9. Sayang Daddy

10.1K 854 13
                                    

Vote dong biar aku seneng
.
Typo tolong tandai
.
~o0o~

Aku selalu takut kehilangan kalian, namun aku tidak akan takut jika Tuhan memanggil ku duluan.

_Samuel_

____________________________________

Dor!

Tang!

Wajah datar tanpa emosi itu, sedikit terlihat senyuman kecil yang sangat tipis. "Terpancing."

"Samuel!"

Samuel kenal dengan suara itu. Tunggu dulu, mengapa Gilbert yang datang? Padahal ia yakin yang dilihatnya tadi adalah dua orang bodyguard.

Ah, setelah diingat-ingat lagi, sekarang Samuel ingat alasan Gilbert bisa tahu posisinya. 'Astaga, aku lupa paman T-rex tadi menempelkan sesuatu di pakaian ku. Aku yakin itu adalah pelacak.'

Pria yang ingin membunuh Samuel merasa bahwa dia tidak akan hidup saat melihat kedatangan Gilbert. Pria itu mencoba lari dari sana. Namun Samuel berhasil menjegal kaki pria itu.

Miris, saat pria itu terjatuh. Lengan Samuel tergores oleh ujung celurit itu.

Gilbert yang melihat luka di lengan Samuel. Menjadi sangat marah. Dia mengarahkan revolver yang ia pegang, tepat pada kepala pria itu.

Dor!

Dor!

Dia tembakan mengenai kepala serta punggung pembunuh itu. Gilbert tidak perduli, jika dia di sebut orang yang kejam. Jika itu bersangkutan dengan keluarganya, maka jangan salahkan Gilbert yang bisa saja membunuh para mafia.

Raut wajah marah Gilbert, berbanding terbalik dengan raut wajah datar Samuel. Remaja itu sangat menyayangkan jika pembunuhan itu mati.

'Bagaimana cara ku tahu siapa dalang dibalik semua ini? Jika pembunuh bayaran ini saja sudah mati.' batin Samuel.

"El!"

Oke apakah baik untuk berbohong? Karena Samuel ingin sekali melakukan hal itu saat ini. Namun, hati mungilnya terlalu baik.

"Daddy, lengan saya sakit." Adu Samuel dengan jujur. Sebenarnya dia tidak ingin di tanyakan hal-hal yang bersangkutan.

Tanpa berucap, Gilbert membawa Samuel ke gendongannya. Pria itu pasti akan membawa bungsunya ke rumah sakit.

Namun, sebelum itu. Gilbert memberikan arahan pada dua bodyguard 'nya. "Bereskan ini."

Perintah singkat itu langsung dikerjakan oleh mereka. Gilbert membawa Samuel ke dalam mobilnya, yang terparkir tidak jauh dari lokasi.

Samuel hanya diam saja, jika boleh jujur rasa sakit pada lengannya ini sangatlah menyenangkan. Dia seperti ingin terluka lagi.

Mobil pun berkendara menuju rumah sakit. Entah apa yang dipikirkan oleh Gilbert. Padahal Samuel hanya terkena luka gores saja. Tapi, biarkan sajalah, Samuel juga sangat lelah jika harus berkomentar.

Hingga akhirnya, keheningan menyelimuti mereka bertiga. Ya, bertiga, karena Rex yang menyetir. Keheningan itu terus berlanjut hingga akhirnya mereka sampai di rumah sakit.

Tanpa mengatakan apapun, Gilbert lagi-lagi menggendong Samuel. Tanpa pikir panjang Gilbert langsung membawa sang anak ke ruang IGD.

Sebenarnya bukan tanpa berpikir ataupun tiba-tiba. Gilbert sudah menghubungi dokter keluarga untuk hal ini. Dan sang dokter mengatakan bahwa dia harus membawa anaknya ke ruang IGD.

Takdir Ku Berubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang