7. 🌱

267 23 4
                                    

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Rintik hujan mulai turun mengguyur kota. Udara pun semakin dingin membuat Haekal menutup jendela dan tirai dengan wajah yang ditekuk.

Haekal berjalan menuju sofa ruang keluarga dan duduk sambil memeluk Jeffrey yang tertawa tidak jelas menatap siaran TV.

"Lo Napa sih bang? Cemberut gitu" ucap Jian menatap bingung Haekal.

"Ish kesal gue! Ga jadi ke pasar malam karna hujan!" Ucap Haekal melepaskan pelukannya dari Jeffrey.

"Eh eh bagi dong"

Jaevan menyodorkan mangkuk yang berisi beberapa jenis buah-buahan pada Haekal, lalu ikut duduk disebelahnya.

"Emang udah ada rencana dari tadi pengen ke pasar malam?" Tanya Sean mengambil buah anggur.

Mendengar itu Haekal kembali cemberut. "Iya! Seharusnya kita semua pergi kesana! Ini ga boleh di lewatkan karna bang Johnny bakal traktir kita semua"

"Eh kutil kudanil! Sejak kapan gue bakal traktir kalian semua?!" Tanya Johnny yang baru tiba setelah acara mandinya.

"Sejak embrio!"

"HAEKALLLL!!"

Teriakan renan menggelar dari lantai 3 ke lantai 1. Haekal kaku seketika mendengar teriakkan seorang renan junie wijaya.

"Mati gue" dengan terburu-buru Haekal mencari tempat persembunyian namun naas sebelum bersembunyi di kolong meja makan renan telah melihatnya.

"Keluar atau gue seret Lo?!" Ancam renan menunggu Haekal keluar.

Haekal keluar dengan menampilkan cengirannya menatap renan yang berapi-api. Haekal melihat renan akan mengeluarkan suara namun ia langsung kabur dan berlindung di belakang Johnny.

Renan yang melihat Haekal melarikan diri menghentikan Jendra yang lewat membawa teflon yang akan digunakan untuk acara memasak jaena.

"Eh Ren itu jae-" ucapan Jendra terpotong saat jari telunjuk renan menempel di depan bibirnya.

"Shuuut, diem atau ikut gue gampar pake teflon?"

Jendra tersenyum hingga kedua matanya menjadi segaris, Tanpa berlama-lama Jendra segera berlalu memasuki dapur. takut ikut di gampar renan.

"Mana si–oh disitu ternyata, SINI LU GUE GAMPAR!" Teriak renan mengangkat teflon yang ada ditangannya tinggi-tinggi.

Johnny panik seketika melihat renan yang mengamuk. "Jangan di pukul dulu Ren! Ntar gue ikut kena, minggir lu hadapi sendirian!"

Haekal mendengkus kesal saat Johnny menariknya paksa. "Dasar bapak tidak berperikeanakan!"

"Lu bukan anak gue ya! Ntar kalau udah ga berantem lagi baru anak gue"

"Haekal maju Lo sini sebelum ini teflon melayang"

Haekal tersenyum manis. "Hehe ada renan, kenawhy Ren? Hamba salah apa lagi kali ini yang mulia?"

"Masih nanya Lo! Pasti Lo kan yang ngabisin sabun strawberry gue?!" Tanya renan dengan tangan yang belum turun memegang teflon.

"Ih bukan gue! eee si bule kw noh! Liat dia ketawa-ketawa sendiri!" Tuduh Haekal menunjuk Mark yang memang sedang tertawa melihat pertengkaran mereka.

"Lah kok gue?! Kan Lo yang sekamar sama renan!" Ucap Mark membela diri.

"Engga tuh! Pasti Lo ngaku aja deh, kalo bukan Lo ngapain Lo ketawa-ketawa?!"

"Lah salah emang gue ketawa?"

"Salah! Membuang-buang oksigen yang ada disini aja"

Renan menatap Mark curiga. "Bener Lo Mark?"

KOSAN NEOZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang