52

99 6 2
                                    

Suara mesin Ambulatory EKG terdengar di ruangan bernuansa putih itu. Koko terduduk di samping pria bersurai blonde yang tertidur dengan selang berada di hidungnya.

Mulutnya terus-menerus mengucapkan kata-kata yang mungkin bisa membuat pria itu terbangun dari pingsannya. Nafasnya terus memburu melihat pria yang juga pasangannya tertidur pulas di hadapannya.

Kedua tangannya menggenggam erat tangan pria bersurai blonde itu dengan erat. Rasa panik, khawatir, dan ketakutan menjadi satu dalam tubuhnya.  Mulutnya terus memohon pada tuhan agar kekasih yang ia cintai bisa kembali bangun dengan cepat dan melihat bayi kecil keduanya yang memiliki mata indah seperti dirinya.

Air mata Koko terus mengalir dengan cepat agar sang kekasih bisa bangun dan melihat dirinya. Pria bertubuh tinggi masuk ke dalam ruangan itu, "setidaknya obati lukamu.. dia tidak akan senang jika terbangun dan melihatmu di penuhi darah."

Ran mendekati Koko, ia memegang pundak Koko dan sedikit menepuknya untuk menyemangati rekannya itu, "tenang saja.. aku sudah meminta pasanganku untuk menjaganya" Koko tetap diam di tempatnya, ia menutup wajahnya menggunakan tangan Inupi yang lemas itu.

Kazutora masuk sembari membawa keranjang rotan yang berisi buah-buahan. Koko menghela nafas saat melihat Kazutora masuk dan mendekati Inupi, ia berdiri dari duduknya dan mengusap wajahnya, "aku mengandalkanmu" ucapnya. Kazutora mengangguk dan duduk di kursi yang sudah disediakan untuk orang yang menjenguk.

Koko dan Ran meninggalkan ruangan itu. Ran akan menutup pintu itu, namun sebelum ia menutup pintu itu, ia melihat ke arah Kazutora yang juga sedang menatapnya, "aku akan kembali" Kazutora tersenyum sebagai balasan ucapan itu.

Kazutora kembali menatap Inupi, ia tersenyum dan membelai rambut Inupi yang menutupi wajahnya, "bangunlah.. kasihan alpha mu~" ucapnya dengan senyuman, namun senyuman itu pudar dan menjadi tangisan yang tersedu-sedu.

Kazutora sudah tidak dapat membendung tangisannya saat melihat wajah sahabatnya yang tertidur pulas di hadapannya, ia menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Kazutora mengecilkan suara tangisnya agar tidak ada yang bisa mendengarnya, namun perkiraannya salah.

Pria bertubuh tinggi itu masuk kembali ke dalam ruangan itu dan langsung memeluk Kazutora dari belakang, "tidak apa.. menangislah" Kazutora sempat terkejut saat mendapat pelukan dari belakang. Kazutora membalikkan tubuhnya untuk melihat wajah Ran yang dapat menenangkan dirinya.

Melihat pergerakan dari Kazutora, membuat Ran merasa senang dengan perkembangan Kazutora yang mulai menerima dirinya dan terbuka dengan dirinya. Kazutora mengalungkan kedua tangannya di leher Ran dan menangis di dekapan dirinya.

Ran merasa sangat senang, ia merangkul pinggang ramping Kazutora agar dekapan keduanya lebih dalam dan terus seperti itu, "aku..." lirihnya. Ran melirik ke arah Kazutora, ia sedikit melonggarkan pelukan itu. 

Kazutora mengusap air mata dirinya dan melihat ke arah pria di hadapannya dengan air mata yang masih mengalir. Ran perlahan berlutut di hadapan Kazutora, ia mengusap air mata yang terus mengalir di pipi Kazutora dan senyuman tersungging di wajahnya, "akhirnya kau mengeluarkan sisi lemah mu padaku.." Kazutora terkejut dengan kata-kata yang muncul pertama kali dari mulut Ran.

"aku bangga padamu~" Pria itu membenamkan wajahnya di perut Kazutora, ia melingkari kedua tangannya pula di perut ramping itu dengan senyuman bangga, "tersenyumlah.. dia tidak akan senang jika kau terlihat menyedihkan" Ran menatap Kazutora, ia tersenyum dan kemudian berdiri dari jongkoknya.

Ran melambaikan tangannya  tanpa membalikkan tubuhnya, ia menutup pintu ruangan itu meninggalkan Kazutora sendiri di dalam.

Kazutora melihat pintu yang tertutup itu, ia tersenyum dan membalikkan badannya. Kazutora begitu terkejut melihat Inupi yang berusaha membuka matanya, jari-jarinya mulai mencoba bergerak dan matanya perlahan-lahan mulai terbuka.

"ugh.." Inupi melirik ke arah Kazutora yang sangat terkejut dengan Inupi yang tiba-tiba tersadar. Inupi berusaha mengangkat tangannya agar bisa menyentuh Kazutora yang berada di sebelahnya, "ka... zu..." Kazutora mengangguk-angguk saat namanya berusaha disebut oleh Inupi.

"aku di sini.." Inupi tersenyum melihat sahabatnya itu. Kazutora berdiri untuk memanggil suster yang menjaga Inupi. 

Kazutora terlihat tenang mendengar penjelasan dari dokter tentang kesehatan Inupi, "dia pingsan karena kelelahan dan pendarahan yang cukup banyak.. sejujurnya, dia cukup hebat bisa terbangun hanya dalam 2 hari untuk pendarahan yang cukup banyak." Dokter itu pergi setelah menjelaskan kepada Kazutora.

Inupi melirik Kazutora dengan senyuman lemah itu, ia memegang perut dirinya yang sudah rata. Kazutora membalas senyuman itu, ia membelai beberapa kali rambut Inupi dengan lembut, "kau bisa menemui anak mu setelah keadaanmu telah membaik" Kata-kata itu cukup membuat Inupi lebih tenang dan menjadi tidak sabar untuk melihat anak yang telah ia kandung.

Kazutora duduk di sisi kasur yang di tempati oleh Inupi, "aku mendengar bahwa anakmu adalah perempuan. Dia pasti sangat menggemaskan dan cantik sepertimu" Tangan Kazutora tidak henti-hentinya untuk membelai rambut Inupi sembari terus mengatakan kata-kata yang membuat Inupi menjadi lebih tenang.

Tak lama setelah dokter keluar dari ruangan itu, Kazutora langsung memberikan pesan di ponselnya untuk Mikey agar ia bisa datang dan menjenguk Inupi.

Selang beberapa waktu, pintu kembali terbuka dan menampakkan pria pendek bersurai blonde dengan bawaan buah-buahan serta cupcakes dengan krim coklat, stroberi, dan vanilla di atasnya.

Inupi melihat teman pendek nya mendekat dengan wajah yang terlihat sangat bahagia karena mendapat kabar Inupi telah terbangun dari Kazutora, "entah mengapa, aku sangat senang" Keduanya tentu mengetahui sifat keibuan dari Mikey yang sangat senang ketika melihat anak-anaknya selamat dari maut. Apalagi, Mikey sempat mendengar cerita dari Ran saat mereka berjalan menuju kamar Inupi.

Mikey meletakkan buah-buahannya di meja, terlihat tetesan air mata mulai membasahi pipinya, "kenapa kalian selalu membuatku khawatir?"


TBC 
Haloo semuaa!! MAKASIHHH BUAT YANG SELALU SUPPORT YAAWW
Jangan lupa Vote or Komen!!
Dadaaa
🍃🍃🍃

Mafia yang Lembut [ kokonui ] 𝔼ℕ𝔻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang