“Setiap orang bisa berdamai dengan lukanya. Tapi, tidak mudah menyembuhkan rasa sakit bersama traumanya”
🏴☠️
"NGGAK!"
"Please, jangan! Aku nggak mau... Aku mohon jangan! A-aku ta-kut..."
Seorang gadis berusaha keras menahan tubuh laki-laki didepannya yang ingin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Gadis itu terus terisak dan ketakutan. Tidak cukup dengan menahan tubuh laki-laki di depannya hanya dengan kedua tangan, matanya melirik ke arah laci meja yang terdapat sebuah gelas. Gadis itu melemparkan gelas tepat mengenai rahang laki-laki yang berusaha merebahkannya. Laki-laki itu meringis, cairan merah kental terlihat menghiasi rahangnya.
"Ssss... Tenang sayang, nggak bakal sakit kok. Nikmatin aja," ucap laki-laki itu sambil menyeka cairan merah di rahangnya.
"STOP! Please! Kamu mabuk, Dit!" bentak gadis itu.Laki-laki itu tertawa lepas. "Ayolah Jasmine, nggak usah munafik. Ini kan yang lo mau, senang-senang sama gue," ucap laki-laki itu sambil melepas gesper pada celananya.
Malam itu menjadi malam yang panjang untuk mereka. Gadis itu tidak bisa berontak lagi, kini tubuhnya sudah berada di bawah kungkungan laki-laki itu.
Isak tangis dan rintihan seolah menjadi penghias malam dengan ruangan yang temaram."Jasmine... Jasmine..." ucap seorang laki-laki.
"Kamu jahat! Aku benci... Benci... Pergi!"
"Hei, bangun Jasmine!" Jayan menepuk pipi Jasmine berulang kali untuk membangunkannya.
"Kamu mimpi buruk Jasmine, ayo bangun!"
Jasmine membuka mata setelah beberapa kali tepukan pada pipinya. Wajah itu terlihat pucat pasih di sertai peluh yang turut menghiasi wajahnya. Baru saja Jasmine mimpi buruk. Tidak, mimpi yang sangat buruk.
Dengan tubuh yang bergetar hebat, gadis itu memeluk tubuh Jayan sangat erat sambil menangis sesengukan. Jayan menepuk pelan punggung Jasmine, menyalurkan ketenangan untuk menghilangkan rasa takutnya.
"Abang, aku mimpi itu lagi," ucap Jasmine yang masih terisak.
"Udah-udah jangan di inget lagi. Itu cuma mimpi buruk aja, udah ya."
"Ta-tapi bang, aku takut," cicit Jasmine lirih.Jayan sedikit mengendurkan dekapannya untuk menatap Jasmine.
"Kamu, emang nggak inget sama siapa malam itu?" tanya Jayan serius sambil menatap mata adik kembarnya.
Jasmine terdiam sejenak, lalu ia menggelengkan kepalanya pelan. "Aku nggak inget bang, malam itu aku di kasih minuman, kepalaku pusing dan wajahnya samar," jelas Jasmine.
Jayan menaikkan sebelah alisnya. "Kamu nggak bohong Jasmine? Udah lima tahun abang cari orang itu, kalo aja kamu inget wajah orangnya, abang bakal kasih perhitungan!"
Jasmine kembali terisak dan mendekap tubuh Jayan. "A-aku beneran nggak inget bang," ucapnya lagi."Ya udah, kamu tidur lagi, abang temenin," ucap Jayan membaringkan tubuh Jasmine dan menyelimutinya.
🏴☠️
Tarik sis... Semongko...
Ahh... Mantap...
Jujur sa su bilang kalo
De yang gatal gatal sa
De yang mati gila sa
Suara gaduh dan heboh meramaikan suasana bengkel siang ini. Sejak satu jam yang lalu Juno dan Kevin berjoget dengan lincahnya menirukan gaya yang ada di aplikasi Tiktok. Beberapa orang yang keluar masuk bengkel memperhatikan mereka sambil mengulas tawa. Tak jarang ada yang ikut menirukan gerakan Juno dan Kevin.
"Lo mau sampai kapan joget-joget nggak jelas gitu Jun? Bukannya bantuin gue!" ucapku kesal melirik Juno yang masih menikmati setiap jogetannya."Bentar atuh neng, lagi asyik nih," sahut Juno tanpa mengalihkan pandanganya dari ponsel.
"Mama, ayo ikut Kevin joget!" ujar Kevin dengan jogetan lucunya.
Aku berkacak pinggang. "Bener-bener lo Jun. Gue hitung sampai tiga, kalo masih joget-joget..." aku menjeda ucapanku sambil melirik ke arah sapu dan meraihnya. "Gue timpuk pakai nih sapu ya.”Juno dan Kevin mematung sesaat melihat sapu yang ada di genggamanku seakan ingin segera menimpuk mereka, lalu Juno meraih ponselnya dan mengangkat tubuh mungil Kevin kedalam gendongannya, ia segera berlari menjauhiku yang semakin mendekatinya.
Terjadilah aksi kejar-kejaran antara aku dan Juno yang masih menggendong Kevin. Bocah itu sesekali melirikku sambil menjulurkan lidahnya seraya mengejekku.
"Heh, tuyul. Awas ya, abis lo ntar gue gelitikin!”
🏴☠️
Setelah aksi kejar-kejaran tadi, Kevin terlihat begitu lelah. Ku rebahkan tubuh mungilnya di atas matras, sebelumnya aku ajak untuk mengisi perutnya yang mungil itu. Bocah itu badannya saja yang seuprit, tapi porsi makannya hampir menyamaiku. Saat makan pun, masih saja menggoda Juno. Dengan tidak tahu malunya, ia merebut paha ayam goreng milik Juno. Terpaksa Juno harus mengikhlaskan paha ayam gorengnya.
"Tu bocah girang amat tiap kali main kesini," ucap Juno sambil menunjuk Kevin dengan gerakan dagunya.
Aku melirik Kevin yang sedang tertidur dengan wajah damainya. "Lumayanlah buat penarik konsumen," ucapku begitu saja.
"Lah, emang iya?" sahut Juno."Lo perhatiin aja, semenjak tu bocah di sini, bengkel jadi makin ramai kan."
Dari arah luar, terlihat mobil Audi hitam berhenti tepat di depan bengkel. Pengemudi mobil itu turun dan berlari kecil masuk ke bengkel."Leo, gue denger kemarin lo kecelakaan?" tanya Zeno dengan raut wajah khawatir.
Aku mengedikkan bahu. "Kayak yang lo lihat."
Zeno melangkah mendekatiku. Ia menyentuh keningku yang masih tertempel plester luka. "Kepala lo?" ucapnya sambil memperhatikan wajahku.
Aku menepiskan tangannya. "Udah lah, ini nggak apa-apa. Nggak ada yang perlu di khawatirkan. Lagian, gue sekarang baik-baik aja kok.”
Zeno berdeham pelan. "Hmm... Sorry, kemarin gue masih di Thailand dan nggak sempat jenguk lo," ucapnya dengan lirih.
"Lah, ngapain di Thailand? Operasi plastik bos?" sahut Juno sekenanya.
Aku melemparkan Juno dengan kanebo yang berada di dekatku. "Mulut lo Jun, gue robek ntar!" Juno bergidik ngeri sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Gue izin dulu ya, nggak main ke kafe seminggu ini. Soalnya lagi ribet, bengkel juga gue yang handle sekarang," ucapku sambil menyesap kopi yang sejak tadi bertengger di meja kasirku.Zeno menganggukkan kepalanya pelan. "Kalo ada apa-apa tolong kabari gue, biar gue nggak khawatir!" pintanya. Aku hanya berdehem membalas ucapannya, tidak terlalu ingin menanggapi permintaannya.
🏴☠️
.
.
Follow Instagram @hai.ekaaaa & Tiktok @eka.mayri
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Teen Fiction[Belum di Revisi] "𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙖𝙠𝙞𝙩𝙞𝙠𝙪, 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙖𝙙𝙖 𝙣𝙖𝙢𝙖𝙢𝙪 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙞𝙨𝙞 𝙗𝙖𝙡𝙖𝙨 𝙙𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢𝙠𝙪." Bagi seorang gadis bernama Leonara, tidak ada keadilan dalam hidupnya. Dunianya...