Trust

1.6K 77 5
                                    

Pacar si brengsek.

Panggilan yang langsung tersemat pada Haechan sesaat setelah ia menjadi kekasih dari seorang lelaki jurusan seni dari universitas nya. Memang sudah hampir setahun, tapi rasa-rasanya panggilan itu semakin lama semakin mengganggu nya. Sebenarnya Haechan tidak buta, ia juga tidak tuli, ia tau seperti apa kelakuan sang kekasih sebelum bersama dengan nya. Bergonta-ganti pasangan, kadang juga berselingkuh, atau jika sedang bosan ia akan menggoda para dosen muda juga. Sebrengsek itu memang.

Lalu kenapa Haechan mau bersamanya? Itu karna ia sempat di tolong saat dirinya terserempet motor di area fakultas si lelaki. Tubuh Haechan yang tidak sanggup berdiri itu di gendong lalu di bawa lari ke ruang kesehatan sebelum akhirnya di bawa ke rumah sakit karna tulang kaki nya yang retak. Mulai dari situ mereka menjadi semakin dekat dan berakhir bersama sampai saat ini.

"Halo, sayang. Sudah makan?"

Senyum Haechan merekah, ia baru saja selesai dengan kelas nya lalu menunggu sang kekasih di kantin fakultas nya beberapa menit.

"Aku kan menunggu mu"jawab Haechan.
"Astaga, kesayangan Jaemin ini kenapa menggemaskan sekali sih?"
"Jadi kita makan apa?"rengek Haechan.
"Apa saja yang Haechan ku mau. Ayo berangkat"

Keduanya berjalan beriringan dengan jemari yang saling bertautan, kadang Haechan juga menyapa beberapa mahasiswa yang ia kenal.

"Ramah sekali kekasih ku"goda Jaemin.
"Karna aku kenal, mereka kan teman ku"jawab Haechan mengundang senyum Jaemin, bukan jawaban nya yang membuat Jaemin tersenyum lebar, tapi ekspresi wajah Haechan yang lucu.
"Gemas nya"
"Jaemin, besok kita jadi ke rumah Renjun kan?"
"Iya, sayang. Dia bilang ingin makan sup buatan mu"
"Boleh. Nanti biar aku buatkan"
"Apa aku harus di operasi dulu supaya di masakkan Haechan?"tanya Jaemin dengan wajah memelas.
"Jangan berlebihan. Kau sudah sering makan masakan ku"omel Haechan dengan jari yang mencubit perut Jaemin main-main.
.
.
.
"Renjun! Haechan datang~"

Renjun yang sedang sibuk dengan infus nya yang kurang nyaman itu tersenyum lebar saat melihat kekasih teman baik nya datang berkunjung.

"Halo, Chan"
"Aku bawa sup pesanan mu"seru Haechan sembari memamerkan tempat makan yang ia tenteng.
"Wah terima kasih ya. Kau sendiri?"tanya Renjun dengan mata berbinar.
"Tidak. Jaemin sedang membeli minuman"

Wajah Renjun seketika berubah menjadi kebingungan. Ia beberapa kali menatap ke arah pintu dengan gusar.

"Kenapa, Jun?"tanya Haechan yang sadar dengan perubahan wajah Renjun.
"Huh? Oh, tidak. Chan, bisa bantu aku makan sup itu?"pinta Renjun.
"Boleh"

Ceklek

"Setauku kau operasi usus buntu, bukan amputasi tangan. Kenapa harus kekasih ku menyuapi mu?"omel Jaemin ketika ia baru saja membuka pintu namun sudah di suguhi pemandangan Renjun yang sedang di suapi oleh Haechan manis nya.

Renjun terlihat panik tanpa sebab ketika melihat Jaemin masuk dengan santai nya.

"Kenapa dengan wajah mu?"tanya Jaemin.
"Sepupu ku juga disini"jawab Renjun.
"Sepup-"

Brakk

"Huang! Kue pesanan mu tidak ad- oh, hai Jaemin"
"Chenle?"
"Hehehe iya. Apa kabar?"tanya seseorang yang baru saja datang itu.
"Baik"jawab Jaemin sebelum mendekat ke arah Haechan.
"Sayang, kita pulang ya? Renjun kan sudah ada sepupu nya. Sup mu juga sudah hampir habis"ajak Jaemin sembari meletakkan mangkok di tangan Haechan ke atas meja.
"Huh? Kenapa? Kau kan baru masuk"Haechan terlihat kebingungan, ia kan baru saja sampai dan membantu Renjun makan. Kenapa sudah di ajak pulang?
"Kita jalan-jalan saja ya? Besok kita kesini lagi"bujuk Jaemin.

Echanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang