KAMU SEDANG MEMBACA

Gibran's Family [Guanren Place]

General Fiction

Revelyn Elizabeth-Putri Tunggal dari Ratu Elizabeth dan Raemond Enwident. Ayena arlienny-Sahabat Revelyn Vina Djoraksa-Sahabat Revelyn Revelyn, Putri Tunggal keluarga Elizabeth yang terpaksa di titipkan pada art ayahnya di Jawa. Di Jawa, dirinya ti...

#family #fiksi #guanlin #guanren #kpop #renjun

37

8 1 0 
                                    

                                              
1 tahun kemudian... 
"Papa! Ain adek ucak tau!" 
"Papa, temenin ibun yuk bentar"
Ucap Relin di balas anggukan singkat dari sang suami. 
"Ibun awu kemana? Ade nda di ajak?"
"Gak, ngapain ngajak anak jelek kayak kamu"
"Papa! Adek sama kakak dulu ya? Buna ada urusan oke?"
Mahesa mengangguk senang, balita itu pun menaiki tangga menuju kamar kakaknya. 
"Akak! Buka pintunya"
Arellya membukakan pintu. 
"Lah? Ngapain kesini? Buna mana?"
"Buna cama Papa agy lual"
"Oh, ya udah masuk. Kakak lagi makan soalnya"
Mahesa bermain di sofa kucing. Matanya tertuju pada sebuah setrika panas di meja. Karena penasaran, balita itu mendekat dan menyentuh benda panas itu. 
Alhasil telapak tangannya sedikit melepuh. 
"Apa ni- awsh! Huaa!!"
"Eh kenapa?! Nah kann"
Mahesa menangis kencang. Arellya pun membalut tangan adiknya menggunakan perban. 
"Akak.. Adek mawu baco"
"Bakso?"
"Hum.. Beliin akak, pwis"
"Iya ayo, bentar kakak ambil jaket dulu"

                            

                                "Iya ayo, bentar kakak ambil jaket dulu"
                            
                              
                              
                                
                                  
                                  
                                
                              
                             
                            

                            

                              
                              Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
                            

                          

                          
"Enak baksonya dek?"
"Enak! Mau agy akak"
Arellya terkekeh pelan. 
"Emang ya anak jaman sekarang, pergaulannya terlalu bebas sampe hamidun. Tanpa ayah lagi" ucap seorang wanita paruh baya di sebelah Arellya. 
"Ibu nyindir saya?"
"Oh nyadar toh, kirain tuli."
Arellya menjawab dengan wajah datarnya. 
"Kalo iya nyindir saya ya udah sini ngomong depan saya, berani gak? Pake toa tuh sekalian" ucapnya. Ibu tersebut tak bersuara. 
"Kenapa? Kok diem aja? Tadi ngomongnya keras sampe kedengaran orang, buruan! Jangan berani di belakang aja!"
Ibu tersebut tetap tak berkutik. 
"Denger ya bu, kalo ibu ga tau apa apa, gausah sok ngomongin orang. Jatuhnya malu, nambah dosa tau gak? Inget umur bu, udah bau tanah, denger gak?"
"Eh udah udah rel, bu, kalo mau ribut pergi aja sana! Jangan bikin keributan di warung saya! Malu-maluin" ucap Bu Lela. 
Ibu tersebut langsung berdiri dari duduknya dan melenggang pergi. 
"Maaf karna buat keributan, sebagai ganti, hari ini siapapun yang makan di sini gratis. Saya yang bayar" ucap Arellya. Semua pelanggan langsung ramai datang dan makan.
Gibran's Family [Guanren Place]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang