Typo tandain🙏
HAPPY READING...!!!Dengan terpaksa Shani mengiyakan permintaan Imel dan bersedia untuk menemui Anrez.
Diruang tamu Keenan dan Anrez tengah asik mengobrol entah apa yang mereka perbincangkan mereka tampak serius."Kak sini." Panggil Keenan pada Shani. Imel mendahului Shani, dia tau Shani terpaksa melakukannya. Imel duduk di samping Keenan sementara Shani duduk di sofa terpisah.
Anrez hanya menampilkan senyumannya pada Shani, tapi Shani sama sekali tidak menggubrisnya. Shani terus menampilkan muka datarnya."Ko duduknya disitu?" Tanya Keenan pada Shani.
"Ya terus dimana?" Shani balik bertanya.
"Disamping Anrez dong kak. Masa jauh-jauhan gitu." Ucap Keenan.
"Disini aja pah, lagian sempit." Singkat Shani. Rasanya dia ingin pergi dari tempat itu sekarang juga.
"KAK!" Panggil Keenan lagi kali ini dengan suara yang sedikit meninggi pada Shani.
Shani pun terkejut, dia tidak habis pikir apa yang papanya itu lakukan dan apa tujuan dari ini semua. Sampai papanya sendiri tidak lagi mengerti akan perasaan anaknya sendiri. Dia lebih mengutamakan orang lain daripada Shani."Pah," tegur Imel, sambil menggelengkan kepalanya. Keenan sama sekali tidak memperdulikan teguran Imel padanya.
"Duduk di samping Anrez!!!" Titah Keenan. Dengan terpaksa Shani bangkit dari duduknya dan berpindah ke samping Anrez.
"Shan?" Ucap Anrez seraya tersenyum pada Shani.
Shani masih tetap dengan wajah datarnya berusaha menahan rasa tidak nyamannya disana."Nah gitu dong, papa seneng kalo liat kalian kaya gini." Ucap Keenan. Imel terus memperhatikan Shani, dia pun ingin menolong Shani tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Shani dan Imel hanya saling bertatapan saja, Imel mengerjapkan pelan matanya sekilas pada Shani mengkode agar anaknya itu tetap tenang dan semuanya akan baik-baik saja.
"Iya Om." Ucap Anrez.
"Jadi gimana kamu mau bawa Shani kemana?"tanya Keenan.
"Maksud papa apa?" Tanya Shani.
"Tenang dulu Shan, aku cuman mau ngajak kamu ketemu sama orang tua aku. Mereka mau kita makan malam bersama." Jelas Anrez. Shani terkejut, sebelumnya dia tidak diberitahu oleh Imel maksud kedatangan Anrez menemuinya. Jujur Shani tidak pernah siap jika harus bertemu dengan orang tua Anrez, bahkan dia tidak pernah bertemu sebelumnya. Pada dasarnya memang ini semua hanya keinginan para orang tua saja Shani tidak pernah dilibatkan.
"Ya udah kamu siap-siap gih!" Titah Keenan.
"Tapi pah..."
"Gak ada tapi-tapian. Udah sana buruan pake baju yang bagus kalo perlu kamu ke salon dulu supaya makin cantik." Ucap Keenan.
Shani berlalu ke kamarnya, disusul oleh Imel.
"Mam..."
"Mama mohon." Singkat Imel, sambil menyentuh pipi Shani. Tampak kesedihan dan penolakan dari sorot mata Shani. Itu membuat hati Imel sangat tersiksa, andai saja dia bisa menolong Shani untuk keluar dari masalah ini pasti dia sudah lakukan sejak Keenan berencana untuk menjodohkan Shani dan Anrez.
Tak lama Shani selesai bersiap hanya memakai dress hitam polos yang sering dia gunakan dan menggerai rambutnya. Pikir Shani yang penting dia nyaman saja, toh ini bukan acara yang besar hanya makan malam biasa.SKIP
Shani dan Anrez sudah berada dimobil, hanya keheningan yang mereka ciptakan. Itu sudah biasa diantara mereka lagi pula apa yang akan mereka perbincangkan. Shani hanya fokus pada ponsel yang ada ditangannya, dan membuka galeri foto yang terdapat banyak foto Chika. Anak itu sungguh merubah hidup Shani, dengan hadirnya Chika Shani merasa dirinya lebih kuat, lebih berani untuk mengutarakan apapun perasaan yang sebelumnya dia selalu pendam. Sementara Anrez terus fokus pada jalanan yang ada dihadapannya tanpa ingin mengajak bicara Shani. Bukankah seorang laki-laki harus bisa mengambil hati perempuan terlebih dahulu jika memang dia benar-benar serius padanya? Tapi mau bagaimana pun usaha yang Anrez lakukan untuk Shani, Shani tidak akan pernah menerima itu semua karena memang tidak ada rasa apapun yang harus menjadi timbal balik Shani pada Anrez.