19. Terkejut

6.2K 605 11
                                    

Vote dong biar aku seneng
.
.
Typo tolong tandai
.

~o0o~


Waktu berjalan terasa lambat bagi Arthur, namun anehnya, saat ini dia tengah sibuk memasak makan siang untuk kedua bayi nya tanpa melihat waktu.

Masakannya telah selesai. Kini Arthur hanya tinggal membawa makan siang itu ke kamarnya, karena Lino yang sepertinya belum bisa banyak bergerak.

"Sudah selesai, saatnya aku  membangunkan dua manusia itu."  Arthur berjalan menuju kamarnya dengan nampan yang berisikan 3 piring dan 3 gelas yang sudah terisi.

Sesampainya Arthur di kamar, ia melihat Samuel yang sudah duduk bersandar. Senyum Arthur mengembang saat melihat sang adik yang begitu menggemaskan.

Mata sayu itu menatap kearah Arthur dan lagi-lagi Arthur tak bisa menahan senyumnya. "Kakak." Panggil Samuel lirih

"Mari kita makan siang dulu." Ucapan Arthur hanya mendapatkan anggukan lemah dari sang adik.

Mereka berdua menghabiskan makan siang dengan tenang, sembari menunggu Lino bangun. Sesekali mereka bercerita tentang hal-hal diluar nalar. Contohnya saja, bagaimana lemon berwarna kuning? Dan mengapa mobil disebut mobil?

Hingga tidak terasa 30 menit mereka menghabiskan waktu untuk bercerita, akhirnya Samuel menawarkan diri untuk mencuci piring kotor mereka.

"Apakah tidak masalah kamu yang mencuci piring ini?" Tanya Arthur khawatir.

Samuel menatap datar sang kakak, entah mengapa Arthur selalu memiliki khawatirkan yang berlebih saat ini. "El hanya mencuci piring, bukan mencuci uang."

Ah, sekarang ini Arthur hanya bisa pasrah saja. "Baiklah, hati-hati ketika mencuci piringnya ya. Jangan sampai terluka."

Samuel mengangguk sebagai jawaban, dia merasa keluarganya kini sedikit berlebihan. Namun, pada akhirnya remaja itu membawa piring dan gelas kotor ke dapur.

Tidak begitu sulit untuk membawa piring kotor dengan nampan. Lagi pula ia menggunakan lift untuk sampai ke dapur.

Sesampainya di dapur, Samuel langsung mencuci piring dan gelas kotor itu. Ia sudah terbiasa jika hanya melakukan hal seperti ini, namun dia juga harus berhati-hati m, takut gelas dan piringnya pecah.

"Selesai juga." Tidak sulit untuk melakukan hal kecil seperti ini, siapapun bisa melakukannya.

Samuel berencana untuk kembali ke kamar Arthur, dia ingin melihat sahabatnya itu. Ah, atau sekarang Lino juga sudah menjadi sahabat Arthur. Jujur saja dia tidak suka berbagi, namun untuk Arthur itu tak masalah.

Di tengah lamunannya, dia sedang memikirkan kesamaan antara sahabatnya itu dengan Arthur. Sungguh menurutnya, Arthur dan Lino itu cocok karena mereka berdua suka skin ship dan Samuel anti terhadap hal seperti itu.

Saat sedang asik dengan lamunannya, Samuel mendengar pintu yang terbuka. Dan ternyata, seluruh keluarga sudah kembali dari acara mereka masing-masing. Dan tentunya hal itu membuat Samuel penasaran.

"El kami pulang." Ucap sang Daddy.

"Mengapa kalian bisa pulang bersamaan?" Samuel penasaran akan hal itu, jadi tidak rugi jika dia bertanya kan?

Gilbert tersenyum mendengar pertanyaan dari bungsunya ini. "Kami juga tidak tahu, mungkin saja ini kebetulan." Ucapan sang Daddy hanya dijawab anggukan oleh Samuel.

"Apakah kalian sudah makan siang?" Tanya Samuel lagi.

"Ayah dan Daddy sudah makan siang di kantor." Ucap Romeo.

Takdir Ku Berubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang