08.

29 4 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan Wisnu di SMP. Ia baru selesai didandani oleh kakak iparnya.

"Nah udah ganteng, yuk kita berangkat"

[Sesampainya di sekolah]

Banyak anak yang datang dengan orang tua mereka. Hal itu membuat Wisnu merasa sedih dan iri, karena sedari dulu ia hanya datang sendirian saat hari kelulusannya. Relin menyadari hal itu, wanita itu mengusap air mata adik iparnya.

"Udah, ga usah iri. Kan sekarang ada kakak yang dampingi Wisnu, jangan nangis ntar gantengnya ilang" ucap Relin.

Keduanya pun duduk di kursi yang telah di siapkan.

"SESI meminta maaf kepada orang tua kita yang senantiasa menjaga dan membimbing kita selama ini."-Guru.

Wisnu berlutut di hadapan Relin. Menangis sembari mengatakan ribuan maaf pada wanita itu.

"Kak.. Maaf Wisnu sering ga nurut sama sampean.. Makasih karna sampean mau mendampingi wisnu hari ini, akhir e Wisnu iso ngerasa ke kelulusan di dampingi walau bukan ibu atau bapak.. Wisnu sayang sama Kakak kak.." Ucapnya sembari menangis.

"Iya dek.. Kakak juga minta maaf belum bisa jadi kakak ipar dan orang tua yang baik buat Wisnu.. Sekarang Wisnu udah gede, bisa jaga diri sendiri ya sayang.. Semangat terus ya"

"ANANDA Wisnu Aditama, putra kedua dari bapak Alm. Tiandra Aditama dan ibu Almh. Yuni panduwinata. Bercita-cita sebagai seorang Pengusaha kaya raya. Mencapai kelulusan terbaik dengan jumlah nilai 1.988! Semoga yang di cita-cita kan tercapai ya, silahkan maju ke depan dan memberikan pesan"

Semua tamu bertepuk tangan. Wisnu pun maju ke atas panggung dan sedikit menyampaikan pesan.

"Saya Wisnu, mengucapkan ribuan Terimakasih pada guru² di sini yang selalu membimbing, mengajarkan banyak hal pada kami para murid-murid. Sekarang, kami akan melanjutkan sekolah kami, menuntut ilmu yang tiada jemu.
Saya benar-benar mengucap Terima kasih pada Teman-teman yang selalu membantu saya saat saya kesulitan. Tentunya pada Pakde dan Kakak saya yang sabar menghadapi segala sifat saya selama ini.. Mereka rela mengorbankan apapun demi menghidupi saya. Kerja kesana kemari demi sesuap nasi.. Seperti yang kalian tau.. Kemarin, Pakde saya baru saja pergi meninggalkan saya dan kakak saya. Mungkin jika beliau tidak mau menuruti keinginan terakhir Bapak saya, mungkin juga saya dan kakak saya tidak akan hidup.." Wisnu mengusap air matanya yang mengalir tanpa seizinnya.

"Apapun yang orang tua kita korbankan untuk kita pasti akan terus kita kenang. Tiada jasa yang lebih besar dari orang tua kita.. Tiada doa yang lebih terbaik dari doa ibu, dan tiada pengorbanan lebih besar dari pengorbanan Ayah.. Sayangi lah orang tua kita selagi masi ada dan balas lah kebaikan mereka selagi kita mampu" semua orang di sana menangis mendengarkan pesan² yang Wisnu ucapkan.

Remaja itu turun dari panggung dan langsung di peluk oleh Relin.

"Hiks.. Pinter kamu nu.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~~~~~~~~~~

typonya abaikan aja.

Foto by:pinterest

Gibran's Family [Guanren Place]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang