12.

18 1 0
                                    

3 bulan berlalu.. Kini usia kandungan Relin sudah memasuki 6 bulan.

∘Dirumah Relin

"Mas kafi, sini bentar dong"

"Kenapa bun?"

Relin memberikan selembar uang kertas berwarna merah pada si sulung.

"Beliin jajanan, boba, sama eskrim ya. Sisanya terserah mau mas apain oke? Hati²"

Senyum kafi merekah. Ia pun segera mengambil jaket dan kunci motornya. Ayena yang sedang menjemur pakaian pun menghentikan aktifitas nya kala melihat Relin di samping kolam berenang.

"Uy! Bumil lagi santai ga ngajak², kan gua juga bumil"

"Ya turun sini! Woee Vin! Ikut kaga lo?!"

"Ikut! Bentar matiin kompor dulu!"

Kedua sahabat Relin pun ikut bersantai sembari menikmati angin di siang menjelang sore itu.

Kafi pun kembali.

"Nah bun, jajan, boba, sama es krimnya di situ semua"

"Makasih mas gantengg"

"Enak punya anak laki di rumah, bisa di suruh kemana-mana. Sedangkan Jerry malah di sekolahin di Asrama"-Vina.

"Sama kok Vin, gua juga gitu. Kak Dam malah milih nyekolahin anak² di Aussie."-Ayen.

"Aaa kasian banget besti² gue.. Gapapa, ntar kita healing sambil cek baby mau ga?"

Ayena dan Vina mengangguki ajakan Relin.

Pukul 16.34 sore, Relin dan kedua sahabatnya tengah berada di dokter kandungan.

"Jenis kelamin nya sama semua ya, Cewek. Nanti sampean² periksa lagi pas mau launching nggeh" Ucap Dokter.

"Nggeh terimakasih Dokter"

Relin dan kedua sahabatnya pun mampir ke supermarket untuk belanja bulanan.

Keesokan harinya..

Hari ini hujan deras.

"Bun, mas mandi ujan ya?"

"Ga! Ntar sakit, di rumah aja si"

"Tapi bun.. Kan udah lama mas ga mandi ujan.. Di depan rumah aja pleasee"

Relin tetap tak mengizinkan.

"Engga ya, ini musim sakit mas. Udah ibun mau tidur"

"Papa.."

Gibran yang sedang merakit lego pun menoleh.

"Sana mandi ujan, jan lama tapi. Keburu buna bangun"

20 menit kemudian..

"Hoam.. Dewa mana?"

"Oh itu lagi di warung depan beli kopi. Kamu kenapa bangun?"-Gibran

"Pengen buah.. Pake payung ga?"

"Pake kayanya, udah sampean balik tidur. Biar mas yang ngupas buah" Relin menurut. Ia pun kembali ke kamarnya.

Dewa pulang lewat pintu belakang.

"Sampean ki, dibilang ojo suwi². Sana mandi"

Dewa masuk kedalam kamar mandi bertepatan dengan Relin yang juga kembali turun.

"Itu siapa kok kay-"

"Bunn, mas beliin bubur sama boba buat Ibunn! Ayo makan"

"Ayuk! Pengertian banget deh"

Di malam hari.

Seluruh tubuh Dewa bergetar. Relin yang awalnya akan mengajak makan malam pun sontak panik karena tubuh putranya sangat pucat dan panas.

"Mas kafi!"

Kafi yang sedang berada di ruang tv pun menghampiri Relin.

"Kenapa bun?"

"Ayo anterin buna ke RS, adekmu demam tinggi! Panggil mas Ari!"

Kafi pun berlari ke luar dan memanggil supirnya untuk segera mengantarkan mereka ke RS.

Mereka pun sampai di RS. Dewa harus dirawat selama beberapa hari karena Demam yang tak kunjung turun.

Drrrttt.... (Panggilan dari Gibran)

"Haii bojoku"

"Ga usah basa-basi deh, kamu kan yang bolehin Dewa main hujan?! Dikira gue ga tau apa"

"Eh i-itu anu.."

"Itu anu itu anu, gue gampar juga muka lo. Aku ga pernah izinin anak² main bebas karna takut begini! Sayang boleh, tapi ga gini caranya, tuh liat anaknya jadi di rawat inap"

"Iya buna, papa tau papa salah.. Sekarang buna mau apa? Tas? Baju? Makeup? Sepatu? Mau apa?"

"Semuanya"

"Oke.. Tungguin ya"

Tutt...

"Bun.. Maafin Dewa ga nurut sama buna.."

"Tau ga salah mas Dewa di mana hm?"

"M-mas ga nurut sama buna"

Relin tersenyum. Ia membelai rambut putranya.

"Iyaa, jangan diulang lagi oke?"

Dewa mengangguk pelan.

Ayena dan Vina datang menjenguk.

"Hai Dewaa, ni tante beliin baju buat kamu"

"Makasih Tante"

~~~~~~~~~~~~~

Annyeong sayang" mimiennn

Sedikit memberi tau, anak Relin sama dua temennya ini punya 4 anak nantinyaa.

Dan mereka itu anaknya yang 3 cowok yang 1 lagi cewe sendiri.

Anggep aja anak cewe satu"nya lahh.

Janlup vote dan tinggalin jejak komentar ya!

Lopee!

Gibran's Family [Guanren Place]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang