8. 🌱

623 49 1
                                        

Setelah acara makan malam para bujang ganteng kita ga langsung kekamar melainkan duduk di ruang keluarga untuk sekedar bercerita tentang keseruan hari yang mereka jalani.

Namun lain halnya dengan para bocil-bocil SMA kita yang sedang fokus menatap buku pelajarannya sambil sesekali bertanya dan menyahuti percakapan yang sedang mengalir.

"Bang yang ini digimanain?" Tanya Mario pada Kenan yang sejak tadi menjadi guru dadakan.

Kenan menoleh lalu menatap buku yang mario sodorkan. "Kamu cuman tinggal kali yang ini biar dapat hasilnya"

Kepala Mario mengangguk. "Oh oke oke makasih bang"

Berbeda dengan Mario yang langsung mengerti jika dijelaskan berbeda dengan Raka yang berguling terlentang dengan wajah yang sudah pasrah.

"Lu niat dikit kek kalo belajar" ucap yuta menendang kaki Raka.

"Udah niat tapi tetap aja ga bisa" ucap Raka lalu kembali duduk menatap bukunya yang penuh dengan banyak angka.

"Itu mah dasarnya aja lu yang goblok! Siniin biar gue ajarin" ucap yuta menarik buku Raka.

Raka mengintip wajah yuta yang serius menatap bukunya. "Gimana? Bisa ga?"

"Ga bisa sih"

Tepuk jidat berjamaah!

"Kalau goblok jangan ngatain orang goblok lu bang" ucap haekal enteng sambil masih menuliskan beberapa kata dalam bahasa inggris.

Yuta menatap Haekal sinis. "Yang ga bisa bahasa inggris diam"

"Emang lu bisa yut?" Tanya Theo dengan wajah polosnya.

"Ya kagak lah"

Tepuk jidat berjamaah part 2!

"Lu nyontek sekali lagi gue colok mata Lo pake ini pena!" Ancam Yasa pada Sean yang hanya tersenyum tidak jelas.

Sean mengerucutkan bibirnya. "Pelit banget sih sa"

"Pelit mata Lo! Ga liat itu puisi isinya sama kaya gue?! Lo nyontek dari awal!"

"Isshh iya iya! Ga nyontek!" Ucap Sean menjauhkan dirinya dari Yasa dan duduk lebih mepet pada jaevan.

Yasa menatap kearah Jian yang berada disisi kirinya. "Lo juga! Ngapain nyontek ke gue? Kan kita beda pelajaran? Beda kelas lagi"

Jian menatap bingung. "Lah emang kita ga sekelas ya? Perasaan sekelas deh"

"Chandra ini tolong adek Lo dikondisikan" ucap Yasa memutar badan Jian mengarah ke Chandra yang menatap Jian malas.

"Ji kita sama Yasa, Sean, jaevan beda kelas dan mereka lagi ngerjain bahasa Indonesia dan kita pkn ji" ucap penjelasan Chandra.

Jian mengerjap bingung. "Pantesan ga nyambung, dibuku gue disuruh nulis pasal 3 ayat 1-3 malah jadi puisi mana judulnya kucingku lagi, semirip itu Lo sama kucing?"

"Yasa mah kucing garong" sahut Sean.

Yasa menatap Sean dengan sinis. "Diam sebelum gue gantung Lo ditiang"

"Kak Ren ini gimana lagi?" Tanya Shaka pada renan yang terlihat frustasi karna diganggu oleh Haekal.

Renan menoleh. "Hm? Mana? Oh ini mah kamu ti–DIEM DULU SETAN! Ini kamu tinggal jumlahin terus dibagi baru dapat hasilnya" jelas renan lalu menatap Haekal sinis yang mengalihkan pandangan tak berani menatap renan.

"Oh oke oke, hihihi kasian bang Haekal dimarahin" ledek Shaka.

Haekal mengerucutkan bibirnya. "Ishh gue gampar juga lu pake panci pink jaena"

KOSAN NEOZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang