeng. Pangeran Jiseanza Clancy Federica, putra semata wayang dewi Federica" ucapnya bangga, Arez tak tau bagaimana bisa raja Elgan mengetahui semua tentang Jiseanza.
"Hebat sekali istriku, dia dapat diketahui oleh raja sepertimu" jawab Arez ikut angkuh.
"Jangan berbangga diri pangeran Arez... Saya sudah mengincarnya sejak dulu, bahkan beberapa kali memerintahkan orang untuk pergi ke kerajaan Clancy dan menculiknya" ucapnya.
Beberapa orang disana memekik terkejut, mengapa bisa seorang Elgan mengincar Jiseanza? Sejak kapan, dan sama sekali tidak ada yang tahu akan hal ini?
"Untuk apa kau mengincarnya?" Tanya Arez, dia mendekap erat Jiseanza yang tubuhnya mulai gemetar takut serta sakit yang menjalar di seluruh tubuh.
"Hahahaha, anda masih bertanya?" Ucapnya tergelak tawa begitu menyebalkan "tentu saja untuk memperbudak supaya dunia ini bisa dikuasai"
Mata Arez menyipit, ia harus bisa mengontrol amarahnya meski sudah dipuncak. Siapa yang tidak emosi ketika mendengar seseorang yang hendak memperbudak manusia, apalagi sekarang Jiseanza adalah istrinya, martabat Dewi juga ada pada Jiseanza.
"Manusia licik" ucap Arez mengatai raja Elgan.
"Lebih licik siapa denganmu pangeran Arezka? Bukankah kau salah satunya. Kau menikahi sang pangeran, sama saja memperbudak supaya kau dapat menguasai putra dewi bukan?"
Mendengar penuturan raja Elgan, Jiseanza mendongak menatap Arez. Dalam ketakutannya adalah hal ini, banyak yang mengincar dirinya demi kekuatan dewi yang mutlak, sudah pernah diketahui bukan bahwa kekuatan sang dewi itu tidak terbatas apalagi anugrah itu milik dewi Federica.
"Aku bahkan tak pernah tertarik dengan sihir apapun yang dimiliki oleh Jiseanza" jawab Arez tak termakan omongan "aku, sejak pertama kali melihatnya sudah yakin bahwa dia seseorang yang harus aku bahagiakan. Tak pernah ada kata menguasai dunia yang terbesit sedikitpun dalam pikiranku, karena tugasku membahagiakannya"
"Dengar Jise, aku tak pernah membuat seseorang yang aku cintai menderita" ucap Arez menunduk memegang sebelah pipi Jiseanza dengan tangannya. Ia tulus, ia tak pernah berfikir untuk memanfaatkan Jiseanza.
"Baiklah, cukup ambil secara paksa bukan?" Raja Elgan tersenyum licik kearah Arez beserta ketiga orang bertudung, dari ketiganya terlihat kuat membuat Arez begitu was-was.
"Marquez, Kyne!!" Panggil Arez. Tak lama seperti teleportasi, kedua orang pelayannya berdiri dihadapan Arez sembari menodongkan pedang tajam yang sering mereka gunakan untuk bertarung.
"Hahahaha, sungguh. Kyne dan Marquez pelayan setia yang sudah bertahun tahun menjadi pengikutmu. Ini menyenangkan, kalian akan terbunuh disini" dia mengeluarkan sebuah kristal yang bewarna merah seperti terisi darah.
"Tidak heran jika memang banyak yang masih percaya bahwa kerajaan Aurorise memiliki beberapa orang sakti seperti memiliki daya sihir, karena sihir benar-benar begitu menarik daya sekitar sini" Kyne dapat merasakan energi-energi negatif dari orang sekitarnya yang mulai di ambil oleh raja Elgan.
"Tidak salah lagi Kyne, dia bersekutu pada kristal kegelapan supaya bisa memberikan kekuatan atas keserakahannya" ucap Marquez, mereka siap menghunus pedang untuk berperang.
YOU ARE READING
Spring Tulips || On Going
SpiritualLayaknya bunga tulips yang sedang bersemi, parasnya begitu indah, cantik untuk seorang laki laki. Arezka Cyrille Elworth, putra dari sebuah kerajaan yang dikenal dengan keagungannya, keluarga kekaisaran memiliki jabatan paling tinggi dari kerajaan l...