6. Apakah ini rumah?

9.3K 832 32
                                    

Vote dong biar aku seneng
.
Typo tolong tandai
.
____________________________________

Ternyata benar kata orang, bahagia itu sederhana

~Samuel~

~o0o~

Hari ini Samuel diperbolehkan untuk pulang, setelah satu Minggu berada di rumah sakit akhirnya mereka bisa membawa pulang Samuel. Namun, ada satu hal yang membuat mereka kelimpungan.

Samuel tidak ingin meninggalkan rumah sakit. Bahkan saat ini dirinya duduk diam di atas kasur dengan menggenggam selimut.

"Ayo boy, kita pulang." Bujuk Monica. Ini sudah yang ke sekian kalinya Monica membujuk Samuel. Bahkan Arthur, Rain dan Aksa sudah menyerah.

Sedangkan yang dibujuk saat ini hanya menatap datar Monica. "Saya akan pulang ke kosan saya."

"Tidak." Ucap Monica dan Rain serentak.

Samuel menutupi dirinya menggunakan selimut itu. Entah mengapa dia sangat menyukai selimut dengan motif Naruto itu. Selimut itu terasa hangat dan lembut, Samuel merasa nyaman.

"Aku akan menelpon Daddy." Arthur mengambil ponselnya untuk menghubungi sang Daddy.

Mereka hanya bisa menarik nafas lelah, Gilbert tidak ada di sini, pria itu sedang ada rapat. Tujuan Arthur menelfon sang Daddy adalah, karena mereka yakin kalau Gilbert bisa membujuk Samuel. Karena selama satu Minggu ini hanya Gilbert yang membuat Samuel menurut.

Arthur keluar dari ruangan, karena selain menelfon sang Daddy. Dirinya juga harus menelfon sekretaris nya.

Setelah 15 menit akhirnya Arthur kembali memasuki ruangan. Ia melihat kearah Samuel yang masih sibuk dengan selimutnya. Ruangan VVIP itu memang sengaja di disain oleh Gilbert untuk Samuel. Alasannya agar Samuel nyaman dan tidak bosan.

"Daddy akan datang." Ucapan dari Arthur membuat mereka semua lega.

"Haah, aku akan pergi. Masih banyak pasien yang menunggu ku." Dokter Aksa akhirnya pergi dari ruangan itu. Dirinya harus memeriksa pasien yang lainnya.

Kini hanya tersisa mereka berempat termasuk Samuel. Sedari tadi mereka terus saja memperhatikan Samuel yang tidak bergerak sama sekali. Kepalanya memang terlihat, namun tubuhnya di tutup oleh selimut itu.

Suara pintu terbuka membuat mereka mengalihkan perhatian ke arah pintu. Di sana terlihat Gilbert yang masih menggunakan setelan jas.

Tanpa basa-basi, Gilbert menghampiri Samuel dan langsung menggendongnya. Tubuh Samuel berhasil di bawa ke gendongan Gilbert. Namun, selimut itu tidak lepas dari tangannya.

Gilbert mengerti dengan tatapan Samuel yang menatap minat kearah selimut itu. Dan dengan begini pria itu memiliki rencana untuk membawa Samuel pulang.

"Jika kamu ikut kami pulang, selimut itu juga boleh kamu bawa." Ucapan dari Gilbert, membuat Samuel mempertimbangkan tentang itu.

"Jika tidak ikut?" Tanya Samuel.

Gilbert menurunkan Samuel di atas kasur, lalu mengambil selimut itu dan memulai aksinya. "Jika kamu tidak mau ikut kami, maka selimut ini akan kami bakar."

Mendengar ancaman itu, Samuel dengan cepat merebut selimut yang di pegang oleh Gilbert. Ia tak perduli, asalkan selimut itu menjadi miliknya.

Samuel menatap kosong kearah Gilbert. "Saya akan ikut, tapi selimut ini milik saya."

Gilbert tersenyum senang, sedangkan Arthur, Monica dan Rain menatap mereka berdua tidak percaya. Semudah itu membujuk Samuel yang tidak memiliki emosi. Oke mereka sudah tahu, Samuel menyukai sesuatu yang berbau anime. Terutama Naruto.

Takdir Ku Berubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang