Paper rings

837 46 2
                                    

Mark menatap beberapa temannya yang kini tengah makan siang di kantin. Sial sekali, hari ini dompet nya tertinggal dan bekal yang sudah di siapkan bubu nya pun tak ia bawa.

"Sialan. Laper, bubu~"keluh Mark.

Beberapa temannya sudah menawari untuk meminjamkan uang atau membelikan nya makan tapi Mark menolak, tidak enak hati. Ah, ia masih punya Jeno. Ia akan meminta di belikan makan oleh sang adik saja.

Ia mengirim pesan pada sang adik yang langsung mengiyakan permintaan sang kakak, Mark hampir keluar dari kantin fakultas nya sebelum sebuah tangan menepuk pundaknya.

"Ya?"tanya Mark.
"Ini untuk mu, kau lapar kan?"
"Huh?"
"Aku melihat mu linglung di dalam tadi sambil melihat teman mu makan. Aku membuat sandwich hari ini, kau bisa memiliki beberapa"
"Tap-"
"Tidak apa. Aku memang membuat banyak"

Mau tidak mau Mark menerima 2 sandwich, yang satu berisi sayuran, yang lainnya berisi strawberry. Mark yakin jika memakan satu saja dia sudah sangat kenyang.

"Eum terima kasih ya?"
"Sama-sama. Ah, kau bisa makan di bangku taman itu, disini sesak sekali"
"Baiklah. Oh ya, siapa namamu?"tanya Mark.
"Donghyuck"
"Terima kasih ya, Hyuck. Lain kali aku akan membelikan mu sesuatu"

Donghyuck hanya tersenyum manis. Dan saat itu juga dada Mark berdebar luar biasa, sosok di depannya sangat manis. Mata nya berbinar, rambut halus yang bergoyang setiap ia menggerakkan kepalanya, senyumnya manis sekali.

"Sudah sana, kau harus segera makan"titah Donghyuck sembari menunjuk bangku taman yang kosong.

Mark hanya mengangguk hingga sosok Donghyuck pergi menjauh entah kemana. Ia pun berjalan menuju bangku taman lalu mulai memakan sandwich dari Donghyuck yang baru pertama kali ia temui itu.

Tukk

Sebotol jus semangka tiba-tiba ada di samping Mark, ia mendongak dan melihat Donghyuck kembali.

"Niat ku ingin membelikan jus yang lain tapi hanya tinggal ada semangka. Maaf ya"cicit Donghyuck setelah duduk di samping Mark.
"Hyuck, tidak perlu repot"kata Mark setelah berhasil menelan makanannya.
"Tapi kan kau bisa saja haus"
"Aku suka semangka, terima kasih ya"ujar Mark.
"Benar?"tanya Donghyuck dengan mata berbinar.

Astaga, gemas sekali

"Iya. Aku bahkan memakan semangka setiap hari"kata Mark dengan senyum lebar.
"Syukurlah"
"Kau anak fakultas hukum juga?"

Donghyuck hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Aku menemui kakak ku. Oh ya, siapa nama mu?"
"Aku Mark"
"Mark, bagaimana kalau setiap hari aku membuatkan mu bekal?"tawar Donghyuck.

Awalnya Mark ingin sekali menolak tapi ia sadar jika hanya dengan ini ia bisa menemui Donghyuck lagi dan lagi.

"Kalau tidak keberatan"jawab Mark.
"Tidak, tidak, aku tidak repot. Jadi setiap jam 9 kita akan bertemu disini. Bagaimana?"
"Memang tidak merepotkan mu?"tanya Mark, sebenarnya ia tidak enak hati.
"Tidak, Mark. Mau tidak?"

Mark akhirnya mengangguk.

"Kalau begitu aku harus kembali ke kelas dulu. Kau ingin membeli sesuatu lagi untuk di makan?"tawar Donghyuck.
"Tidak. Ini sudah lebih dari cukup, aku kenyang sekali"
"Ya sudah, aku pergi dulu ya Mark"

Punggung sempit itu berjalan menjauh sambil sesekali menyapa orang yang ia kenal dengan senyum lebar nya.

"Kurasa dia lebih muda dariku"gumam Mark.
.
.
.
"Abang bilang tadi butuh uang untuk makan, kenapa tidak jadi ke tempat ku?"tanya Jeno saat melihat kakak nya sudah duduk santai bersama bubu di rumah.
"Sudah kenyang"jawab Mark dengan wajah sumringah.
"Uang saja tidak punya"olok Jeno.
"Ada anak baik yang memberi ku sandwich dan jus semangka tadi"
"Lain kali lebih teliti, bang. Kalau bubu bilang bekal nya di cek berarti harus di cek sampai 3 kali"pesan Taeyong.
"Iya, bubu. Maaf ya. Tadi Abang buru-buru"

Echanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang