Gemerlap malam, sinar bulan menerangi kedua pria yang kini menatap satu sama lain, kagumi paras secantik bidadari, entah sejak kapan dan bagaimana bisa dia jatuh pada pesona si cantik. Tangannya terangkat perlahan untuk memegang wajah pujaan hatinya sementara sang empu terdiam akan tindakan yang lebih tua darinya
Angin menerpa poni legamnya, membuat kesan cantik berkali kali lipat demikian rupa, Tangan besar itu sudah sepenuhnya menyentuh wajahnya, mengelus pipi halus milik Renjun dengan perlahan dan penuh kagum
Tatapan mata semakin dalam dan menikmati paras indah Renjun.
Donghyuck, jatuh pada pesona Renjun yang berstatus sebagai mantan istri adiknya sendiri, setelah satu tahun lebih tinggal serumah layaknya suami istri, siapa yang Taka kan jatuh cinta?, sangat mustahil bila tak terjadi.
wajahnya semakin mendekat, ingin melakukan sesuatu atas perasaan serta kemauan, Renjun melihat wajah yang sama dengan haechan hanya tergugu tanpa mau bergulir sedikit saja. Memejamkan matanya untuk menerima tindakan selanjutnya. Tapi, di tengah pejamannya, bayangan lama kembali di benaknya.
"I love you, Lee Renjun"
"Entah di kehidupan sekarang maupun selanjutnya, aku akan tetap menjadi suamimu"
"Sayang, kiss nya mana?, morning kiss please"
Senyuman hangat, tawa nyaring dan sebuah pelukan hangat, adegan dewasa yang kedua lakukan, sampai dimana bagaikan kaset rusak, pertikaian, tubuh terbujur kaku dengan sebuah luka di lehernya, sayatan pada tangan. Bibir pucat Pasih dan tubuh mulai mendingin, tangisan kencang. Sebuah lirihan untuk jangan di tinggalkan.
"Aku harap, kamu tidak menduakanku, sebagaimana diriku tak pernah menduakanmu"
Degh
"Hah!"
Renjun membuka matanya, nafasnya memburu, dia menatap kilatan binar mata donghyuck yang kini berubah bingung, aksinya terhenti saat akan mencium Renjun, air mata menggenang, tangan yang lebih kecil dengan pelannya melepas tangan donghyuck yang bertanggar pada pipi nya
Lantas pergi tergesa-gesa, donghyuck membeku, haechan?, kenapa Renjun terus terbayang haechan?!, donghyuck sangat membenci situasi seperti ini.
Tangannya terkepal erat. harus keberapa kali dia mengalah demi seseorang?
Renjun menutup pintu kamarnya, tangisannya kian deras, sesak, sakit, semuanya menjadi satu, kecewa terhadap diri sendiri atau haechan. Jemari lentik nya mengambil sebuah bingkai, haechan, tersenyum manis seakan tidak ada hal berat yang terlewati semasa hidupnya
"Aarghh, kenapa?!!, kenapa kau tidak bisa hilang dari fikiran ku?!!, kenapa haechan?!!, jawab aku!!"teriaknya frustasi
Setiap kali dia ingin membuka hati dan menerima donghyuck, bayangan haechan selalu saja bergema dalam ingatannya, bayangan dominan itu tidak bisa hilang meski sudah 1 tahun terlewat lamanya. Sesenggukan, Renjun terduduk di ujung kasur, menenggelamkan wajahnya di antara kakinya, bingkai foto haechan tergeletak di sampingnya, jendela terbuka lebar
Gorden tersebut terus berhembus kian angin semakin kencang tiada henti, tangisnya semakin kencang, suara haechan memenuhi benaknya. Bagaikan kaset rusak, momen dulu berputar dalam ingatan Renjun
"TERUS MAU KAMU APA HAH?!!"
Renjun memajamkan matanya kala haechan membentaknya untuk pertama kali selama rumah tangga berjalan, dominan di depannya mengusak rambut nya frustasi, melihat Renjun menunduk dengan meremas bajunya membuat dia merasa bersalah telah meninggikan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar daddy || Jaemsung
FanfictionKehidupan jisung menjadi sugar baby sang tuan Na Jaemin "Daddy, jie mau mansion baru" "Nanti beli, tinggal pilih, sekarang aku mau jatah, udah berapa hari ini, baby" "Ishh iya, nih jie buka baju, mau nenen? Atau langsung ngewe?" Mengenai Jisung yan...