11.

27 2 0
                                    

Now, umur kafi 11 tahun trus Dewa 7 tahun.

[Diruang Tamu]

"Sepi deh.. Pengen anak cewe"
Ucap Relin tiba-tiba.

"Ayok!"

"Ayo apaan?!"

"Katanya pengen anak cewee? Yaudah ayo bikin, mayan kan udah lama" Ucap Gibran memainkan alisnya.

Relin memutar bola matanya.
"Besok aja ah, mager tau"

"Besok kita ke Jawa bojokuu"

"Hah? Kok tiba-tiba banget?"

"Iya, soal e liburan idul adha ni"

Relin menghela nafas pelan. Ia pun beranjak dari tempat duduknya.

"Mau kemana?"

"Mau packing lah"

"Gausah! Udah siap semua, tuh tawarin tetangga mau-" ucapan Gibran terhenti kala Ayena tiba-tiba datang dan mengejutkannya.

"DOR!"

"E kambing! Pancen e koe yen ah!"

"Yee lagian lu kagetan bener, btw gua ikut ke Jawa dong. Gua penasaran suasana Desa itu kek gimana" Ujar Ayena.

"Boleh, ajakin Vina juga. Toh sekalian liburan Idul adha"

"Sip, bentar gua chat Vina dulu"

Mereka pun melakukan aktivitas sendiri².

Tidak terasa hari sudah gelap. Relin mengganti bajunya karena ia akan melakukan 'itu' sesuai dengan permintaan Gibran siang tadi.

Pukul 04.43 Relin membersihkan tubuhnya dan bersiap untuk make up karna penerbangan akan di mulai pukul 07.00.

"Udah siap semua? Oke yuk otw bandara"

Perjalanan ke Bandara menempuh waktu sekitar 30 menit.

Skip mereka udah nyampe di Jawa.

Mereka bertemu dengan Mbah Pardi. Ayena dan Vina tampak kebingungan dengan interaksi Gibran dengan lelaki paruh baya itu.

"Loh, le? Kapan koe teko?"

"Agek ae mbah, sampean pripun kabar e?"

"Syukur, iki bojomu? Wes ndue anak piro nduk?"

"Pengennya sih 3 mbah, ini kafi ini Dewa. Nanti terserah Tuhan mau kasih anak lagi atau engga hehe"

"Nular yo nduk, dungo gusti minggu ngarep wes enek yoo"

"Aamiin"

"Yowes, mbah tak nang sawah sek yoo" pamit Mbah Pardi berlalu pergi.

[Anggap aja mereka udah nyewa rumah ya]

Seminggu berlalu..

"Kok pusing banget ya? Apa ini beneran ngisi nih gue? Wait"

"Eh mau kemana? Buru-buru aja" Tanya Gibran.

"Mau cek Pa di kamar mandi"

"Ohh, ikut dekk"

Relin masuk ke dalam kamar mandi sementara sang suami menunggu di luar.

10 menit kemudian.

"Piye? Ngisi?"

Relin mengangguk senang.

"YES!!"

[Di sore hari]

Drrrttttt....

"Halo mas? Kok nelpon?"

"Dewa mandi sungai sama aldi bun!"

"Astaga! Otw otw"

Relin menaiki motornya dan segera pergi ke Sungai di mana Dewa berada. Sesampainya di Sungai, dirinya mengacak pinggang sembari menatap Dewa yang sedang keasikan bermain di dalam air.

"Dewa" panggilnya.

Anak laki-laki itu menoleh.

"Buna? Hehe"

"Haha hehe, ayo pulang!"

Dewa segera berjalan pulang. Dirinya merasa takut kalau dirinya akan di marahi.

"Kenapa mandi sungai ga bilang²?"

"A-aldi sama joni yang ajak bun.. Maaf.." Jawab Dewa menunduk.

"Kalo di ajak ngomong tuh liat mukanya, jangan nunduk."

Dewa mengangkat perlahan kepalanya. Jujur, ia sangat takut sekarang.

"Kenapa nangis? Coba salah adek dimana?"

"Adek ga izin s-sama ga nurut sama buna.."

"Oke, hukumannya, kamu ga ibun kasih uang jajan selama 2 hari. Sana mandi!"

Dewa berjalan ke kamar mandi dengan terisak pelan. Gibran dan Kafi mengintip di balik pintu.

"Kalian berdua, sini"

Kafi dan Gibran saling pandang.

"Kenapa bun?"

"Mas kafi, sekarang mas mau punya adik dua. Jadi mas harus jadi kakak yang baik ya?"

"Hah? Maksudnya?"

"Buna hamil lagi mas"

Kafi menatap Relin dengan tatapan tak percaya.

"Ahay! Punya adik baruuuuuu!! Dewa ga di kasi tau bun pa?"

"Dia mah udah tau duluan kali, makanya kamu jangan ML terus yang di mainin. Ibun sita nanti kalo ML terus"

"Ampun ndoro"

~~~~~~~~~~~~~

Hellu² kesayangan mimin!

Suka ga sama cerita inii?

Janlup vote dan tinggalin jejak komentar ya!

Lopee!

Gibran's Family [Guanren Place]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang