1. Dokter Samuel Morgan

15.2K 950 17
                                    

Seorang pemuda berusia 29 tahun terlihat sedang tertidur di meja kerjanya dengan tumpukan berkas yang baru saja ia selesaikan. Samuel Morgan namanya. Seorang CEO sekaligus dokter yang di kenal sangat ramah.

Perlahan kelopak mata itu terbuka, menampilkan manik hazel yang sangat indah. "Ah aku tertidur di kantor lagi."

Samuel melihat sekeliling, lalu ia menghembuskan nafas lelah. Lagi-lagi dirinya tertidur di kantor, Samuel melihat kearah berkas yang telah ia selesaikan. Lalu dirinya melihat kearah jam ditangan.

"Aku harus kerumah sakit!" Dengan buru-buru Samuel mengganti jas kerjanya dengan jas putih yang menandakan identitas sebagai dokter.

Saat Samuel berjalan menuju pintu keluar perusahaan, banyak karyawan yang memujinya. Namun, ada juga karyawan pintar yang sangat prihatin terhadapnya.

Jika boleh jujur Samuel tidak ingin menjadi CEO. Pekerjaan itu sangat berat menurutnya. Namun, jika dirinya tidak menjadi CEO penerus keluarga Morgan. Impiannya sebagai dokter akan hilang begitu saja.

Akan tetapi, saat ini impian yang ia harapkan itu, malah menjadi sebuah penyiksaan yang perlahan merenggut kewarasannya.

~o0o~

Di sebuah ruangan pribadi, seorang wanita paruh baya dan seorang dokter muda tengah berbincang. Wanita itu menatap sinis sang dokter.

"Bagaimana dengan kondisi kakak mu?" Tanya seorang wanita pada dokter muda yang menjabat sebagai anak dari wanita itu.

"Kakak butuh donor jantung mah." Ucap dokter itu lesu.

"Lalu adik mu?" Tanya wanita itu lagi.

"Fasha juga butuh donor ginjal."

Plak!

Wanita yang dipanggil mama oleh dokter itu, menamparnya dengan raut wajah kecewa.

"Kami menyekolahkan mu sampai menjadi dokter, untuk menyembuhkan kedua saudara mu. Mengapa begitu saja kau bodoh!" Teriak sang mama dengan penuh amarah.

Apakah wanita itu tidak tau? Jika dokter hanya perantara untuk menyembuhkan pasiennya. Pelaku utamanya adalah Tuhan, apakah wanita itu tidak pernah datang kerumah tuhan?

"Mah, kalau Sam bisa sembuhkan Kakak dan adik, apakah aku bisa minta satu permintaan?" Permintaan dari Samuel membuat sang mama sepontan mengangguk.

"Apapun yang kau minta, akan aku kabulkan. Asalkan kau menyelamatkan kedua anakku." Wanita itu pergi setelah mengucapkan kata-kata yang sangat menyakitkan bagi Samuel.

"Aku juga anak mu mama." Lirih Samuel melihat kepergian sang mama.

Akhirnya Samuel membuat keputusan yang pasti sangat ia inginkan. Ia akan mendatangi dokter bedah terhebat di rumah sakit ini.

Tok! Tok!

"Masuk." Ucap seorang pria yang masih sibuk dengan berkasnya.

"Permisi dokter Gara."

"Ah, dokter Sam ada apa?"

Dokter bedah yang ingin di temui oleh Samuel adalah seniornya, dokter Gara. Hanya dialah yang bisa Samuel percaya untuk melakukan hal ini.

"Saya ada permintaan." Ucap Samuel.

"Hm? Apa itu?"

Samuel mengatakan apa yang ia minta pada seniornya itu. Namun, dari raut wajah dokter Gara, dapat di simpulkan bahwa dokter spesialis bedah itu tidak setuju dengan keinginan sang junior.

"Apa kau gila!" Dokter Gara tidak bisa menahan emosinya lagi. Permintaan dari Samuel sangat membuatnya merasa bersalah.

"Ku mohon." Pinta Samuel dengan senyuman sendu.

Takdir Ku Berubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang