Hello again

389 33 11
                                    

Pagi ini Haechan bangun dengan tubuh yang segar, semalam ia tidur tepat waktu dan bangun sedikit lebih siang jadi tubuh nya benar-benar beristirahat.

Tok tok tok

"Echan udah bangun, ma"seru Haechan dari dalam kamar.
"Yaudah. Mama berangkat dulu ya, sayang?"

Haechan segera membuka pintu lalu tersenyum pada sosok berwajah lembut itu.

"Mama belum masak, maaf ya"
"Nggapapa, ma. Biar Echan yang masak. Papa udah berangkat ya?"tanya Haechan.
"Belum, nak. Mama ada urusan pagi"
"Biar Echan yang urusin papa pagi ini. Mama tenang aja, semangat kerja nya ya"ujar Haechan dengan senyum lebar nya.
"Aduh baik banget anak mama ini. Makasih ya, dek"ucap Doyoung setelah mencubit pipi gembil Haechan dengan gemas.
"Sama-sama, ma"

Setelah Doyoung pergi, Haechan kembali masuk ke dalam kamar untuk merapikan kamar lalu segera mandi.

"Loh, dek? Kamu masak?"tanya Taeil saat melihat Haechan sibuk menata hasil masakan nya.
"Iya, pa. Mama pergi pagi kan?"
"Papa tau, kirain papa harus makan di kantin kantor"ujar Taeil.
"Tenang dong, kan ada chef cadangan disini"seloroh Haechan.

Taeil tertawa melihat wajah cerah Haechan. Menggemaskan bukan main memang anak itu.

"Bekal nya papa udah Echan susun, di tas itu. Papa sarapan sendiri nggapapa kan? Echan ada janji ketemu dosen"pamit Haechan dengan wajah tak enak. Sebenarnya ingin sekali sarapan bersama tapi dosen nya memang sedikit menyebalkan.
"Nggapapa. Makasih ya udah di masakin sama di siapin bekal. Nanti papa bawain ice cream seember kalo pulang kerja"janji Taeil.
"Yessss. Makasih, pa. Echan berangkat ya"
"Hati-hati, nak"
"Siap"
.
.
.
"Muka songong yang bakal wisuda duluan nih"sindir Jaemin saat melihat Haechan datang ke saung tempat biasa ia dan teman-temannya berkumpul di kampus.
"Apa sih"omel Haechan.
"Sarjana ilmu komunikasi, anjay"seru Chenle.
"Belum wisuda jadi masih unofficial"balas Haechan.
"Yang penting kan udah lulus. Anjir otak nya luar biasa,  3,5 tahun doang di embat sama dia"kata Jaemin sekaligus emosi karna ia tak bisa secerdas kawan nya.
"Yaudah sih emang kenapa. Ini katanya minta di bantuin skripsi, gue suruh ngapain?"tanya Haechan.
"Priksa kerjaan aku dong, kak. Buntu nih"ucap Chenle dengan wajah di buat semanis mungkin.

Haechan mulai memberi sedikit bimbingan pada teman-temannya, saat sudah hampir selesai, teman nya yang lain datang. Renjun datang dengan wajah lesu nya.

"Kenapa?"tanya Haechan.
"Dospem macem anjing, tadi bilang bisa sekarang bilang besok aja. Babi"umpat Renjun.
"Jangan sabar, besok abis lulus Lo hadang kalo dia pulang. Enak aja bikin Injun gue kesel"kata Haechan yang mau tidak mau membuat Renjun tersenyum tipis.
"Ngantuk gue"keluh Renjun dengan suara lirih, ia sudah begadang semalaman dan harus rela berangkat pagi karna dosen nya yang meminta. Nyata nya ia di tinggalkan lagi untuk urusan yang tidak jelas. Sialan sekali memang.
"Tidur aja deh. Masalah dospem Lo gampang"kata Jaemin.
"Untung dospem gue baik, makasih Tuhan"gumam Chenle dengan tangan yang di depan dada.
"Wisuda Lo kapan, mbil?"tanya Renjun pada Haechan.
"Awal bulan"
"Sisa nya harus bareng ya? Please gue nggak mau wisuda sendirian"rengek Renjun pada temannya yang lain.
"Nikah aja kalo nggak mau sendiri"cletuk Jaemin.
"Kata siapa kalo udah nikah bakalan enggak sendiri? Sok tau Lo"balas Haechan lalu tertawa.

Obrolan mereka terhenti saat Mark, salah satu senior mereka dulu datang menghampiri.

"Lagi pada ngapain nih?"sapa Mark.
"Bahas skripsi, bang. Nih pembimbing nya si Haechan"jawab Chenle.

Mark melrik ke arah Haechan yang melambai ke arah nya sebelum kembali fokus mengusap kepala Renjun yang mulai memejamkan matanya. Manis sekali.

"Ada urusan apa kesini, bang?"tanya Jaemin.
"Abis diskusi, gue di mintai tolong buat gantiin dosen buat dua semester sekalian bimbing mahasiswa nya"terang Mark.
"Dosen yang mana?"tanya Chenle.
"Dosek Kim"

Echanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang