Confession - SHANIEL

1K 128 17
                                    

Hi guys, SHANIEL we are back ...

***
(Chapter ini lumayan panjang ya guys, jadi Author harap buat kalian yang mau baca cerita ini, pelan-pelan aja yah bacanya 😉)

Happy reading guys...

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

Shani berdiri di depan sebuah pintu ruang pemotretan. Tangan kirinya membawa dua buah majalah berjudul The Magazines dengan sampul foto seorang wanita cantik yang ia tidak sangka berada di dalamnya. Sejenak, ia menghela napas dalam sebelum membuka pintu ruang pemotretan itu dan mulai melangkah masuk ke dalamnya. Gitara. Teman setianya yang sudah mendampinginya lebih dari enam tahun ini, terlihat sudah berada di sana dengan kamera DSLR yang tergantung di lehernya.

“Hai shan, kamu dateng lebih awal? Tumben?” tanya Gitara tanpa melepas pandangan pada kameranya.

“Emangnya aku nggak boleh dateng lebih awal,?” balas Shani seraya menekukan bibirnya ke bawah.

“Bukan gitu. Cuman, jarang banget kan kayak gini. Kamu lagi masalah?” Gitara meletakkan kameranya di atas meja dan berjalan mendekat ke arah Shani.

Matanya menatap lurus mata kebiruan dari lensa kontak yang dipakai gadis  tinggi itu. Shani sendiri sudah menganggap cowok di depannya ini sebagai Kakak kedua setelah kakak kandungnya, Sean.

“Lupain. Jadi, gimana sama pemotretan hari ini?” tanya Shani berusaha mengubah topic mereka.

Gitara menghela napas pelan, dia tidak mau ambil pusing dan berbalik menuju meja kecil dengan satu set lengkap komputer di atasnya. Cowok itu kemudian menyalakan komputernya seraya menjawab pertanyaan Shani.

“Kamu cuman perlu pake bikini yang ada di ruang ganti di sana. Aku pengin konsep yang lebih tertutup dari sebelum-sebelumnya.” ujarnya

“Loh? Kenapa tiba-tiba kamu ngubah konsep gitu?” ujar Shani sedikit heran

“Kamu tau sendiri The Magazines kehilangan banyak investor. Ada salah satu investor yang mau menyelamatkan perusahaan kita tapi dengan syarat, mereka gak mau terlalu mengumbar tubuh modelnya. Mau gak mau ya kita harus nurutin itu kalo mau perusahaan kita selamat.” ujar Gitara menjelaskan.

“Wow, jadi penasaran aku siapa orang itu, Kak.”

Gitara mengangkat bahunya acuh dan mulai menyibukkan dirinya dengan layar persegi di depannya. Shani berdecak pelan seraya menghentakkan kakinya ke lantai, layaknya anak kecil yang sedang kesal. Dengan bersungut-sungut, dia menyeret kakinya dengan berisik ke arah ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.

“Gimana kabar pacar kamu, Shan?” tanya Gitara tiba-tiba.

Shani reflek menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan Gitara yang sama sekali tidak terduga.

“Dia bukan pacar aku. Terus ya- dia baik.”

“Tapi kan aku me-…”

Belum sempat Gitara menyelesaikan kalimatnya, Shani terlebih dahulu masuk ke ruang ganti dan membanting pintu keras-keras. Cowok berwajah tampan itu terkekeh dan menggeleng pelan.

Tak butuh waktu lama, Shani sudah siap dengan balutan bikini berwarna putih miliknya. Gitara menatap gadis berambut hitam itu beberapa detik dengan mulut ternganga. Ia sama sekali tidak berkedip.

“Kak, inget kak Sharena di rumah.” tegur Shani. Gitara akhirnya menyadari kebodohannya lalu memalingkan wajahnya yang memerah ke arah lain.

“Sorry. Habisnya kamu keliatan lebih cantik pake bikini itu.” ucap Gitara

SHANIEL'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang