4.🌱

270 27 2
                                    

"iya bang kita udah dibasemant—EH ITU PIPI ADEK GUE JANGAN LO UNYEL-UNYEL NANGIS NTAR ANAKNYA! BANG YUTA ADEK LO DIKIKET NAPA DIGODAIN MULU SI YASA—bentar lagi naik kita bang udah ya—ASTAGFIRULLAH MARIO LO NGAPIN BOCILLL?!"

Tut Tut

Mario yang kaget karna sang kakak sepupu berteriak langsung melempar ranting yang ia mainkan. "Ga ngapa-ngapain kok kak!"

"DIKIRA GUE BUTA APA?! LU JANGAN MAIN CACING BOCAH! JOROK ITU!"

"Ih ga kok! Ga main cacing cuman ngorek-ngorek tanah doang!" Bantah Mario dengan wajah cemberut.

Renan menarik nafas lalu mengeluarkan nya sambil mengusap dada. "Tenang renan kamu bisa! Yaudah sana ambil koper sama tasnya kita mau naik sekarang"

"Kak renan liat temennya! Sakit pipi aku huhuhu" dengan tersedu-sedu Shaka mengadu pada renan.

Tak tertahan lagi renan melepaskan sebelah sepatunya lalu mengangkatnya tinggi-tinggi mengancam Juna. "Lu mau gue lempar pake sepatu atau pergi masuk?"

"Hehe maap Ren ini gue mau masuk, maap ya bocil gumusssss" dengan secepat kilat Juna pergi meninggalkan mereka masuk kedalam lift.

"LAH KOK GUE DITINGGAL JUN?!" dengan dramatis yuta menatap pintu lift yang sudah tertutup. "Tega kamu padaku"

"YAELAH BANG BANTUIN GUE NAPA BAWA INI TAS?! BERAT INI!" Teriak Raka yang menarik kopernya keluar dari bagasi mobil.

"YA LU NYA SIAPA SURUH BAWA BATU DALAM TAS?!"

Walau marah-marah yuta tetap membantu adiknya membawa salah satu tas. Disisi lain Kenan membantu jaevan mengeluarkan kopernya dari bagasi.

"Kak Ken"

"Kenapa?"

"Besok habis pulang sekolah temenin jemput motor ya?"

"Loh ngapain jemput motor? Kan kakak bisa nganter"

Jaevan menghela nafas. "Ga usah lah repot nanti, lebih baik kalo motornya disini biar nanti kalo ada urusan mendadak kakak ga usah repot"

Kenan tersenyum sambil mengelus lembut kepala jaevan. "Ya udah besok kakak anter"

Disisi lain dua pemuda yang sejak tadi mendengar dan melihat Kenan dan jaevan yang saling berbicara dengan lembut dan hangat menoleh pada yuta dan Raka yang entah memperdebatkan apa.

"Beda banget sama adek kakak yang onoh" ucap Yasa menunjuk Raka dan yuta mengunakan dagu.

"Nama juga adek kakak, kan setiap orang beda-beda cara mengungkapkan kasih sayang mereka" ucap Sean bijak membuat Yasa mengangguk membenarkan ucapan Sean.

"Lo mau punya kakak ga?"

Pertanyaan Sean membuat Yasa menoleh bingung. "Gimana mau punya kakak orang gue anak tunggal"

Dengan tersenyum bangga Sean menepuk dadanya dua kali. "Gue nih kakak Lo, kan gue sepupu Lo dan gue lebih tua dari pada Lo!"

"Cuih! Seumuran aja songong lu!"











Ting

Semua anak kos yang sudah menunggu di depan lift menatap Juna heran. "Mana bocil lucyu nya bang? Kok malah setan yang muncul?" Tanya Chandra.

"HEH CONGOR LU GUE MASUKIN CABE YA?!"

Jian menatap bingung. "Emang berani lu bang?"

"Mana berani si Juna ngerjain kalian, takut diusir dia sama Mak lu berdua" ucap Johnny mengejek Juna.

"Nah itu tau!"

Tian menatap Juna setelah memastikan bahwa tidak ada orang lain selain Juna didalam lift. "Yang lain mana jun?"

KOSAN NEOZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang