13. Canada

8.3K 746 23
                                    

Vote dong biar aku seneng
.
Typo tolong tandai
.
~o0o~

Kenali orangnya, tapi jangan terlalu percaya padanya. Terkadang orang yang menusuk kita adalah orang yang kita percayai.

_samuel_

~o0o~

Malam pun tiba, setelah makan malam keluarga Weiner selalu menghabiskan waktu dengan berbincang di ruang keluarga.

Saat ini, Rain dan Samuel tengah bermain kartu, dengan Arthur yang masih sibuk dengan bukunya. Karena mendapatkan situasi dan suasana yang tepat, Gilbert dan Monica akan membicarakan kepindahan mereka, kepada anak-anak mereka.

"Kapan kita akan pergi?" Pertanyaan itu terucap oleh Rain.

Pembicaraan mereka ini, menyangkut tentang kembali ke tanah kelahiran Gilbert, Canada. Arthur dan Samuel sudah setuju, namun Rain masih saja bertanya.

"Kita akan kembali 2 hari lagi. Di sana, kita akan mencari universitas untuk mu." Jawaban dari Gilbert, membuat Rain kembali berpikir.

"Baiklah, kita kembali ke Canada." Gilbert dan Monica tersenyum lega mendengar keputusan Rain.

"Kalau begitu, sudah di putuskan. 2 hari lagi kita berangkat ke Canada." Semua orang mengangguk, mendengar ucapan sang kepala keluarga.

Namun, Samuel sedari tadi sibuk dengan pikirannya. Tidak ada yang menyadari hal itu, karena tangan Samuel sibuk dengan kartunya.

'Bukan kah kekasih Rain mengalami lumpuh paraplegia? Walaupun lumpuh paraplegia, setidaknya itu kemungkinan kecil pengobatan dapat meningkatkan kemampuan dalam menggerakkan anggota gerak bagian bawahnya. Pengobatan juga dapat meredakan gejala dan keluhan yang dialami pasien.'

'Apakah selama ini gadis itu tidak pernah melakukan pengobatan?'

Samuel memperhatikan Rain yang sibuk berbincang dengan Arthur. Mereka sedang mencari universitas bagus di Canada.

'Hal ini harus di selidiki, entah mengapa aku merasa kejanggalan ini ada sangkut-pautnya dengan kematian Samuel dan keluarganya.'

'haah, andai saja mafia gila itu berada di dunia ini, pasti akan sangat mudah mencari identitas dari pembunuh bayaran yang sudah mati itu.'

'Ini akan sangat merepotkan.'

Padahal hanya mencari identitas dari pembunuh, mengapa begitu sulit bagi Samuel. Di saat seperti ini ia malah memikirkan teman gilanya yang berada di kehidupan pertamanya.

'Aku rasa ia menangis di depan makam ku.'

Tanpa sadar, Samuel terkekeh kecil memikirkan masa lalunya. Dan saat itu juga, semua orang menatap Samuel dengan perasaan bahagia.

Senyuman tipis, dan suara lembut itu, membuat keluarga Weiner bahkan para pekerja yang berada di sekitar, tersenyum.

"Hey adik!" Panggil Rain dengan heboh.

Suara heboh itu tentunya membuat Samuel terkejut. Walaupun raut wajahnya datar, tatapan polos itu, membuat semua orang tersenyum lembut padanya.

"Ada apa?" Balik lagi mode temboknya. Padahal tadi mereka sudah sangat senang dengan senyuman si bungsu. Jika seperti ini ending nya, lebih baik Rain tidak bersuara tadi.

Samuel bersikap acuh tak acuh pada mereka. Toh, dia sudah terlalu fokus dengan kartu-kartu nya. Dan jangan lupakan lemon tea yang berada di sebelahnya. Itu adalah miliknya.

Takdir Ku Berubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang