9. 🌱

210 19 0
                                    

"I-itu apa kak?" Tanya Shaka dengan suara yang bergetar.

Renan mengeratkan genggaman tangannya. "Bukan apa-apa ga usah takut ada kakak disini"

"J-jun periksa sana" ucap winan mendorong bahu Juna.

"Ga mau Lo aja kan Lo Abang" ucap Juna semakin memeluk sofa dengan erat.

"Nah akhirnya ketemu!" Seru dino saat menemukan handphonenya dengan cepat dino menghidupkan senternya membuat wajah takut mereka terlihat.

Raka menghela nafas lega. "Untung ga terlalu gelap lagi"

"Joh sana liat ada apaan disana" suruh Theo pada Johnny yang terlihat panik.

Johnny memeluk erat bantal sofa. "Ah gamau! Lo aja sana"

"Badan aja yang gede tapi nyalinya sekecil semut"

Tian berdiri. "Udah ayo kita semua kesana Sama-sama kita gebukin hantunya"

"Emang hantu bisa di pukul ya chan?" Tanya Jian berbisik pada Chandra.

"Lo nanya sekali lagi benar-benar gue lakban mulut Lo"

"Ayo cepetan!" Perintah Tian yang dituruti oleh semua orang.

Mereka semua berdiri dengan memeluk atau pun menggandeng tangan satu Sama lain. Mereka berjalan kearah dimana suara itu berasal yang ternyata dari arah dapur.

"Kalian pada bawa senjata ga?" Tanya Tian menatap mereka semua.

Mark mengangkat sebuah bantal sofa. "Gue bawa batal biar gue gebuk pake bantal aja"

"Gue bawa pulpen"ucap Yasa memperlihatkan pulpen yang ia bawa.

Sean menatap bingung. "Emang bisa pulpen dijadiin senjata?"

"Ya bisa lah bang! Nih liat ujungnya tajem jadi bisa buat nusuk orang, jadi nanti hantu atau malingnya kita tusuk aja sampai mati" ucap Mario panjang lebar Dangan wajah polosnya yang membuat mereka menatap Mario merinding dengan ucapannya.

"Anjir si Mario muka imut gitu seremnya kaya psikologis" ucap Juna mengeratkan pelukannya pada Kenan.

Kenan menghela nafas lelah. "Spikopat Jun! Bukan psikologis!"

"Ya itu lah pokonya!"

"Nih nih gue bawa penggaris ntar kita geplak aja pake penggaris" ucap Raka memberikan penggarisnya pada Johnny.

"Jendra" panggil Tian membuat Jendra menoleh.

"Hah? Kenapa bang?" Tanya Jendra bingung.

"Lo yang mimpin ya? Badan Lo gede soalnya" ucap Tian membuat mereka menatap datar Tian.

"Iya Lo didepan aja Jen takut ntar bang Tian penyet kalau didepan" ucap Henry membuat Tian menatapnya malas.

Mereka lanjut berjalan dengan dipimpin oleh Jendra dan Johnny yang memegang penggaris Raka.

Perlahan mereka hampir sampai kearea dapur. Namun mereka semua kaget dan ikut berteriak saat mendengar teriakan Johnny.

"AAAA SETAN!"

"AAAAAAAAAAAAA"

"BUNDA MAU PULANG"

"ANJIR APAAAN COK?!"

klik

Seketika suara teriakan mereka berhenti saat lampu tiba-tiba saja hidup dan menampilkan dapur dalam keadaan kacau. Terlihat disana para babu, eh ga deng 5 kucing plus dua anjing yang sedang duduk diatas kulkas.

"DAPUR GUE KENAPA BEGINI???!!" Teriak jaena kesal melihat panci pink kesayangannya tergeletak tak jauh dari ia berdiri.

"Ini habis gempa bumi ap–"

KOSAN NEOZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang