21. Tragedi

5.2K 578 45
                                    

Vote dong biar aku seneng
.
Typo tolong tandai ya
.
.
Hidup itu tidaklah berat, hanya saja, hidup terasa berat saat melihat dompet mu yang kosong

_Author_

Sudah 5 hari terlewati, dan dua hari lagi Samuel akan kembali menjalani hari yang bernama sekolah itu. Entah mengapa dia muak saat mendengar keluarganya selalu bercerita betapa menyenangkannya sekolah itu.

Samuel akhir-akhir ini juga tidak mau banyak bicara. Bukan karena ia marah ataupun kesal. Jujur saja tenaganya habis menghadapi keluarga yang kelebihan energi ini, jiwa introvert Samuel meronta-ronta karena hal ini.

Bahkan saat ini, remaja itu memilih bersembunyi di bawah meja makan, hanya untuk menghindari keluarganya yang akan bercerita panjang lebar tentang sekolah. Bahkan, Romeo dan kedua anaknya pun ikut campur dalam hal ini.

"Haah, inilah ketenangan." Samuel menikmati lemon yang sudah ia potong sendiri.

Matanya beberapa kali berkedip dengan cepat karena rasa asam dari lemon yang baru saja di belikan oleh Lino kemarin. Ah, temannya itu sangat pengertian sekali.

"Ini lebih asam dari lemon yang waktu itu ku petik." Pikiran anak itu saat ini hanya tentang lemon, lemon dan lemon.

"Tapi, aku jadi ingin mencoba jeruk kasturi." Monolog Samuel.

Dia sudah mulai memikirkan buah lain, walaupun masih satu keluarga dengan lemon.

"Atau jeruk sankis? Ah, jeruk Bali juga enak, tapi jeruk nipis itu sangat menyegarkan jika di jadikan minuman." Samuel menginginkan semua jenis jeruk yang ada di dunia ini. Apakah dia bisa memintanya pada Gilbert?

Berbeda dengan Samuel yang sedang santai dengan pikirannya sendiri. Kini seluruh orang rumah termasuk para bodyguard, sedang kelimpungan mencari keberadaan Samuel.

Mereka menelusuri seluruh sudut mansion, namun tetap tidak menemukan Samuel. Bahkan Gilbert berencana untuk menghubungi polisi jika Samuel belum juga mereka temukan.

Gilbert sudah menelusuri seluruh area mansion, dan tidak menemukan keberadaan bungsunya.b"Bagaimana? Apakah kalian menemukan nya?"

Semua orang menggeleng, tanda belum menemukan Samuel di pencarian mereka. Sejenak mereka merasa frustasi. Di saat mereka berpikir Samuel marah pada mereka karena mereka yang memaksa Samuel untuk bersekolah.

"Permisi tuan. Seorang bodyguard datang membuyarkan lamunan rasa bersalah mereka.

Arthur yang masih bisa mengontrol emosi dengan tenang menanggapi bodyguard itu. "Ada apa?"

"Sekretaris anda datang, dan mengatakan bahwa ia membawa barang yang anda minta." Ucap bodyguard itu.

"Ah iya, tolong minta dia untuk masuk ya." Sang bodyguard mengerti situasi, maka dari itu dia langsung menghampiri sekretaris dari tuan mudanya itu.

Tak berselang lama kemudian, terlihat Lino yang sepertinya sangat... Santai? Entahlah wajah pria itu sangat datar.

Lino langsung menghampiri Arthur dan memberikan file yang di minta oleh bos nya itu. "Ini, anda sangat merepotkan bos." Nada bicara Lino terdengar kesal.

"Maaf, Samuel hilang dan kami sedang mencarinya sampai saat ini." Permintaan maaf diucapkan oleh Arthur yang merasa bersalah karena telah merepotkan Lino.

"Kalian mencarinya, dan sampai saat ini belum ketemu?" Entah mengapa Lino merasa keluarga ini sedikit berbeda.

Mereka semua mengangguk. Dan saat seperti inilah Lino mulai tahu mengapa Samuel hilang. Lino menghela nafas sabar. "Apakah kalian sudah melihat cctv?"

Takdir Ku Berubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang