11. who exactly are you?

507 58 6
                                    

Merasa semuanya telah beres, kini Arez membiarkan Jiseanza beristirahat dengan Rashieka yang sedang duduk menikmati makanan. Sepertinya Jiseanza merasa aman jika ada Rashieka, selain dia laki laki, Rashieka juga pernah memasuki akademi dan belajar bela diri.

"Pangeran Jiseanza, apakah anda ingin minum?" Tanya Rashieka menatap Jiseanza yang tengah duduk sembari menikmati kue bewarna merah dengan isi selai strawberry.

"Um, boleh" jawab Jiseanza tersenyum manis kearah Rashieka.

Sebenarnya, Rashieka seringkali merasa heran dengan sikap Jiseanza. Terkadang dia sangat anggun, terkadang dia juga bisa terlihat layaknya laki laki kuat dan tegas, apalagi yang paling membuat beberapa orang tertarik dengannya, sikap polos dan seperti anak kecil yang tidak mengetahui apapun.

"Bagaimana bisa pangeran Arezka menikahi anak kecil berusia 19 tahun seperti pangeran Jiseanza" gumam Rashieka terheran heran.

Jiseanza tengah bersuka dengan menikmati kuenya, hingga dia telah selesai menaruh kue tersebut di meja. Dia hendak bangun namun tersadar, dia harus duduk diam disini menunggu Rashieka dan menunggu suaminya, iya Arezka.

Jiseanza bangun dari duduknya menatap keluar jendela yang menampilkan beberapa gambaran luar kerajaan, nampak banyak lampu lampu dan tempat hidup para penduduk yang ramai. Ia terkadang ingin sekali, pergi ke pasar dan melihat beberapa orang berjualan, seperti apa yang di dongengkan para maid.

Bisa jadi Jiseanza bertemu seorang gadis yang menjadi jodohnya, tapi diingat ingat lagi. Jiseanza sudah memiliki suami, mana mungkin ia bisa menyukai seorang gadis, apalagi suaminya adalah anak kaisar kerajaan, dia bisa di hukum penggal karena berselingkuh.

"Pangeran Arez!?" Jiseanza tersentak saat ia selalu di peluk secara tiba tiba dari belakang seperti ini.

Terdengar kekehan menyebalkan yang membuat Jiseanza hendak melepaskan pelukannya, tapi saat itu dia merasa sedikit aneh. Ada yang berbeda dari wangi dan tubuh Arez, dia selalu ingat.

Jiseanza dengan sarkas menarik tangan yang melingkar di pinggangnya dan berbalik, menatap seseorang yang tidak ia kenali sama sekali sedang tersenyum menyeringai di hadapannya.

"S-si... Apa yang anda lakukan!?" Tanya Jiseanza tegas, sebenernya dia takut tapi mencoba untuk berani.

"Bagaimana bisa anda memanggil seseorang disaat berhadapan dengan saya, tidak sopan bukan?" Tanya dia.

"Anda yang tidak sopan, anda siapa, dan anda berani melakukan hal tidak senonoh dengan saya!!" Ucap Jiseanza.

Dia tersenyum getir mendekati Jiseanza yang sialnya terpojok, dia menyentuh sekilas pipi Jiseanza yang membuat laki-laki manis ini semakin takut. Sepi, tidak ada siapa siapa yang lewat, bahkan maid saja tidak ada.

"Anda adalah tunangan saya yang menikahi orang lain, seakan anda tidak mengenal saya setelah melakukan hubungan menjalin kasih?" Tanyanya.

Jiseanza membuka mulutnya karena terkejut, ia? Menjalin hubungan dengan seseorang yang tak ia kenali? Mimpi apa. Bahkan dia tidak pernah bisa bertemu seseorang selama di istana, dan apa yang ia takuti beneran terjadi bukan.

Saat Arez memperkenalkan dia dengan beberapa orang tadi, ia melihat orang yang saat ini sedang berada di hadapannya. Ia tersenyum menyeringai seakan menemukan sesuatu, itu sebabnya Jiseanza takut dan bersembunyi di balik Arez.

"Lepas!!" Sarkas Jiseanza saat tangannya dicekal.

"Pangeran Jiseanza adalah seorang pengkhianat soal cinta, saya akan tunjukan kepada pangeran Arezka betapa menyebalkannya wajah polos anda"

"Pangeran Jiseanza?" Rashieka datang dengan wajah terkejut melihat Jiseanza sedang diperlakukan seperti ini oleh panglima perang Arez sendiri.

"Ra—" Belum selesai memanggil, orang tersebut membekap mulut Jiseanza.

Spring Tulips || On GoingWhere stories live. Discover now