Y/OUR BABY
01•🍫•
Cuaca malam ini sangat buruk dan tidak terprediksi. Ramalan cuaca di ponselnya mengatakan selama seminggu terakhir akan diserang udara panas sehingga Junjie memilih mengenakan pakaian berbahan tipis. Namun siapa sangka setelah matahari terbenam, angin dingin mulai berhembus dan hujan turun begitu deras.
"Ikut denganku saja, Junjie. Ini sudah malam dan cuacanya sangat buruk, itu berbahaya bagi Omega sepertimu jika pulang menggunakan bus."
Xiao Zhan di sisinya terus merengek dengan tubuh besarnya, meminta Junjie agar ikut pulang bersamanya dan tawarannya langsung ditolak mentah-mentah saat itu juga. "Apartemenku tidak searah dengan kalian. Pergilah Ge, aku prihatin dengan Yibo yang terus menunggumu sejak tadi," ucap Junjie lembut setelah melihat kekasih sahabatnya yang sudah menunggu di mobil.
"Benar tidak apa-apa?"
"Tentu saja. Bus sebentar lagi akan tiba, aku pergi dulu." Lambaian tangan yang diberikan Junjie sebelum berlari menuju halte pada akhirnya membuat Xiao Zhan menyerah dan masuk ke dalam mobil kekasihnya. Kelas mata kuliahnya hari ini diundur sehingga selesai lebih lama berujung pada mahasiswa kelasnya terpaksa pulang saat malam. Junjie yang seorang Omega Dominan tentu menjadi sasaran empuk untuk menjadi mangsa para penjahat, namun setidaknya pria itu sempat mempelajari ilmu bela diri.
Langkahnya berhenti di halte karena bus belum tiba. Junjie memutuskan untuk duduk di kursi tunggu sambil mendengarkan musik melalui headphone miliknya. Musik yang begitu menenangkan membuat tubuhnya merasa jauh lebih rileks namun itu hanya terjadi sebentar karena indra pendengarannya yang begitu tajam telah menangkap suara isak tangis anak kecil.
Mata indahnya bergerak memperhatikan sekitar dan menemukan sesuatu yang ganjal di sudut halte. Sebuah kardus yang hampir basah karena terkena percikan air hujan. Buru-buru Junjie mendekati kardus itu dan detik berikutnya ia berteriak karena terkejut melihat isinya.
Seorang bayi laki-laki. Bayi yang setidaknya baru berusia sekitar 8 bulan, sedang menangis di dalam kardus karena kedinginan. Bus telah tiba di saat yang bersamaan, tanpa berpikir panjang Junjie mengambil tubuh bayi itu ke dalam pelukannya, menyelimuti tubuh kecil itu dengan jaket yang diberikan oleh Xiao Zhan untuk ia kenakan karena angin malam begitu dingin.
Setelah beberapa saat bus berhenti di halte depan apartemennya, dengan langkah yang cepat Junjie segera masuk kedalam lift hingga harus menerobos hujan. Ia bergerak dengan gelisah sembari menunggu pintu lift terbuka. Matanya berulang kali merunduk untuk memastikan buntalan nyawa dalam pelukannya masih tetap bernafas dengan benar.
Dia melesat keluar dari lift dengan cepat begitu pintunya terbuka hingga menampakkan lorong apartemen yang begitu sepi karena cuaca yang buruk dan waktu telah menunjukkan pukul 9 malam. Begitu pintu kamarnya terlihat, Junjie buru-buru merogoh sakunya untuk mencari kunci namun hasilnya nihil.
Wajahnya memucat seketika. Sial, saku kemejanya berlubang! Dan kuncinya tidak ada disana. Bayi dalam pelukannya menggeliat tak nyaman barangkali karena merasakan hawa dingin yang menusuk bersamaan dengan malam yang semakin gelap. Junjie kesulitan berpikir jernih hingga sudut matanya menangkap pintu apartemen yang dihuni oleh musuh abadinya, Zhiguang.
"Guang! Tolong buka pintunya!"
Junjie mengetuk permukaan pintu berulang kali hingga terbuka. "Ada apa? Apa terjadi sesuatu padamu?" Zhiguang dari dalam kamarnya terlihat begitu khawatir, kedua tangannya memegangi sisi tubuh Junjie yang gemetar dan basah karena hujan.
Sang Omega tidak lagi peduli pada dirinya, dia melenggang masuk tanpa izin dan meletakkan buntalan yang sejak tadi dipeluk tepat di atas sofa yang sangat empuk. "Tolong siapkan air hangat dan pakaian tebal! Cepat!" perintahnya mutlak. Feromon Junjie menguar dengan aroma yang tercium begitu gelisah dan khawatir hingga Zhiguang tidak berani mempertanyakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y/OUR BABY [GuangJie]
Teen FictionSejauh apapun mereka menghindar, jika dunia telah mengukir garis takdir untuk bertemu, maka keduanya akan tetap dipertemukan. Namun jalan setelah pertemuan itu dilakukan nyatanya ditulis oleh mereka sendiri. Jadi bagaimana Zhiguang dan Junjie-yang...