Pakiber

483 29 1
                                    

"Mau kemana, Ji?"tanya Jeno saat melihat teman nya hendak pergi dengan membawa beberapa snack.
"Mau nengok kesayangan dulu"jawab Jisung.
"Anjir, baru tadi pagi kalian berangkat bareng elah"
"Ya emang kenapa sih? Udah kangen nih gue"gerutu Jisung tak terima.
"Najis"

Jaemin yang sejak tadi diam karna fokus dengan makan siang nya pun akhirnya tertawa mendengar umpatan kesal dari Jeno.

"Lo iri kan?"tanya Jaemin.
"Pake nanya, iya lah"jawab Jeno.

Tawa Jaemin makin keras, ia menghadap ke arah Jisung yang kini juga turut tertawa karna jawaban jujur dari Jeno.

"Makanya cari pacar, jangan cuma iri dengki tapi nggak ada tindakan"kata Jisung.
"Haechan punya adek nggak?"tanya Jeno.
"Anak tunggal dia, kenapa?"
"Ya kalo punya kan bisa kenalin ke gue. Spek macem dia kan susah tuh, yang lucu-lucu"ujar Jeno.
"Anjing, Lo suka sama punya gue ya?"
"Enggak, babi. Tapi kalo Haechan mau sama gue sih nggak bakalan gue tolak. Rejeki"

Plakk

Jisung memukul lengan Jeno dengan emosi lalu bangkit dari duduknya.

"Udah ah kesayangan gue kelas nya udah kelar. Duluan ya"pamit Jisung.
"Titip salam buat pakiber ya"pesan Jeno.
"Pakiber apaan?"tanya Jisung bingung.
"Pacar kita bersama"
"Emang dasar Jeno anjing!"
.
.
.
"Udah seneng?"tanya Jisung sembari mengusap helaian anak rambut yang menutupi wajah kekasihnya.
"Belum. Aku mau main yang lain lagi boleh nggak? Kamu mau ada acara nggak?"tanya Haechan.
"Boleh, main sesuka kamu. Hari ini full buat kamu"

Senyum kesukaan Jisung kembali terulas, jika tidak ingat mereka sedang di tempat umum rasanya Jisung ingin sekali memeluk tubuh yang lebih pendek dari nya itu. Menggemaskan sekali.

"Kamu laper nggak?"tanya Haechan.
"Belum sih. Kamu udah laper?"
"Belum juga. Kalo nanti kamu laper bilang ya? Kita makan dulu"pesan Haechan.
"Iya, sayang. Sekarang main lagi sana"

Tanpa menunggu lagi, Haechan kembali memilih mainan mana yang akan mereka mainkan. Weekend kali ini Jisung mengajak kekasih kecilnya itu ke Timezone yang sudah sering mereka kunjungi sejak masih SMA. Keduanya dulu pertama kali bertemu juga di Timezone ini. Memainkan salah satu permainan, bersaing, lalu saling mengolok. Berakhir dengan Jisung yang justru jatuh cinta saat melihat senyum kemenangan Haechan saat itu.

Langkah Jisung mendekat pada Haechan yang saat ini tengah bermain dengan seorang anak laki-laki. Ia tatap kekasihnya yang terlihat seru sekali sampai tak menyadari nya.

"Yeyyyy, kamu menang. Hebat banget"puji Haechan hingga si anak tersenyum malu.
"Kamu kesini sama siapa?"tanya Haechan lagi.
"Sama mami sama papi, ada disana"tunjuk si bocah ke arah orang tua nya.

Haechan menoleh lalu tersenyum. Disana terlihat pasangan tengah bermain seru hingga berteriak kencang. Sepertinya orang tua bocah ini tengah berkencan.

"Kamu mau main yang lain?"tawar Jisung pada anak kecil itu.
"Enggak. Aku kesini karna liat kakak main sendiri jadi aku temenin, sekarang temen kakak udah dateng jadi aku mau balik main sama mami, papi ku. Dadah kakak"seru si bocah sembari melambaikan tangannya.
"Dadah"balas Haechan heboh.

Tubuh Jisung hampir limbung saat Haechan tiba-tiba berbalik ke arah nya, menatap dengan mata jernih dan berbinar.

"Kenapa?"tanya Jisung.
"Besok kalo kita udah punya anak gitu juga ya, Ji? Masih tetep main kesini sama bawa anak"pinta Haechan, senyum nya lebar sekali. Jisung rasanya kembali jatuh cinta.
"Emang beneran mau nikah sama aku?"tanya Jisung.
"Ya mau lah. Di bayangan aku tuh adanya kamu, emang sama siapa lagi?"

Berdebar luar biasa. Mungkin Haechan bercanda atau tidak sepenuhnya serius dengan apa yang ia katakan, tapi Jisung senang luar biasa saat membayangkan ia dan Haechan pergi ke Timezone ini dengan anak mereka nanti.

Echanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang