Jisung menatap ruangan ICU dengan pandangan kosongnya, tiba-tiba saja kondisi Jaemin menurun tanpa sebab, bahkan lihatlah bajunya yang putih, ternoda oleh darah Jaemin, dimana dominan itu muntah darah saat kondisi memeluknya. Membuat dia memekik kejut serta panik tiada henti. Tangannya mengepal erat, rasanya menyakitkan, melihat wajah tidak sadarkan diri dengan mulut terus mengeluarkan darah. Ia menunduk dalam"Jisung"
Suara itu, lantas dia berbalik badan, menemukan donghyuck yang menghampiri nya, pandangan dominan itu terlihat tidak sangka akan kondisi nya terlihat kepayahan seperti ini. Jisung berhamburan dan memeluk tubuh yang lebih tua sangat erat, menumpahkan kesedihan nya selama mungkin hingga dia lega. Rasanya amat menyakitkan. Dia tidak bohong
"Tenanglah, Jaemin pasti bisa melawan rasa sakit itu"
Bahkan kata penenang itu tidak berpengaruh pada pola fikir Jisung, kenapa dia baru menyadari kalau Jaemin dalam kondisi seperti ini.
"Cepat!!"
Pekikan Jaehyun yang tengah menangani Jaemin membuat Jisung semakin takut, kala perawat keluar tergesa gesa dan kembali membawa entah itu alat apa, mungkin untuk keadaan genting.
Sudah 3 jam, berlalu, penanganannya Jaemin sama sekali belum berakhir, sampai Jisung tertidur dengan posisi bersandar pada pundak donghyuck, ia usap kepala ini agar lebih nyenyak. Mata sembam dan hidung memerah, dia sadar, Jisung Sangat mencintai Jaemin, seakan menjadi separuh hidupnya. donghyuck hanya ingin menikahi Jisung, dia tidak mau kalau si manis bersama Jaemin hanya menerima kekerasan atau rasa sakit.
"Renjun, kau dimana"gumam donghyuck khawatir, mantan istri adiknya itu pasti sedang menyendiri dan berduka atas hal yang dia alami.
Sebenarnya donghyuck bisa saja lebih menikahi Renjun, namun pria cantik itu menolak mentah-mentah, donghyuck tidak keberatan, karena pasti di dalam darah putri kecil itu mengalir darah haechan juga. Tepat juga, golongan darahnya dengan haechan sama
"Uncle"
Donghyuck melihat Jaesung berjalan ke arah keduanya, kenapa anak ini datang padahal sudah malam hari?, siapa yang mengantar, di belakang nya ada Renjun, nampaknya dia menjaga Jaesung agar tidak merasa sendirian di mansion besar tersebut.
Sama-sama melemparkan senyuman teduh. "Buna sedang tidur, kelelahan"jelas nya
Jaesung mengangguk paham, dia duduk samping Jisung dan memeluk, seketika terlelap, Jaesung akui dia tidak bisa tidur tanpa memeluk atau berada aman serta nyaman di sekitar.
******
"Apa ayah bersungguh untuk mengambil Jisung dari Jaemin?"
Pria yang lebih muda meragukan tindakan ayahnya, bukankah munafik setelah menjual anak sendiri dan sekarang sudah kaya malah mau memiliki anak lagi, itu sangat gila bukan?, Chanyeol tertawaan pelan "hei nak, Jisung adalah anakku, dan dia harus tinggal bersamaku, kamu adalah anak tiri, jangan meragukan tindakanku"ujar Chanyeol
"Meski aku adalah anak tiri, tapi aku sudah membantu mu untuk kaya lagi, Park Chanyeol"kecam nya
Chanyeol terdiam, berakhir tertawa sedikit keras "kamu bisa hidup karena kerja kerasku, tidak masalah jika kamu membantu ku bukan?, itu namanya balas Budi, nak"senyuman licik Chanyeol dan tepukan pada pundak Sunghoon
Membuat dominan itu menghempaskan tangan yang lebih tua dengan amarah memuncak "lebih baik Jisung bersama Jaemin daripada bersama ayah kandung tidak tahu diri seperti mu!"teriaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar daddy || Jaemsung
FanfictionKehidupan jisung menjadi sugar baby sang tuan Na Jaemin "Daddy, jie mau mansion baru" "Nanti beli, tinggal pilih, sekarang aku mau jatah, udah berapa hari ini, baby" "Ishh iya, nih jie buka baju, mau nenen? Atau langsung ngewe?" Mengenai Jisung yan...