Rashieka sedang membantu Jiseanza untuk mengenakan pakaian hangat, semakin dekat dengan tempat tujuan mereka, semakin dingin pula hawa disekitar dan juga semakin tertutup pencahayaan. Mereka sudah sampai memasuki hutan, bahkan saat berkemah semalam mereka sudah berada dalam hutan.
"Jise, kau sudah siap?" Tanya Arez pada Jiseanza yang sedang merapikan pakaiannya.
"Sudah" jawab Jiseanza berjalan mendekati Arez, dia masih terlihat antusias saja.
Selama perjalanan semuanya waspada, mereka tidak tau bahaya apa yang datang secara tiba tiba. Kyne dan Marquez juga sebagai pelayan setia yang menjaga Arez, mereka menyiapkan pedangnya meski masih dalam sarung.
"Rasanya, hutan ini sunyi sekali" ujar Jiseanza menoleh kearah sekitar, memang benar tidak ada suara hewan atau apapun. Jadi, hanya ada suara aliran deras air sungai, itu yang Jiseanza rasakan.
"Ini adalah hutan tumbuhan mati pangeran Jiseanza, jadi sudah sewajarnya seperti ini" ucap Marquez.
"Memang tidak ada satupun hewan hidup?" Tanya Arez, dia memang jarang berkelana seperti kedua pelayanannya.
"Mereka berkembang biak di habitatnya sendiri, menyesuaikan tempat. Lalu yang saya ketahui di hutan ini memang tidak ada hewan, kecuali di permukaan depan hutan baru ada sejenis Bahemont" jawab Marquez panjang lebar.
"Hewan yang berkembang biak sendiri, apakah itu?" Jiseanza menunjuk kearah hewan yang sedang bergelantung di pohon.
Semua orang terkejut melihatnya, Jiseanza baru pertama kali melihat hewan sejenis ulat tapi memiliki kepala yang berbeda. Dia jadi lebih excited sampai menepuk tangannya, menganggap hewan langka itu..
"Lucu, dia memiliki kepala dua dan tanduk" ucap Jiseanza.
"Pangeran Jiseanza anda jangan bercanda, itu seperti naga penjaga gerbang suci. Tidak memiliki sayap, seperti ular, dan yang lebih bahaya dia itu monster" ucap Rashieka histeris.
"Seperti hydra, kepalanya dipenggal akan beregenerasi kembali" ucap Arezka menarik Jiseanza untuk disembunyikan dibalik dirinya.
"Selama dia tidak menyerang, sepertinya aman-aman saja bukan hehe hehe" Kyne malah ketakutan sendiri, ingat perkataan Rashieka bahwa itu adalah naga penjaga gerbang suci.
"Dia mendekat" ujar Marquez.
Semuanya menghindari serangan tersebut, Jiseanza merasa dia seperti marah kepada mereka. Padahal, mereka tidak melakukan apapun selama menuju hutan, tidak merusak juga.
Karena naga itu memiliki kaki juga ekor panjang, jadinya mau tidak mau mereka harus mengalahkan naga itu. Tapi apakah mereka mampu? Kyne saja sampai terpental jauh sana baru pertama kali ingin menyerang.
"Kynee!" Teriak Arez juga Rashieka, sedangkan Jiseanza sibuk menatap naga tersebut.
Saat naga itu ingin menghantam Kyne, Arez bergerak cepat menangkis ekor naga yang terbuat seperti dari besi itu. Untungnya, tenaga Arez kuat, naga itu bisa mundur dan melakukan penyerangan untuk Arez.
"Jadi ini kekuatan mahir pedang pangeran Arez, dia cepat" ucap Jiseanza, saat merasa Arez mulai tersudut Jiseanza menggunakan kekuatannya menggunakan tameng melindungi Arez. Sampai, naga itu beralih menatap dirinya.
"Aku rasa, aku yang dalam bahaya" Jiseanza cengengesan sendiri, naga itu mulai menuju kearahnya.
"Pangeran Jiseanza!!" Teriak Rashieka, dia hendak meraih Jiseanza namun jauh.
"Jise, menjauh!!" Teriak Arez juga mulai bangun.
Jiseanza memandang ular naga itu yang datang kearahnya, dia sulit menggerakkan tubuh sangking takut pada tatapan naga itu. Sampai, dia memejamkan mata mengarahkan kedua tangannya kedepan.
YOU ARE READING
Spring Tulips || On Going
EspiritualLayaknya bunga tulips yang sedang bersemi, parasnya begitu indah, cantik untuk seorang laki laki. Arezka Cyrille Elworth, putra dari sebuah kerajaan yang dikenal dengan keagungannya, keluarga kekaisaran memiliki jabatan paling tinggi dari kerajaan l...