Ruangan yang gelap, bau, dan bahkan pengap itu diisi oleh sekumpulan orang dengan tubuh besar, terlihat kuat dengan wajah yang mengerikan.
Inupi membuka matanya saat merasakan tubuhnya terasa nyeri, "uhh~" Inupi melihat sekeliling saat merasakan hawa mencekam dari salah satu orang di sana.Ia melihat seorang pria duduk di atas sofa yang lebih layak daripada bangunan yang mereka pakai untuk menyekapnya, "siapa..?" Tangan, kaki, bahkan tubuh Inupi diikat di kursi. Namun sepertinya mereka masih memiliki simpati dengannya.
Kedua tangan dan kakinya memang terikat dengan kuat. Namun bagian tubuh terutama perut dirinya yang besar itu sedikit longgar.
Pria yang duduk di sofa itu melihat dengan tatapan tajam dan sepertinya ia sangat membenci Inupi. Pria itu berdiri dari duduknya dan mendekati Inupi, "tidak heran... omega dominant, ya? kau diperlakukan istimewa sekali" Pria itu memegang dagu Inupi.
Ia melihat wajah Inupi yang terlihat marah engannya dan berusaha melepaskan pegangan itu dari wajahnya, "tenang... aku memiliki perasaan untuk semua orang, bukan hanya pasanganku" Ia melepaskan genggaman dari dagu Inupi dengan sedikit kasar.
Inupi mengernyitkan alisnya, ia sedikit heran dengan kalimat yang dilontarkan pria itu. Pria itu sepertinya mengetahui sesuatu, ia melirik ke arah Inupi. Namun ia tetap kembali ke sofa yang ia duduki tadi.
"kau ingin mengetahuinya? aku tidak akan memberitahunya jika kau tidak ingin" Pria itu menyenderkan kepalanya di kepalan dirinya, ia menyangga tangannya di sisi sofa itu. Ia terus menatap Inupi yang duduk dengan wajah yang terlihat jelas bahwa ia sedang marah.
"katakan dahulu, siapa kau?!" tegasnya. Inupi harus mengetahui siapa orang yang berada di hadapannya saat ini terlebih dahulu sebelum ia kembali mengetahui sesuatu yang lebih intim dan dalam.
Orang itu tersenyum mendengar pertanyaan Inupi yang mungkin semua orang tidak langsung menanyakan hal itu, "namaku, Shiba Hakkai. Kau bisa memanggil diriku Hakkai. Aku adalah salah satu anggota mafia yang sekaligus bermusuhan dengan organisasi alpha mu itu" jelasnya.
Inupi semakin bingung dengan keadaan yang terjadi, ia memutuskan untuk bertanya kembali. Namun belum sempat ia berbicara. Pintu dari ruangan itu terbuka dan menampilkan seorang pria berambut panjang dan berwarna ungu (Mitsuya di masa depan). Ia menghampiri pria yang duduk di sofa itu.
Ia mendatanginya dan langsung menampar pria itu, "apa yang kau lakukan?! aku sudah bilang, jangan melakukan ini?! itu adalah pekerjaan ku!" teriaknya. Namun pria itu malah memeluknya dan membenamkan wajahnya di perut pria cantik yang dilihat oleh Inupi.
Inupi terkejut mendengar pria itu masuk dengan begitu mudah. Ia melihat Inupi dan terlihat ingin melepaskan ikatan itu dari tubuh Inupi, namun para penjaga itu menutup tubuh Inupi seperti memberi perintah bahwa ia tidak boleh membuka ikatan itu.
Pria bertubuh kecil itu memutuskan untuk menghampiri pria yang duduk di sofa. Namun yang membuat Inupi semakin terkejut adalah ia berani menampar pria itu. Bahkan Inupi saat menatap pria itu sedikit takut dengan tatapan membunuhnya.
Inupi juga bisa melihat perubahan ekspresi dari pria itu. Ia juga merasa bahwa pria berambut panjang itu sangat cantik.
Hakkai menarik pinggang pria bertubuh kecil itu hingga ia terjatuh ke pangkuan Hakkai. Pria itu menyangga tubuhnya di pundak Hakkai, "lepaskan dia... maka aku akan-" Belum selesai pria itu bicara, telunjuk Hakkai telah mendarat di bibir pria cantik itu.
Hakkai tersenyum lembut, begitupula dengan tatapan matanya, "aku tidak akan menyakitinya, Mitsuya~" Hakkai memegang pinggang Mitsuya dan sedikit meremasnya, "aku tidak pernah menginginkan tubuhmu" Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Mitsuya, sehingga nafas dirinya terasa di leher Mitsuya, "ingat itu, sayang~" Hakkai mencium leher Mitsuya.
Mitsuya melihat lelaki itu, ia menempelkan kedua pipi pria itu menggunakan telapaknya "lalu kenapa?.. bagaimanapun juga itu tetaplah pekerjaan, mengerti?~ jangan seperti ini" uca[nya dengan suara yang lembut.
Pria itu memegang salah satu tangan Mitsuya dan menatapnya dengan tatapan mendalam, "jangan menggodaku~ aku tetap tidak akan melepaskannya bagaimanapun juga." Pria itu menyentuh leher Mitsuya dengan begitu lembut, ia melihat leher itu lalu meneguk ludahnya. Ia mencium leher itu "cup" dan kembali melihat Mitsuya.
Inupi yang melihat kemesraan itu dari awal sudah merasa canggung dengan dirinya sendiri. Ia tiba-tiba terpikir dengan dirinya sendiri, ia selalu bermesraan dengan Koko tanpa melihat situasi. Dan sekarang ia mengerti bagaimana di posisi para pelayan dan penjaga di rumahnya yang selalu melihat keduanya bermesraan.
Pipi Inupi memerah hanya karena melihat pemandangan itu. Inupi berusaha untuk bertanya kembali dengan apa yang dia lakukan kepadanya, "lalu kenapa kau..." Perhatian Hakkai beralih menjadi ke Inupi dan tatapan mengerikan itu kembali muncul.
Tubuh Inupi bergetar hebat, "aku hanya ingin mendengarkan alasannya, apa tidak boleh?" ucapnya dengan nada yang bergetar.
"tid-" ucapan Mitsuya di potong oleh Hakkai, dengan wajah datarnya.
Hakkai mengangkat tubuh Mitsuya dan dengan perlahan meletakkannya di sofa yang ia duduki tadi, "apa kau tidak tahu bahwa alpha mu suka bermain dengan para omega yang belum tertanda? baiklah... kita ganti kata-katanya. Dia suka menjadikan omega sebagai mainannya. Kau tahu itu?" Mitsuya ingin menghentikan pria itu, namun merasakan pheromone nya sudah menyebar membuatnya kehilangan keberanian untuk menghentikan pria itu.
Inupi tentu terkejut, ia selalu mengira bahwa Koko pulang larut malam dan tidak memberitahunya tentang kemana dia adalah karena pekerjaan. Inupi membuat wajah tidak percaya, ia tidak percaya Koko melakukan hal seperti itu.
"tidak percaya? apakah perlu aku buka p*ntat nya yang robek karena ulah alpha mu itu?" ucapnya. Mitsuya yang mendengar pernyataan Hakkai itu berusaha untuk tidak membenarkannya.
"tidak! jangan percaya-"
"DIAMLAH!" teriaknya.
Mitsuya terkejut dengan nada tinggi yang dikeluarkan Hakkai, pertama kali dalam 'pertemanan' mereka Hakkai mengeluarkan nada tinggi kepada Mitsuya. Selama ini Hakkai selalu bernada lembut dan tidak pernah kasar semenjak mereka dekat.
Mitsuya kembali diam karena emosi Hakkai yang sepertinya tidak mudah untuk dijinakkan begitu mudah, meski selama ini ia gampang untuk menjinakkannya. Namun berbeda dengan situasi saat ini.
"biarkan aku melihatkan sisi kasarku padamu, Mitsuya~"
TBC
Haloo semuaa!! Seperti biasa, MAKASIHH PAKE BANGET BAGI YANG UDAH BACA YAA!! LOVE U GUYS!!
Jangan lupa vote or komen yaa!
Dadaaa🍃🍃🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia yang Lembut [ kokonui ] 𝔼ℕ𝔻
Non-Fictionwarning bxb 🔞🔞 kokonui rankazu drakey bajifuyu Sanrin Karakter milik Ken wakui