Jisung tidak mendapatkan jawaban dari donghyuck, membuat dia membisu dan tidak mau memperpanjangnya masalah, keheningan ada antara keduanya, Hingga sampai di rumah donghyuck, Jisung turun mobil, dia masuk duluan sementara dominan itu memasukkan mobilnya ke bagasi. ia susul Jisung yang terlihat ke arah kamar. donghyuck tidak mau ambil pusing pun ke arah kamar adiknya haechan. masih harum adiknya.sebenarnya dia sangat merasa bersalah, karena permasalahan bersama sang ayah, haechan di usir dari sini, padahal dia selalu tinggal bersama adiknya sejak dulu, hanya karena haechan membantah, pria itu tidak di anggap anak lagi dan di suruh angkat kaki dari rumah kakaknya, padahal, donghyuck sudah bilang, semua akan baik-baik saja. Karena dia yang memiliki rumah ini.
tekanan yang di berikan ayah mereka memang besar, haechan terkadang tidak bisa bebas melakukan hal yang dia mau, dulu, anak itu terkenal nakal dan sering berbuat onar, karena jarang di perhatikan oleh ayah mereka, bahkan ayah mereka berdua menyalahkan haechan atas kematian sang ibunda.
Itu adalah rasa sakit paling besar bagi donghyuck, dia sama sekali tidak menganggapnya adiknya bersalah atas kematian ibunda. Karena ke egoisan pria tua itu, adiknya mengalami tekanan mental dan stress berturut hingga sampai bunuh diri.
"Kak, bagaimana jika aku mengakhiri hidup?"
"Maka aku tidak pernah memaafkan mu, haechan"
Si empu terkekeh pelan ,dia memeluk yang lebih tua Erat juga memberi ciuman singkat, donghyuck hanya diam, dia sama sekali tidak bisa melawan kalian adiknya clingy atau ingin dekat, karena mereka jarang ada waktu, karena donghyuck sering di luar negri.
"Kak, kalau nanti haechan bertemu bunda boleh kan?"
"Jangan mengarang, biar aku saja duluan, kamu masih ada masa depan yang harus di lakukan"
"Tidak ada, Renjun menyelingkuhi diriku, padahal aku sangat mencintainya, kamu adalah satu-satunya Sandaranku, tapi kamu akan pergi lagi ke luar negri, kak dengar, aku sangat menyayangimu, terima kasih sudah menjadi kakak yang baik dan bertanggung jawab"
Donghyuck mengepalkan tangannya tidak terima. Haruskah adiknya mendapatkan keadilan segera? Rasanya dia ingin membunuh sang ayah sekarang juga.
merendam amarahnya, ia taruh foto adiknya perlahan seakan itu adalah haechan asli. membuka almari dimana isinya adalah berbagai merek alkohol persediaan haechan, dan juga sebuah tabung berisi rokok, serta pemantik, lengkap sudah. Ia pun duduk di balkon sembari menikmati segalanya. sudah lama dia tidak seperti ini.
"hah, seharusnya kamu tidak bodoh, haechan"gumam donghyuck
Bayangan tubuh adiknya yang membiru sekujur tubuh dengan sebuah bekas memanjang di lehernya adalah rasa kecewa dan sakit donghyuck. dia merasa bersalah. kenapa tidak memilih tetap di sini saja dan menemani adiknya yang dalam keadaan terpuruk?, tak terasa orang sedingin dia dan tidak bisa mengungkap perasaan dengan baik kini menangis hanya karena adiknya. memori indah saat kecil memenuhi fikirannya.
Dia sadar, haechan tidak seceria dulu, semenjak menikah haechan menjadi dewasa dan tidak bersikap konyol atau seperti anak-anak. Padahal haechan tidak ingin dewasa, katanya menyakitkan, maka dia akan terus bersikaplah layaknya anak kecil. dan donghyuck memegang janji adiknya
"Kak, dewasa itu tidak menyenangkan ya, hanya ada rasa sakit dan sedikit kebahagiaan"
"Sedewasa apapun kamu, kamu tetap anak kecil di mataku, haechan"
Jisung melihat donghyuck yang melamun sembari meneteskan air mata membuat Jisung tahu perasaan dominan itu. dia seperti melihat haechan versi lebih tinggi dan dewasa. rahang itu, wajah, suara, semuanya mirip haechan. seperti anak kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar daddy || Jaemsung
FanfictionKehidupan jisung menjadi sugar baby sang tuan Na Jaemin "Daddy, jie mau mansion baru" "Nanti beli, tinggal pilih, sekarang aku mau jatah, udah berapa hari ini, baby" "Ishh iya, nih jie buka baju, mau nenen? Atau langsung ngewe?" Mengenai Jisung yan...