Vote dulu dong
.
Typo tolong tandai
.Terkadang luka fisik yang ku buat bisa mengobati luka mental yang di berikan oleh mereka
~samuel~
Pagi hari telah tiba, saat ini Samuel tengah memandangi tubuhnya yang memiliki begitu banyak luka. Dari luka lebam, sayatan bahkan luka cambuk yang sudah mulai mengering. Dan tidak lupa dengan luka tusukan di perutnya yang sudah di perban.
"Mengapa begitu cantik." Ucap Samuel saat memandang kosong tubuhnya.
"Di lengan masih kosong." Samuel berjalan kearah lemari, ia mengambil sebuah cutter dan ingin menggores di lengannya.
Namun sesaat kemudian ia menggeleng cepat dan meletakkan cutter itu kembali. "Saat sudah pulang sekolah saja." Ucapnya.
Samuel memakai seragamnya, tanpa sarapan Samuel berjalan kaki untuk berangkat sekolah. Hanya menghabiskan waktu 20 menit untuk sampai. Namun, seperti tadi malam, Samuel di ikuti oleh beberapa orang.
"Aku tidak perduli." Gumam Samuel pasrah.
Ia terus berjalan di trotoar hingga tanpa sadar ia telah sampai di depan gerbang sekolah. Samuel melihat bangunan itu dengan tatapan kosong. Ia berharap bangunan ini bisa membuatnya kehilangan nyawa.
"Apa yang bisa ku harapkan?" Akhirnya Samuel memasuki gedung sekolah itu. Di sepanjang lorong dirinya ditatap remeh oleh siswa yang berada di sana.
Banyak juga yang melemparinya kertas dan tak sedikit juga yang melemparinya batu. Namun, bukannya meringis sakit, Samuel malah terlihat kecewa.
"Jika hanya begini aku tidak akan mati." Gumamnya.
Hal yang sama juga terjadi di dalam kelas, sepanjang pelajaran seluruh siswa siswi di kelas itu melemparinya dengan kertas. Sang guru melihatnya, namun guru itu tetap diam dan acuh.
Sungguh, sekolah negri yang di kenal sekolah elit, ternyata tidak memiliki norma yang di terapkan negara. Mengakunya sebagai sekolah negri terbaik, namun tidak bisa mendidik muridnya untuk memiliki etika dan sopan santun.
Jam istirahat telah tiba, saat ini Samuel ingin mencari kematiannya di kantin. Karena seluruh sekolah membencinya, pasti dikantin adalah tempat yang tepat untuk bertemu tuhan.
Baru saja menginjakkan kakinya di tempat itu, sebuah gelas langsung mendarat di keningnya dan membuat keningnya itu mengeluarkan banyak darah.
"Wiih, si cupu sekolah nih." Ucap orang yang melempar gelas itu.
"Gua udah lama nih gak Bully lu, bisalah."
BUGH!
Satu pukulan mendarat di perut Samuel, dapat ia rasakan bahwa luka tusukan yang berada di perutnya mulai mengeluarkan darah.
"Lempari dia!" Ucap seorang siswi yang dikenal dengan sebutan ratu bullying.
Seluruh siswa-siswi di kantin melemparinya dengan makanan yang mereka beli. Samuel hanya diam pasrah, ia kecewa dengan cara bully mereka yang tak bereaksi apapun padanya.
"Diem aja lu! HAJAR!" Inilah yang di tunggu oleh Samuel, penyerangan yang sesungguhnya.
BUGH! BUGH! BUGH!
DUAK!
Tubuh Samuel menghantam meja kantin, keadaannya sudah sangat buruk. Namun, dirinya tidak meringis sekalipun. Menurutnya ini bukan apa-apa.
"Eh hp si cupu nih." Siswa itu mengambil ponselnya dan membuka casing hpnya.
"Wih, foto bayi nih."
Pyaar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku Berubah
Kurzgeschichtenfollow akun bila berminat🥰🥰 Publish: 3 Juli 2024 End: _ Samuel Morgan seorang dokter berusia 29 tahun meninggal karena mendonorkan jantung dan ginjalnya untuk kedua saudaranya. Ia berharap pulang ke pangkuan Tuhan. Namun bukannya pergi ke alam bak...