🥀
Terkesan tidak adil, jika korban memohon untuk meminta maaf.
~Pagi ini di bengkel, aku sudah melayangkan kepalan tangan dan kaki ku ke samsak tinju dengan berbagai pukulan maut dan tendangan yang mematikan. Buliran keringat sudah membasahi wajah hingga tubuhku.
Terdengar langkah kaki yang berjalan ke arahku, walaupun aku masih fokus dengan kegiatanku. Aku pikir pasti yang baru datang itu Juno, tapi ternyata aku salah, karena yang datang justru seorang laki-laki bersneli putih dengan dua kotak susu di tangannya.
"Semangat banget latihannya," ucapnya membuatku menghentikan kegiatanku. Lalu meliriknya dengan tatapan heran.
"Gue pikir Juno. Ngapain ke sini pagi-pagi? Nggak kerja?" tanyaku berdiri sambil melepaskan hand wrap di tanganku.
Jayan memberiku satu buah susu kotak yang sejak tadi ia pegang. "Ini mau kerja, tapi mampir dulu ke sini mau ngasih lo susu."
"Ngapain ngasih susu? Leo teh udah punya pabriknya, tuh dua gelayutan," sahut Juno yang baru saja datang. Aku mendelik tajam dan melemparkan hand wrap ke wajah Juno. Dasar, temanku itu memang otaknya di kelilingi oleh pikiran-pikiran mesum.
"Aduh, kenapa aing malah di lempar?" ucap Juno sambil mengelus pipinya yang sedikit memerah.
Jayan melirik ke arahku dengan tatapan jahil. Aku seketika mendekap dadaku dengan menyilangkan kedua tangan.
"Mata lo, gue congkel ya!" ucapku menatap tajam Jayan.
Jayan bergidik ngeri mendengar ucapanku. "Hiiihhh... Serem amat, udah kayak psycho main congkel mata orang."
"Udah minggir, gue mau balik, mau mandi!" ucapku sambil berjalan melewati Jayan.
"Ikut dong!"
Aku menghentikan langkahku, dan membalikkan tubuhku ke arah Jayan yang berdiri dengan senyum jahilnya. Aku meraih gunting yang ada di meja tak jauh dari ku.
"Bener-bener minta di congkel ya mata lo!" ucapku sambil mengarahkan gunting yang ku genggam ke arah Jayan.
🏴☠️
Seorang anak kecil berlari masuk ke dalam bengkelku. Raut wajahnya sangat ceria, pakaian yang di kenakannya selalu lucu untuk di pandang. Hari ini anak itu mengenakan kostum Popeye lengkap dengan atributnya. Tak lupa dengan tas Pororo kesayangannya.
Anak itu tampak celingak-celinguk mencari seseorang di dalam bengkel. Juno yang menyadari kedatangannya, lantas melambaikan tangan kepada anak itu.
"Eh bocah ada kasep, sini!" panggil Juno. Anak itu melangkah mendekati Juno.
"Mama dimana om? Kevin kok nggak lihat mama," ucap Kevin yang sudah duduk di pangkuan Juno.
Belum sempat Juno menjawab. Kevin melihat kedatanganku yang baru saja memarkirkan motor di depan bengkel.Kevin berlari ke arahku dengan senyum bahagia di wajahnya. "Mama..." teriaknya sambil berlari mendekatiku.
Aku mengangkat kedua sudut bibirku tersenyum menyambutnya. Lalu aku gendong tubuh mungil itu masuk ke dalam bengkel.
"Sama siapa ke sini? tanyaku.
"Papa." Jawab Kevin. Aku mengedarkan pandanganku, tapi aku tidak melihat keberadaan Titan berada di sini.
"Papa cuma antal aku ma. Katanya mau nemenin omah ke lumah sakit," ujar Kevin.
Aku mengerutkan keningku. "Omah sakit?" tanyaku. Kevin hanya menggelengkan kepalanya lalu mengangguk.
🏴☠️
Di rooftop rumah sakit, Jayan menatap tajam Titan. Tapi, yang di tatap hanya menampilkan wajah datarnya. Tadi pagi, Jayan menelpon Titan dan mengajaknya untuk bertemu di rooftop rumah sakit.
Terlihat dari wajah Jayan yang memerah dan kepalan tangannya saat ini, Jayan menaruh amarah pada Titan. Belum sempat melakukan perlawanan, wajah Titan sudah di tonjok oleh Jayan.
BUGH...
"Shhh..." Titan meringis. "Apaan sih lo?" tanya titan sambil mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan cairan merah kental.
Jayan menarik kerah Titan. "Lo sengaja kan naikin kasus itu lagi?" ucap Jayan menatap Titan dengan nyalang.
Titan tersenyum miring. "Gue cuma membantu keluarga korban menuntut keadilan," jawab Titan.
Jayan melepas kasar kerah baju Titan. "Membantu apa, ha? Lo mau bikin adik gue sakit lagi?"
"Dan apakah lo tau, gimana perasaan keluarga almarhumah korban?" balas Titan tak mau kalah.
Jayan mengepalkan tangannya, rahangnya semakin mengeras, dan matanya memerah mendengar ucapan Titan.
"Terus, bukti apa yang lo dapat pada saat kejadian itu?" tanya Jayan sambil menyandarkan tubuhnya ke pembatas rooftop.
Titan mengambil sesuatu di dalam saku celananya dan menunjukkan benda yang terbungkus plastik itu kepada Jayan. Seketika tubuh Jayan di buat membeku melihat benda itu.
🏴☠️
.
.
Follow Instagram dan Tiktok @eka.mayri
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Teen Fiction[Belum di Revisi] "𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙖𝙠𝙞𝙩𝙞𝙠𝙪, 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙖𝙙𝙖 𝙣𝙖𝙢𝙖𝙢𝙪 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙞𝙨𝙞 𝙗𝙖𝙡𝙖𝙨 𝙙𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢𝙠𝙪." Bagi seorang gadis bernama Leonara, tidak ada keadilan dalam hidupnya. Dunianya...