Rintangan

706 41 0
                                    

"Coba yang ini mau, sayang?"

Haechan menatap buku menu lalu melihat menu yang di tunjuk oleh kekasih nya.

"Enak?"tanya Haechan.
"Enak. Kakak pernah coba saat meeting disini bersama papa"
"Ya sudah mau itu, tapi ice cream boleh kan?"
"Hng? Memang minggu ini belum makan ice cream?"tanya Mark menyelidik.
"Makeu bisa periksa kulkas di rumah, semuanya masih lengkap. Aku belum makan ice cream dengan siapapun"kata Haechan dengan mata berbinar.
"Tidak bohong?"
"I swear"
"Mau rasa apa?"tawar Mark di sela senyum nya.
"Yessss! Blueberry, please"
"Tunggu sebentar ya, sayang"

Haechan menatap pergi lelakinya ke arah kasir, menghampiri Jaemin untuk meminta pesanan nya segera di buat.

"Hai, Chan"sapa Shotaro yang ternyata juga datang ke cafe Jaemin.
"Hai, Taro. Dengan siapa?"
"Sendiri tapi nanti Renjun menyusul"jawab Taro.
"Kita duduk semeja saja"ajak Haechan penuh semangat.
"Kau dengan siapa?"tanya Taro.
"Makeu"

Shotaro setuju lalu duduk di hadapan Haechan. Keduanya berbicara banyak hal padahal setiap hari sudah bertemu di kantor. Kebetulan mereka bersama Renjun bekerja di satu kantor yang sama dan divisi yang sama.

"Oh ada Shotaro, hai"sapa Mark yang baru saja kembali.
"Taro dan Renjun bergabung disini boleh ya, Makeu?"pinta Haechan.
"Boleh, sayang"jawab Mark sembari mengusap pipi bulat Haechan dengan gemas.

Klingg

"Injun!! Sebelah sini"seru Haechan saat melihat Renjun membuka pintu.
"Hai, Chan, kak Mark"sapa Renjun.

Haechan tersenyum cerah sedangkan Mark hanya mengangguk ramah. Setelahnya mereka berempat menyantap makan siang bersama di temani Jaemin yang juga ikut bergabung.

"Coba lihat kesini"titah Mark pada Haechan yang masih sibuk dengan ice cream nya.
"Hm?"
"Auh lihat ini"

Renjun tersenyum saat melihat bagaimana Mark mengusap ujung bibir Haechan dengan ibu jari nya sebelum ia sesap sendiri pada akhirnya. Gemas. Hubungan keduanya memang selalu berhasil membuat banyak orang iri. Termasuk Renjun dan Shotaro yang kini hanya tersenyum melihat pasangan dihadapan nya.

"Kalian lama bersama tapi masih saja manis"kata Shotaro.
"8 tahun itu masih sebentar untuk mengenal karakter seseorang, Taro"kata Haechan sembari tersenyum manis.
"Maksudnya kau masih butuh banyak waktu untuk bersama kekasih mu?"goda Shotaro.
"Betul sekali"

Renjun tersenyum mendengar jawaban Haechan yang memiliki banyak makna tersirat. Ia tau, ia adalah salah satu saksi bagaimana hubungan yang hampir rubuh itu akhirnya kembali kokoh hingga kini keduanya hampir menikah. Semuanya tidak mudah tapi nyata nya Haechan bisa.
.
.
.
Flashback

"Kau mengganggu ku, sialan"
"Bubu mencari, kak. Kakak sudah 2 hari tidak pulang. Sekarang pulang dulu"
"Berisik"
"Kenapa begini lagi? Apa lagi yang salah kali ini?"
"Semuanya brengsek. Aku benci"
"Termasuk aku?"
"Ya"
"Kalau begitu kita sudahi saja. Kakak benci aku kan?"
"Diam, brengsek"
"Oke"

Pipp

Haechan meletakkan ponsel nya ke atas meja dengan nafas yang terus ia atur agar tangis nya tidak pecah saat itu juga.

"Kau baik-baik saja?"tanya Renjun yang sudah berdiri di depan pintu ruangan Haechan.
"Injun"
"Minumlah"Renjun masuk ke dalam ruangan Haechan dengan 2 botol air mineral.

Haechan menerima salah satunya lalu segera meminum nya hingga setengah.

"Kenapa? Ada apa?"tanya Renjun.
"Njun, apa yang kau lakukan saat berada dalam hubungan yang tidak sehat?"tanya Haechan tanpa menoleh pada Renjun.
"Pergi dari hubungan itu secepat mungkin. Diriku lebih berharga"

Echanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang