(tidak) bertepuk sebelah tangan

472 32 1
                                    

Lagi-lagi Haechan tersenyum manis saat melihat lelaki kesukaan nya berjalan melewati koridor kelas nya. Hanya beberapa detik namun mampu membuat dada Haechan berdebar kencang.

"Ajak ngobrol dong, jangan di liatin terus"sindir Renjun yang sejak tadi melihat perilaku Haechan.
"Nggak berani. Dia kalo jalan juga selalu nunduk"
"Iya juga ya? Ngapain sih nunduk begitu, nyari uang gitu?"
"Nggak lucu, Injun. Diem deh"
"Sensi banget yang nggak terima crush nya di ledekin"goda Renjun sembari menyenggol lengan Haechan main-main.

Lelaki yang Haechan maksud kini sudah ada di lantai bawah, berjalan menuju gedung fakultas nya yang letak nya tak jauh dari gedung fakultas Haechan dan Renjun. Jalan nya masih seperti biasa, menunduk.

"Tapi gue notice sesuatu deh"kata Renjun tiba-tiba.
"Apa?"
"Dia kalo ada Lo pasti lirik-lirik dulu sebelum nunduk lagi. Lo kerasa nggak?"
"Hah? Enggak kok, sama aja. Nunduk terus"elak Haechan.
"Gue mergokin dia beberapa ngeliat Lo waktu lewatin Lo, cuma beberapa detik aja"
"Jangan bikin gue baper ya. Males banget"
"Tapi coba deh Lo ajak ngobrol, siapa tau dia mau. Udah semester akhir nih, masa naksir doang. 3,5 tahun berlalu sia-sia dong"
"Takut, Injun. Iya kalo di respon, kalo dia main pergi kan gue nya jadi malu"
"Bener juga"
.
.
.
Siang ini Haechan mampir ke perpustakaan fakultas kedokteran karna kakak nya masih ada kelas beberapa menit ke depan.

"Mau baca apa ya"gumam Haechan sembari melihat beberapa buku disana.

Pandangan Haechan jatuh pada sebuah buku yang sayangnya terletak sedikit lebih tinggi dari jangkauan nya. Si manis mencoba berjinjit namun gagal. Memilih menyerah, Haechan hendak berbalik namun sebuah tangan mengambil buku yang ia inginkan.

"Yang ini kan?"tanya suara berat di belakang Haechan.

Bukan nya menjawab, Haechan justru membalik badannya hingga ia terjepit antara tubuh tinggi di hadapannya dan lemari buku di belakang nya.

Please tolong gue siapapun, lemes banget kaki gue!!

"Haechan?"
"Huh? Oh iya, bener yang ini. Makasih ya, Jaemin"ucap Haechan setelah berhasil menguasai dirinya lagi.
"Sama-sama. Tumben ada disini"
"Iya. Kakak masih belum selesai kelas, mau pulang bareng"
"Siapa yang nggak bawa mobil?"tanya Jaemin.
"Gue. Kebetulan jam masuk nya sama kayak kakak jadi bareng aja"

Lelaki bernama Jaemin itu mengangguk paham. Haechan lebih dulu berpamitan setelah kembali mengucapkan terima kasih, anak itu memilih duduk di bangku yang sedikit pojok. Ia butuh suasana yang sepi saat membaca. Tak lama bangku di sebelah nya juga di duduki seseorang yang ternyata Jaemin lagi.

"Gue nggak ganggu kan?"tanya Jaemin.

Acara "mari memandangi lelaki tampan" Haechan pun harus buyar kala Jaemin bertanya.

"Bebas. Gue juga cuma numpang kok"

Tak ada lagi suara, dua anak itu sudah tenggelam dengan bacaan masing-masing hingga Haechan tak sadar jika lelaki di samping nya mengamati setiap lekuk wajah nya secara diam-diam.

Drrrt drrrt drrrt
Kakak aku is calling..

"Dimana, dek?"
"Perpustakaan"bisik Haechan.
"Kakak udah selesai nih. Ayo pulang"
"Oke. Adek tunggu dimana nih?"
"Di depan perpustakaan aja, kakak kesana"
"Siap, bos"

Jaemin tersenyum tipis saat mengamati ekspresi wajah Haechan saat berbicara dengan kakak nya.

"Kak Mark?"tanya Jaemin.
"Iya. Gue duluan ya, Jaemin"
"Ati-ati pulang nya"
"Siap. Bye"

Haechan berjalan cepat menuju pintu depan perpustakaan setelah mengembalikan buku yang sempat ia baca tadi. Anak itu bahkan sempat berpamitan pada penjaga perpustakaan yang juga salah satu mahasiswa yang seangkatan dengan kakak nya. Gemas sekali. Dan itu semua tak luput dari pandangan seorang Na Jaemin yang lagi-lagi tersenyum melihat tingkah teman satu kelompoknya semasa OSPEK dulu.
.
.
.
Renjun menatap Jaemin yang sejak tadi berdiri di samping Mark, berbincang berdua namun mata lelaki itu tak lepas dari Haechan yang tengah sibuk bermain dengan beberapa sepupu kecilnya. Oh ya, hari ini adalah perayaan kelulusan Mark sekaligus farewell party karna Mark akan mulai bekerja di negara yang sudah ia incar selama ini.

Echanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang