20. menangis

10.2K 830 70
                                    

"Sweet dream my lord"

──────────────────♡
"Kak bangun kak"

Samar-samar Esta mendengar suara Marvel memanggilnya.

Esta nampak tak ingin membuka mata karena nyaman bergulung selimut tebal.

Cuaca hari ini entah mengapa sangat dingin.

Esta jadi tak ingin membuka mata karena merasa saking nyaman nya.

Si kembar hanya bisa menahan gemas melihat kakak tertuanya.

Hidung dan pipi yang memerah karena dingin dan tubuh yang terbungkus oleh selimut tebal dan besar.

"Ayo kak kita makan malam"

Marcel bersuara dan berusaha membangun kan Esta yang asyik meringkuk mencari kehangatan kembali.

"Umhh.. Gak mawuu.. Esta ingin tiwdur.. Sajahh.. "

Ucap nya dengan malas karena sangat mengantuk.

"Tidak boleh, sekarang ayo bangun"

Grep

Marvel mengangkat Esta kedalam gendongan nya.

Esta yang mendapat gerakan tiba-tiba pun kaget dan menangis.

"Hiks.. Huaaa!! "

Marvel kelabakan ia menimang-nimang kakak nya ini agar tenang.

Akan tetapi tangisan Esta malah tambah mengeras.

Marvel menatap Marcel yang di belakang nya. Marcel hanya bisa mengangkat bahu nya.

"Kakak jangan menangis ya nanti imut nya hilang"

Marcel mencoba menenangkan Esta. Esta berhenti menangis dan menatap Marcel.

Marcel senang karena berfikir cara nya berhasil.

Tetapi Esta malah menangis kembali dengan keras. Marcel bingung.

"Elu sih! "-Marvel

" lah kok gue"-Marcel

Brak!

Tiba-tiba pintu kamar di buka dengan kasar dan muncul lah Morgan dengan Mael.

"Ada apa ini"

Morgan bertanya. Si kembar pun nyengir dan menggaruk tengkuk mereka walau tak gatal.

"Kemari Kan"

Marvel pun dengan terpaksa memberikan Esta ke Morgan.

Esta pun masih menangis dengan pelan sesekali bersendawa.

Mael menatap kakak tertuanya yang sedang menangis.

Tetapi bukanya kasihan Mael malah merasa senang dan juga bergairah.

Tongkat daging nya tampak berdenyut dan menegak. Ia tersenyum dengan lebar.

"Gue pergi"

Setelah Mael berucap begitu ia langsung pergi dengan cepat. Ia tak tahan dengan ekspresi yang di buat oleh kakak mungil nya itu.

Mereka yang berada di kamar Esta nampak acuh tak acuh. Mael gak penting mau minggat juga gak peduli.

Morgan menimang-nimang badan kecil Esta dengan lembut.

"Anak daddy kenapa hmm... "

Suara berat Morgan terdengar di indra pendengaran Esta.

Ocean blue Eyes Esta bertubrukan dengan Dark Eyes Morgan.

Esta is the life for the Zergo family.[END S1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang