15. punishment for Arezka

436 61 2
                                    

Jiseanza terkekeh dengan menutupi mulut menggunakan punggung tangan sembari menatap Arezka yang sedang diberi hukuman oleh Ratu Chyrel, ternyata dia adalah seorang yang begitu tegas kepada putranya. Ratu Chyrel marah pada Arez karena telah membawa Jiseanza pergi lalu membuat istrinya hilang ditengah malam dalam keramaian, itu sangat membuat Ratu Chyrel khawatir tentang keadaan Jiseanza yang memiliki fisik lebih lemah dari manusia biasa.

"Bundaaa, sakitt" merasakan telinga yang ditarik keras oleh bundanya sendiri, Arezka memohon untuk dilepaskan supaya dia tidak merasakan sakit seperti ini.

"Tidak tidak, ini hukuman untukmu Arezka. Bunda sudah melarangmu untuk tidak membawa pangeran Jiseanza pergi dari istana karena diluar bisa berbahaya untuknya, apalagi di festival yang memang sudah sering banyak kehilangan orang. Dan, itu bodohnya kamu meninggalkan istrimu sendiri, bagaimana kamu ini" ujarnya memarahi Arez.

"My apologize, Arez menyesal bunda" jawab Arez menunduk takut sembari memegangi telinganya.

"Bunda Ratu Chyrel, saya tidak apa apa" Jiseanza membuka suara karena tidak tega melihat Arez dimarah marahi seperti ini.

"No Jise, he should be scolded" ujarnya kekeuh, dia harus menerima hukuman atas apa yang telah dilakukannya.

"Sungguh saya tidak apa, jangan terlalu keras pada pangeran Arez bunda ratu Chyrel. Bagaimanapun dia hanya ingin membuat saya pergi atas rasa penasaran saya, bukan sepenuhnya kesalahan pangeran Arez" jawab Jiseanza mencoba membela Arez.

Ratu Chyrel menghela nafas panjang melepaskan telinga putranya, mungkin benar jika Arezka berniat baik agar Jiseanza tidak merasa bosan terus menerus terkurung dalam istana. "Baiklah, tapi Arez harus menerima hukuman"

"Apa itu?" Jawab Arezka, dia merasa bersalah juga karena dirinya Jiseanza hampir menghilang dan meninggalkan Arez.

"Bunda melarangmu untuk tidak bertemu Jiseanza 1 hari, jangan melanggar aturan atau akan ditambah. Ini untuk merenungi kesalahanmu, jika kamu harus berfikir dua kali dalam melakukan hal apapun" ujar Ratu Chyrel dengan tegas.

"Bunda, mana ada suami tidak bertemu istrinya? Arez tidak bisa huhu" ia sangat dramatis meminta agar Ratu Chyrel mengurangi sedikit beban hukuman untuknya.

Ratu Chyrel yang tegas tetap bersikukuh pada apa yang sudah dia ucapkan, dia tidak pernah menarik kata-katanya untuk kedua kali. Sedari dulu selalu seperti ini, mungkin karena sudah didikan keras sejak kecil, membuat Ratu Chyrel kurang paham dalam mengerti perasaan putranya yang sama sekali berbeda perasaan dengan dirinya.

"Okay, Arez gives in." jawab Arez pasrah, menatap Ratu Chyrel berjalan kearah Jiseanza lalu mengusap usap kepala anak itu pelan. Membuat Arezka tersenyum, Jiseanza juga harus merasakan kasih sayang dari seorang ibu.

"Maafkan Arez ya Jise, bunda juga lengah" ujarnya lembut dan tuturnya halus serta perlakuan yang diberikan untuk Jiseanza.

"Tidak apa bunda ratu Chyrel, tidak semua kesalahan pangeran Arezka" jawab Jiseanza jujur dihadapan sang ratu meski tidak bisa mengubah apapun dan membantu Arez terbebas dari hukumannya.

"Baiklah, mulai besok kamu jangan bertemu Arez. Sekarang, istirahat dengan baik setelah membersihkan diri, ini sudah larut" Ratu Chyrel mengecup pucuk rambut Jiseanza sekilas lalu pergi meninggalkan dua pemuda yang masih mematung sembari menatap kepergian dirinya disana.

Arez nampak lesu menatap Jiseanza, namun Jiseanza menyatukan tangan dihadapan Arez meski jarak mereka cukup jauh. Sembari berucap pelan "maafkan saya, saya tidak bisa membantu"

"Tidak, ini salahku. Sekarang kamu berisitirahat, aku juga lelah" jawab Arez hendak berbalik, namun langkahnya terhenti saat Jiseanza memanggilnya.

"Untuk hari ini, terima kasih" jawab Jiseanza menunduk memainkan jari yang mungkin sudah jadi kebiasaan Jiseanza saat merasa malu, melihat itu Arez tersenyum memberikan anggukan kecil.

Spring Tulips || On GoingWhere stories live. Discover now